Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
17.EXT. RUMAH LARAS — DAY
Laras, teman sekolah sekaligus sahabat dekat Sukma, sedang menata jemuran ikannya di halaman rumah. Gladis melihatnya dari kejauhan dan langsung mengajak Adam dan Rara ke sana.
Laras mengalihkan pandangannya pada Gladis, menatap Gladis sejenak sambil mengernyitkan dahi.
Adam dan Rara bersalaman dengan bu Laras. Bu Laras mengajak mereka duduk ke teras rumahnya. Setelah mereka duduk, bu Laras masuk ke rumahnya.
Rara menyenggol kaki Adam dan mengodenya untuk diam.
Bu Laras keluar dari rumahnya sambil membawa minuman dan meletakkan di atas meja. Dia lalu ikut duduk,
Gladis, Rara dan Adam langsung meneguk es teh di hadapan mereka.
Laras menghela napas panjang dan tatapannya jauh ke pantai. Gladis menunggu Bu Laras bicara, pun Adam dan Rara,
Deg, hati Gladis bergetar mendengarnya. Adam dan Rara ikutan kaget, mereka menatap Gladis yang tertunduk.
INSERT : Sebuah mobil pick up kecil hitam berhenti tepat di depan rumah Laras. Seorang laki-laki seumuran bu Laras keluar dari mobil itu.
Laras terkejut melihat Bahri datang. Dia menatap Gladis dan Bahri bergantian. Bahri berjalan mendekat.
Gladis tersontak mendengar suara Bahri. Dia memalingkan wajahnya dan melihat ke Bahri, Bahri juga melihatnya. Raut muka Bahri berubah.
CUT TO:
18.EXT. RUMAH LARAS — DAY
Gladis dan Bahri duduk berdua berhadapan di teras rumah Laras. Bahri terus memandangi raut masam Gladis, sementara Gladis melayangkan pandangannya ke pantai.
INSERT : Adam dan Rara mengintip dari dalam rumah Laras.
Bahri berkali-kali menghela napas dan meremas-remas kedua jemari tangannya. Dia memberanikan diri bicara duluan.
Gladis lalu pergi sambil berlari. Bahri hanya bisa menatap kepergian Gladis. Adam dan Rara pamitan sama bu Laras dan mengejar Gladis.
CUT TO:
19.EXT. PANTAI — DAY
Daren sedang berdiri di pantai. Tak jauh dari tempatnya, dia melihat Gladis berjalan sendirian sambil menundukkan kepala. Dia berlari kecil menghampiri Galdis.
Menyadari Daren di hadapannya, Gladis buru-buru menghapus air matanya.
Gladis menangis dalam pelukan Daren. Tangannya lalu merangkul Daren. Daren bener-bener diam kali ini dan merasakan kalau Gladis beneran lagi sedih.
INSERT : Rara dan Adam melihat adegan romantis itu dari jauh. Rara terlihat seneng. Sementara Adam menatap Gladis dan Adam dengan ekspresi datar.
CUT TO:
20.EXT. RUMAH GLADIS — NIGHT
Mobil Daren berhenti di depan rumah Gladis. Sebelum turun, Gladis mewanti-wanti semuanya.
Adam dan Rara menganggukkan kepalanya. Sementara Daren penasaran.
Gladis dan Rara juga ikut turun. Adam dan Rara langsung mengambil motor mereka dan pamitan sama Gladis. Daren yang masih penasaran turun dari mobil dan menghampiri Gladis,
Tiba-tiba keduanya canggung. Daren mengangguk, lalu pergi. Gladis masuk ke dalam rumahnya setelah mobil Daren pergi.
CUT TO:
21.INT/EXT. KAMAR GLADIS — NIGHT
Gladis masuk ke rumahnya lalu mendekati kamar ibunya. Dia membuka pintu kamar ibunya pelan-pelan. Sukma terlihat sedang tertidur pulas. Gladis menutup kembali pintu kamar ibunya dan lekas masuk ke kamarnya. Dia melepas tasnya, lalu membantingkan tubuhnya ke kasur. Matanya menatap langit kamar. Dia terbayang saat Daren memeluknya.
Tiba-tiba hp di saku celananya bergetar. Dia mengeluarkan hp dari saku celananya dan kaget ada pesan dari Daren. Dia membukanya.
Gladis merona dan senyum-senyum membaca pesan Daren sambil berguling-guling di kasur.
CUT TO:
22.INT. KAMAR DAREN / GLADIS — NIGHT
Daren sedang duduk di kasurnya. Handphonenya dia taruh di sebelahnya. Di tangannya terlihat buku diary papanya yang dibacanya sedari tadi. Kadang Daren tertawa kecil saat membacanya. Tiba-tiba notif handphonenya berbunyi. Pesan dari Gladis.
Daren tersenyum membaca pesan Gladis. Dia menaruh diary papanya di kasur dan menelpon Gladis.
SPLIT SCREEN :
Gladis kaget mendengar nada dering hp-nya, dan lebih kaget lagi saat menatap layar hpnya bahwa Daren yang nelpon. Dia berdehem sedikit, lalu menjawab panggilan Daren.
Daren menatap layar ponselnya sambil bengong setelah Gladis memutuskan panggilan. Dia meletakkan kembali ponsel itu ke kasur dan mengambil kembali buku diary papanya dan membaca. Dia hampir sampai ke halaman terakhir, bagian di mana papanya menembak wanita yang dicintainya.
BCU : Halaman diary yang dibaca Daren. Di sana tertutis : Dia sedang di rumah temannya dan aku menemuinya kesana, saat aku meneriakkan ingin menjadi pacarnya, tiba-tiba ibunya memanggil dia untuk pulang. Aku gagal lagi dan akan mencobanya esok hari. Bersambung...
Daren kesal dan menutup diary papanya.
Daren lalu kepikiran ucapan Omanya kalau diary papanya ada di ruangan kerjanya. Daren keluar kamar dan berjalan menuju ruangan kerja papanya karena penasaran dengan kelanjutan cerita papanya.
CUT TO:
23.INT. RUANG KERJA PAPA DAREN — NIGHT
Daren masuk ke ruangan kerja papanya dan mencari-cari diary itu ke semua laci yang ada di meja namun tak ketemu. Daren membuka lemari yang ada di sana. Dia menemukan sebuah brankas besi di dalamnya.
Daren tampak berpikir sejenak, lalu dia menekan tanggal lahir papanya, ternyata salah. Daren berpikir lagi, lalu mencoba tanggal lahir mamanya, juga salah. Tak kehabisan akal, Daren menekan tanggal lahirnya sendiri, ternyata juga salah.
Daren menyerah. Dia hendak menutup lemari, namun tiba-tiba selembar photo usang terjatuh dari dalam lemari. Daren mengambilnya dan melihatnya. Gambar itu terlihat buram, hanya muka papanya yang terlihat jelas, sementara di sisi papanya berdiri seorang perempuan, namun di bagian wajahnya terlihat buram. Daren membalik photo itu dan di sana tertulis sebuah tanggal 10-10-1995.
Dalam brankas itu ada beberapa map dan satu buku diary papanya. Karena panasaran, Daren langsung mengambil buku diary papanya dan menutup kembali brankas itu. Dia duduk di meja kerja papanya dan membaca halaman pertama.
Daren lalu meninggalkan ruangan kerja papanya sambil membawa diarynya ke kamar.
CUT TO: