Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
SENJA Ke-50
Suka
Favorit
Bagikan
15. BABAK 15

44.INT. KAMAR GLADIS — MORNING

Gladis baru saja bangun. Dia buru-buru memeriksa penselnya.

GLADIS
Kenapa dia tidak menelepon balik?

Gladis menelepon Daren lagi namun tidak diangkat. Gladis lalu menulis pesan pada Daren.

GLADIS (V.O)
Lo kemana? Semalam gue nungguin lo, bukankah kita janji buat ketemu?


CUT TO:

45.INT. KAMAR DAREN — MORNING

Daren duduk di lantai kamarnya sambil bersandar ke ranjang. Tangan kirinya memegang sebotol bir. Sementara itu di lantai, tepat di hadapannya layar ponselnya terus menyala. Ada panggilan dari Gladis. Daren menatap ponselnya, lalu meneguk bir dari tangannya. Tak lama pesan dari Gladis masuk. Daren mengambil ponselnya dan membaca pesan dari Gladis. Lalu meletakkan kembali ponsel itu ke lantai.

DAREN
Maafin gue, Dis. Gue nggak tahu harus gimana sekarang. Sebaiknya lo nggak usah hubungin gue dulu.

Daren melemparkan botol minuman ke dinding. Dan pecahan kaca pun berserakan ke lantai.

DAREN
Kenapa papa punya rahasia sebesar ini, Pa? Haa! (berteriak lalu meraung)

Sementara itu dari luar terdengar suara Oma memanggil.

OMA DAREN (V.O)
Daren, kamu nggak kenapa-napa, Nak? Itu barusan suara apa? Daren, buka pintunya! Kamu nggak berangkat ke kampus?

Daren diam tanpa menjawab Omanya. Pandangannya jauh ke luar jendela. Bayangan Gladis hadir di matanya. Senyum Gladis dan masa-masa bersamanya. Dia lalu mengambil ponselnya dan menatap foto-foto Gladis yang dia jepret diam-diam.


CUT TO:

46.INT. AULA TEATER KAMPUS — DAY

Gladis dan Rara duduk di atas pentas. Rara berusaha menghibur Gladis.

RARA
Lo kenapa dari tadi murung terus? Bukannya seneng teater kita sukses, lo malah kayak gini. Daren juga kemana deh, kok nggak keliatan dari tadi?
GLADIS
Dia juga nggak angkat telepon gue, terus tadi dia tiba-tiba ngirim pesan ke gue buat nggak hubungin dia.(menatap layar ponselnya)
RARA
Ada apa sih antara lo dan Daren?
GLADIS
Semalam sebenarnya gue janji sama dia buat ketemu karena gue mau ngasih tahu jawaban gue...
RARA
Jawaban? Daren nembak lo?
GLADIS
(mengangguk lemas) Tapi dia ngilang kayak gini. Apa gue ada salah ya?

Tiba-tiba Adam nongol.

RARA
Eh, Dam, lo liat Daren nggak?
ADAM
(menggeleng)Kayaknya dia nggak ngampus deh! Kenapa emang?
RARA
(melirik ke Gladis yang duduk sambil tertunduk)


CUT TO:

47.EXT / INT. RUMAH DAREN — DAY

Gladis berdiri di depan rumah Daren. Setelah berdiri cukup lama, akhirnya dia memencet bel rumah Daren. Art Daren membukakan pintu lalu mempersilakan Gladis masuk. Gladis duduk di sofa, tak lama art keluar dari kamar Oma dan mendorong kursi roda Oma. Gladis berdiri dan menggantikan art mendorong kursi roda Oma.

OMA DAREN
Oma mau ke taman belakang.
GLADIS
Baik, Oma. (membawa Oma menuju taman belakang)
OMA DAREN
Kalian berdua ada masalah?
GLADIS
Kok Oma tahu? (sambil terus mendorog kursi roda Oma)
OMA DAREN
Daren dari tadi tidak keluar kamar, Oma jadi khawatir.

Mereka sampai di taman belakang dan berhenti di panorama taman. Tak lama art datang membawa minuman dan menaruhnya di atas meja.

OMA DAREN
Hanya dia yang Oma punya, kedua orang tuanya meninggal tahun lalu karena kecelakaan di luar negeri. Oma berharap kamu bisa membahagiakan cucu oma. Paling tidak sebelum Oma pergi, Oma tahu ada seseorang di sisinya, biar Oma tenang.
GLADIS
(memegang tangan Oma)Jangan ngomong gitu Oma, Oma bakal panjang umur dan liat anak-anak Daren nanti.
OMA DAREN'
(membelai rambut Gladis) Sana, kamu coba bujuk dia.

Gladis mengangguk dan pergi meninggalkan Oma Daren.


CUT TO:

48.INT.RUMAH DAREN — DAY

Gladis mengetuk-ngetuk pintu kamar Daren.

GLADIS
Buka pintunya, Dar! Daren!

Tak ada jawaban.

GLADIS
Lo kenapa sih? Telepon gue nggak diangkat, pesan gue nggak dibales. Gue salah apa sama lo? Buka pintunya! (terus mengetuk pintu kamar Daren)
GLADIS
(mulai nangis) Seenggaknya kasih gue penjelasan, kenapa lo jadi kayak gini sama gue! Jangan bikin gue khawatir kayak gini!

Tiba-tiba pintu kamar Daren terbuka. Daren keluar dengan tampak kusut dan rambut yang acak-acakan. Gladis kaget melihat Daren seperti itu. Dia memegang wajah Daren.

GLADIS
Lo kenapa?
DAREN
Dis, kayaknya kita nggak usah ketemu dulu, ya! (nada lemas dan melepaskan tangan Gladis dari kedua pipinya)
GLADIS
Kenapa, gue ada salah?
DAREN
(menggeleng)
GLADIS
Ya trus kenapa lo kayak gini?
DAREN
Gue bilang kita nggak usah ketemu! Mending lo pergi dari sini! (nada tinggi, lalu masuk lagi ke kamar sambil membanting pintu)

Gladis kaget dan syok. Dia pergi sambil menangis. Gladis keluar dari rumah Daren dengan kecewa.

INSERT : Daren mengintip Gladis pergi dari jendela kamarnya sambil menahan tangis.


CUT TO:

49.INT. RUMAH GLADIS/KAMAR GLADIS — AFTERNOON

Gladis masuk ke rumahnya dengan lemas dan mata merah sehabis nangis. Dia mendapati ibunya sedang memakaikan masker ke wajahnya di ruang tamu. Sukma melihat Gladis masuk. Gladis langsung masuk ke kamarnya dan membanting pintu. Sukma sampai kaget.

Gladis menangis di kasur sambil menelungkup ke kasur. Sukma masuk ke kamar. Dia mendekati Gladis dan mengusap-ngusap rambut Sukma. Tangis Gladis makin menjadi.

SFX : Terdengar suara pintuk rumah diketuk.

Sukma keluar dari kamar Gladis dan membuka pintu. Ternyata Rara datang.

RARA
Gladisnya mana, Bu?

Sukma menoleh ke kamar Gladis. Rara masuk dan menemui Gladis. Rara kaget mendapati Gladis sedang menangis. Rara mendekatinya dan duduk di kasur Gladis.

RARA
Lo kenapa? Bikin cemas aja, nangis-nangis di telepon, ditanya kenapa malah dimatiin teleponnya. Lo kenapa sih.
GLADIS
(duduk menghadap Rara) Tadi gue ke rumah Daren, tapi dia ngusir gue! (sambil nangis)
RARA
Ya ampun..(memeluk Gladis) Tapi kenapa dia ngelakuin itu?
GLADIS
Gue nggak tahu, dia bilang nggak mau ketemu gue. (terisak di pelukan Rara)


CUT TO:











Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar