Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Senja di Teluk Bara (Script)
Suka
Favorit
Bagikan
9. BESTARI

37. INT/EXT. RUANG MAKAN - PEKARANGAN RUMAH – PAGI 

CAST : UTARI, SALIMA, SALIM, AYRIN, BUNG ARKAM, BIBI ISMA

Utari duduk di teras rumah. Ia sedang asyik mendengarkan tembang-tembang Ambon dari Radio. Sementara Salima dan Ayrin sedang membantu Bibi Isma menyiapkan hidangan makan pagi.

AYRIN

Sal, lihat deh. (menunjuk Utari di teras)

SALIMA

(mendekat )

Ada apaan, Rin?

AYRIN

Lihat Mamah mu. Beliau menikmati sekali lagu-lagu Ambon yang diputar. Aku tambah yakin deh Tante Tari makin membaik.

SALIMA

Iya, ya Rin. Aamiin.

Aku jadi penasaran, Mama dengar lagu apaan ya?

AYRIN

Kan udah dibilang lagu Ambon, Sal.

SALIMA

Maksudku genre nya? bukan asalnya, Ayrin? Apa nadanya nge beat,

sendu atau malah melankolis.

AYRIN

Ya ampun, Salima. Dimana-mana kalau orang dengar lagu

apa iya kudu nebak genre nya.

Ada-ada aja kau, Sal.. Sal.

SALIMA

Harus itu Rin. Justru dengan memahami genre music nya,

kita bisa memutar kembali genre yang sama.

Kan jadi penawar, Rin.

AYRIN

Tau ah gelap.

BIBI ISMA

Ini berdua ngapain menguntit disini?

SALIMA

(Kaget) Ehh ada Bibi.

Ini Bi, kita lagi nguping musik yang di dengar Mamah. 

BIBI ISMA

OH Itu. Biasanya sih Ibu Tari suka mendengar semua lagu-lagu Ambon.

Kalau Bibi lihat tadi Ibu sedang meresapi satu lagu kalau gak salah judulnya tentang Pulau Buru Manise.

Emang bagus sih lagunya.

SALIMA

Makasih infonya,Bi. Saya boleh menguping sebentar ya Bi,

nanti lanjut bantuin Bibi nyiapin makanan. Oke Bi !

BIBI ISMA

Iya, (tersenyum)

Suara Utari meninggi kala lagu memasuki bagian Reff.

UTARI

(bernyanyi )

Hari-hari rindu e. Malam-malam mimpi e, inga pulau Buru manise.

Beta ingin pulange kumpul basudara e, makan kasbi, bakar pisang.

La air mata jatuh di pipi kalau inga sampe disini.

Mangapa beta mau buang badang,

jauh disini e. asing e… asing lawing e…

SALIM

(berbisisk)

Ternyata suara Mamah indah juga ya, Kak.

SALIMA

(Kaget) Astaga, Lim. Kirain siapa? Ngagetin aja.

SALIM

Habisnya Kakak dan Kak Ayrin,

kurang kerjaan banget sih disini.

Tuh Bibi Isma sendirian di dapur.

SALIMA

Iya, ini mau kesana bantuin Bibi. Bawel !

Salima dan Ayrin bergegas ke dapur. Mereka menyiapkan makanan bersama Bibi Isma. Semua berkumpul di ruang makan. Berdoa bersama. Dan hidangan siap disantap. 

BUNG ARKAM

Ayo, kita makan. Kalau yang ini makanan khas Maluku.

(menunjuk menu makanan) kalau yang ini makanan ringan

ada roti ampas tarigu, hasida, dan stop pisang

kalau yang ini makanan berat nya kasbi bakar, sagu, ikan bakar - karena disini surganya ikan dan yang ini sambal colo-colo.

Silahkan kalau mau coba!

Kalau yang ini ya Kakak Nona dan Nyong su pasti tahu, Roti sisir, selai kacang, nasi goreng dan bubur ayam. 

Setelah makan pagi, aktivitas berlanjut dengan melakukan social gardening di pekarangan rumah. Pekarangan luas itu akhirnya ditanami beberapa tanam hias dan persemaian cengkeh dan Pala. Beberapa kerabat berdatangan, ikut menanam. Utari sangat senang ikut terlibat menanam. Setelah sekian lama tak berkebun.

 

        CUT TO:

   DISSOLVE TO:

 

38.    EXT. TERAS RUMAH – PANTAI – SORE

CAST : SALIMA, UTARI, SALIM, BESSAN, BUNG ARKAM, AYRIN,AKSA, BUNG LUCKY

Utari duduk diteras rumah sembari menikmati tanaman hias dan persemaian cengkeh dan pala yang telah memenuhi pekarangan. Sesekali memandang ke langit. Suasana haru muncul saat di depannya berdiri kedua anaknya. Seperti mengenang kembali masa-masa pertemuan mereka. Tari akhirnya mau mengajak anak-anaknya melihat senja di teluk.

UTARI

Langit ini ( menangis)

Aku seperti kembali ke tahun dimana…

SALIMA

(memegang bahu Utari) Mah,

Ternyata Mama disini.

Kirain lagi jalan-jalan sore sama Buyung dan Bibi Isma.

SALIM

Iya, Mah. Tadi aku dan kakak keliling loh nyariin Mamah.

Eh tau nya Mama duduk di teras.

UTARI

Tadinya, Mama mau ikut jalan bareng Buyung

dan Bibi Isma tapi gak jadi.

SALIM

Ya, udah kita temanin Mama disini ya. Gimana?

UTARI

Gak usah.

SALIMA

Hmmm Mamah pengen sendiri ya.

Ya udah kalau gitu, aku dan Salim masuk ke dalam ya.

UTARI

Maksud Mama jangan temanin disini.

Tapi ke suatu tempat.

Mau dengar kisah bersejarah dari Senja di teluk?

SALIMA

Kemana Mah? Mau banget Mah,

aku masih ingat kisah dibalik senja. (tersenyum)

UTARI

Jalan yuk. (berdiri) Gak jauh kok dari rumah.

SALIM

Ayo, Mah. Aku dan Kakak gandeng tangan Mama ya.

Utari membalas senyum.

 

Mereka berjalan hingga ke bibir pantai. Menikmati senja bersama. Hingga akhirnya sampai di sebuah gazebo dekat pantai. Tari memberanikan diri untuk menceritakan alasan mengapa senja menjadi hal paling bersejarah baginya.

SALIMA

Mah, ini indah sekali.

Dek, lihat deh. Langit nya seperti di lukis ya, burung-burung itu dan Langit senja nya. Masya Allah indah sekali Mah.

SALIM

Iya , Kak.

ternyata benar apa yang pernah dikisahkan Mama dulu, ya Kak.

Sekarang aku melihat langsung.

Aku terpana melihat indahnya ciptaan Sang Maha Kuasa.

Tapi bukan hanya itu, aku juga lihat Mama mulai pulih kok.

Rasa cemas Mama perlahan berkurang.

Mungkin karena kita kesini juga kan.

 

Salima dan Utari berbalas senyum lalu berpelukan bersama Salim. Utari mengajak Salima dan Salim duduk di gazebo dekat Pantai.

UTARI

Duduk sini Nak.

(mengela napas) karena anak-anak Mama sudah besar.

Dan sudah sangat mengerti kondisi Mama.

Mungkin saatnya Mama harus menceritakan kisah senja yang sebenarnya.

Juga alasan terbesar yang Mama pilih selama ini.

SALIMA

Kisah yang sebenarnya?

Alasan terbesar? Maksud Mama?

UTARI

Sini, mendekatlah Nak. (mengulurkan tangan)

 

Salim dan Salima duduk berdekatan dengan Utari.

UTARI

Mama banyak sekali bercerita tentang kisah senja

terhadap anak-anak Mama.

Betapa berartinya senja di teluk ini bagi Mama.

Satu diantaranya adalah Mama akhirnya bertemu dengan Papa.

Saat program island tour yang diadakan oleh kampus.

Dan lokasinya persis di desa ini.

Sejak pertemuan itu, kami semakin bertemu dalam kegiatan yang sama.

Karena seringnya pertemuan itu, Papa memberanikan diri untuk meminang Mama. (tersenyum) (menghela napas )

Setelah itu …. ( sedih ) (terdiam )

SALIMA

Setelah itu apa Mah?

Salima dan Salim saling melirik.

SALIM

Iya, Mah. Setelah itu apa yang terjadi ?

Utari melihat ke arah anak-anaknya lalu melanjutkan ceritanya.

UTARI

Setalah itu, Mama dan Papa mengalami kecelakaan hebat saat perjalanan pulang merayakan usia pernikahan kami yang sudah memasuki satu tahun.

Mama harus kehilangan anak dalam kandungan Mama.

Mama sangat terpukul karena tidak hanya kehilangan Bayi

tapi rahim nya Mama juga terpaksa diangkat akibat kecelakaan itu. (menangis )

 

Salima dan Salim kaget mendengar cerita itu. Mereka terdiam dan mulai menerka-nerka tentang asal usul mereka.

SALIMA (V.O )

Kalau begitu, Aku dan Salim…… ( melirik ke arah Salim )

Kami berdua bukan anak Mama dan Papa. (kaget) 

SALIM ( V.O )

Kalau Rahim nya Mamah diangkat berarti,

Aku dan Kak Salima bukan anak kandung Mama dan Papa.

Ya Allah ! (menangis)

Utari melanjutkan ceritanya lagi.

UTARI

Tapi untungnya Allah mengirimkan hadiah

dan rahmat nya di Senja berikutnya.

Saat perjalanan pulang, kami sempat melewati jembatan desa,

lalu kami mendengar ada yang menjerit minta tolong.

Mama dan Papa akhirnya mendekati suara itu.

kami mendapati seorang ibu hamil yang sedang terjebak segera melahirkan. Mama membantu persalinan sementara Papa mencari pertolongan diluar. Sayangnya Ibu kalian tak tertolong. (menangis)

SALIMA (V.O)

Ya Allah ternyata benar, (kaget)

aku dan Salim bukan anak kandung Mama dan Papa.

UTARI

Ibu kalian meninggal sesaat setelah kalian dilahirkan.

Sementara Ayah kalian sudah meninggal lebih dulu. 

Akhirnya Mama dan Papa memutuskan untuk membesarkan kalian berdua.

BESTARI di nama belakang kalian adalah gabungan nama Papa dan Mama. Seperti itu pula harapan kami setelah kalian tumbuh besar,

kalian menjadi anak-anak berpengetahuan luas dan baik budi pekertinya. (menangis) dan karena ketidaksempurnaan Mama,

Mama harus memilih untuk ikhlas atas semua perlakuan Papa

termasuk memilih wanita lain. (Menangis ) (menoleh)

Pernyataan Utari telah mengubah suasana menjadi sendu. Salima dan Salim tak kuasa menahan tangis mendengarnya. Mereka memeluk erat Utari.

SALIMA

Mah, udah ya.(menghapus air mata Utari) 

Jangan dilanjutkan lagi ya.

Kakak dan Lim senang sudah dirawat dan dibesarkan oleh Mama dan Papa. Apapun alasan dan pilihan Mama,

Kakak akan selalu mendukung.

Kakak sayang Mamah ( memeluk) (menangis)

SALIM

Lim juga Mah.

Lim sayang banget sama Mamah.

Makasih ya Mah selalu ada buat Lim dan Kakak.

(memeluk) (menangis)

Semoga ada senja pembawa harapan baru.

Senja yang tidak membuat Mama sedih lagi.

Tiba-tiba ada suara yang menyahut dari belakang.

BESSAN

Senja itu masih disini.

Untuk Mamah, Kakak dan Adik.

( berdiri ) (mengulurkan tangan)

UTARI

Papah (menangis )

Papa kok bisa disini?

BESSAN

Ceritanya panjang Mah.

Yang jelas Papa sudah terbukti tidak bersalah.

Dalang nya sudah ditangkap dan Papa akhirnya bebas. Semua juga berkat usaha Aksa untuk membuktikan semuanya.

Sekarang Papa sudah kembali untuk istri dan anak-anak Papa.

Maafkan Papa ya Nak (mencium salima dan salim)

Maafkan Papa juga ya Mah. ( memohon ) ( berlutut)

UTARI

Udah, Pah. Mama sudah memaafkan semua kesalahan Papa.

(memeluk)

 

Bessan memeluk Utari, Salima dan Salim. Bessan mengakui semua kesalahannya lalu meminta Utari untuk memulai kehidupan mereka bersama anak-anaknya.

Dari kejauhan, Ayrin, Aksa, Bung Lucky dan Bung Arkam melempar senyum bangga melihat keluarga ini menyatu kembali.

 

BUNG ARKAM

Terima kasih banyak Aksa sudah bantu Pak Bess.

(memegang pundak Aksa)

AKSA

(mengangguk) iya, sama-sama Bung.

Lagipula ini sudah jadi tanggung jawab saya Bung.

Selain itu, beliau juga sudah banyak bantu saya, Bung.

Makanya saya janji ke Bu Tari akan berjuang membebaskan Pak Bes.

Dan akhirnya janji itu terwujud.

Saya ikut terharu melihat kondisi

keluarga Pak Bess sudah kembali bersatu.

BUNG LUCKY

(tersenyum bangga) (menggunakan dialek Ambon)

Aksa, se memang laki-laki bertanggung jawab,

se mau berjuang par se pung Boss. Ale luar biasa, Aksa.

AKSA

Iya, Bung. Sama-sama. (tersenyum) (menoleh ke arah Bung Lucky)

Justru saya yang harus berterima kasih kepada Bung Lucky dan Bung Arkam sudah ikut membantu saya dalam keberangkatan saya dan Pak Bes ke Bara.  

BUNG ARKAM

Sebenarnya yang harus banyak dikasih terima kasih adalah

nona disebelah Bung Lucky

( menunjuk Ayrin) (tersenyum)

Karena dengan bantuan Ayrin, Salima dan Salim bisa ke sini

dan karena Ayrin juga ide social gardening berjalan bagus.

Bung benar-benar bangga sama Ayrin,

terima kasih banyak e Nona sudah mau bantu Salima.

Ayrin cerminan sahabat sejatinya Salima.

AYRIN

Ah, Bung Arkam memuji nya tinggi sekali ya,

nanti besar kepala saya. (tersenyum)

Saya juga sudah anggap keluarga Bestari kayak keluarga saya sendiri, Bung. Bahkan Pak Bes lah sudah membantu saya saat biaya kuliah saya nunggak. Salima juga banyak membantu saya, jadi apa yang saya lakukan tidak ada apa-apanya dibanding bantuan yang telah keluarga ini berikan pada saya. (menangis)

AKSA

Ternyata mereka memang keluarga terbaik ya.

Kita doakan semoga tetap saling menyatu seperti ini selamanya.

Oh iya, saya ucapkan terima kasih ya Ayrin sudah ikut membantu.

Kamu memang pantas dijadikan sebagai sahabat terbaik nya Salima. (tersenyum) (menoleh ke arah Ayrin)

Sahabat yang selalu ada baik susah maupun duka.

Bukan datang hanya saat senang ketika susah ditinggalkan.

AYRIN

Sama-sama Mas. (tersenyum)

BUNG LUCKY

(tersenyum) (menoleh ke arah Ayrin dan Aksa)

Bung Arkam, kayaknya beta lia

dong dua Aksa dan Ayrin ini pantas dijodohkan,

ka bagaimana?

BUNG ARKAM

(tertawa) (tersenyum)

Bung Lucky ini kalau urusan perjodohan memang bukan kaleng-kaleng.

Tau gak kalian bisa jadi benar loh, hati-hati ya kalian ikut berjodoh di teluk Bara, Ayrin dan Aksa. (menoleh ke arah Aksa dan Ayrin)

tapi apa yang Bung Lucky bilang ada benar nya juga.

Kalian berdua itu cocok.

yang satu cantik dan satunya ganteng.

 

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar