Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
ACT 2 :
11. EXT/INT. PEKARANGAN RUMAH – RUANG MAKAN – SORE HARI
CAST : UTARI, SALIMA, PAK POS, BIBI
Utari membersihkan beberapa koleksi bunga dan tanaman hias lainnya di pekarangan rumah. Memotong daun-daun kering dan menyirami tanaman-tanaman. Suasana sore semakin indah, saat surat panggilan kerja dari salah satu Brand Hijab ternama di Jakarta singgah di kediaman keluarga Bestari.
PAK POS
Selamat sore, Ibu. Apa benar ini rumahnya Salima Putri Bestari ?
(melihat alamat surat)
UTARI
Sore Pak. (melihat ke arah pagar ) (menghampiri)
Iya, Benar Pak. Itu putri saya.
PAK POS
Ada Paket Bu. Silahkan tanda tangan dulu ya Bu.
Di sini (menyodorkan lembar tanda terima)
UTARI
(tanda tangan) (Memegang surat)
Baik, Pak
( Membaca nama pengirim surat) PT. T-HIJAB INDONESIA
SALIMA
( Memeluk )
Mamaaaaa !!
UTARI
( Kaget )
Hey anak manis, duh ngagetin aja. ( mengelus kepala Salima)
Nih ada paket untuk anak Mama ( menyerahkan paket surat )
SALIMA
Wow, akhirnya dikirim juga ya.
Hmm kira-kira aku lulus gak ya Mah ? ( memegang)
T-Hijab adalah perusahaan ke-10 yang aku lamar Mah. (cemberut)
doain ya semoga hasilnya ngak mengecewakan ya Mah.
UTARI
(tersenyum)
Gak apa-apa, Nak. Yang penting anak Mama sudah mau berjuang.
Kakak hebat, mau membuktikan janjinya ya.
Kalau sudah lulus mau nyoba ngelamar kerja di luar bukan di tempat kerja nya Papa.
Mama ikut bangga sama Kakak. ( memegang tangan Salima )
SALIMA
( tersenyum )
Makasih banyak ya Mah. Selalu bikin aku seneng saat kondisi yang belum baik. (sedih)
UTARI
( memeluk ) ( tersenyum )
Duh, anak Mama jangan sedih dong. Ayo semangat ! dibuka suratnya ya.
Jangan lupa baca Bismillah dulu. Apapun hasilnya kita harus terima. Oke !
BIBI
Permisi, Ibu. ( merunduk)
Teh dan kue pukis sudah Bibi siapkan di meja ya Bu. ( menunjuk )
Silahkan diminum dulu teh nya biar makin semangat. ( mempersilahkan ) ( senyum )
UTARI
Makasih banyak ya Bi. Ayoo Kak, kita nge teh dulu ya.
Biar rileks. Sekalian Kakak bacakan hasilnya ke Mama.
SALIMA
( mengangguk ) ( membaca) (kaget)
Iya, Mah.
Bismillah (membuka amplop surat)
Alhamdulillah ( menangis )
Mah, Salima diterima Mah ( memeluk )
UTARI
( menangis ) ( memeluk )
Alhamdulillah, Nak. Ah kakak hebat. ( mencium kening Salima )
Semoga dengan pekerjaan ini, Kakak bisa terus berkarya luas.
Aamiin ( memeluk )
SALIMA
Aamiin. Terima kasih banyak ya Mah. ( memeluk )
Akhirnya surat ke-10 tidak mengecewakan ya Mah. ( menangis )
UTARI
Alhamdulillah, ini buah dari kesabarannya Kakak.
Tetap semangat ya Kak.
BIBI
Wah, Bibi ikutan terharu nih ( menangis )
Bibi ikut senang Non Salima akhirnya keterima.
Semoga sukses terus ya Non.
SALIMA
Aamiin. Makasih banyak ya Bi. ( tersenyum )
BIBI
Iya, Non. ( tersenyum )
Teh nya diminum dulu Non, Ibu. Biar semakin rileks.
( mempersilahkan )
UTARI
OH Iya, sampai lupa minum teh.
Saking semangat nya kita, Nak. ( melirik ) ( memeluk )
Makasih banyak ya Bi. ( tersenyum )
Utari dan Salima menyeruput teh bersama.
BIBI ( V.O )
( mengangguk ) ( Melihat ke arah Tari dan Salima ) ( tersenyum )
Bu Tari adalah sosok Ibu yang luar biasa.
Wanita hebat yang pernah ku temui.
Banyak masalah dirumah tapi masih sempat-sempatnya menghibur anak-anaknya.
Ibu pasti kuat, Bu. Semoga Allah senantiasa menjaga Ibu, Non Salima dan Den Salim.
Dua kue pukis disantap lahap oleh Salima. Ditambah racikan Teh hangat membuatnya sangat menikmati hidangan sore itu. Tari yang masih duduk di sebelahnya Salima, tak henti-hentinya memandang putrinya. Perasaan bangga bercampur haru biru atas keberhasilan anak sulungnya.
UTARI ( V.O )
Melihatmu senang dan lahap seperti ini sudah bikin Mama bahagia, Nak.
Kakak berhasil keluar dari zona nyaman.
Kakak mau berjuang untuk Salim.
Mama tau tidak mudah menunggu surat kelulusan seperti ini.
Apalagi ini adalah surat ke-10. Mama bangga sama Kakak. (tersenyum)
CUT TO:
INSERT :
12. INT. RUANG KERJA – DAPUR – SIANG
CAST : SALIMA, SALIM, UTARI
INSERT: ( Obrolan antara Salima dan Salim di dengar oleh Tari )
Salima membuka PC, mengecek satu per satu email masuk.
SALIM
( Memegang bahu )
Ngapain Kak ?
SALIMA
( kaget )
Eh kamu, Lim. Ini Kakak sedang mengecek email masuk.
( mengetik ) ( membuka kotak masuk )
SALIM
Email dari siapa, Kak ?
SALIMA
( melirik ) (cemberut)
Dari sejumlah perusahaan. Tapi belum ada balasan satu pun.
SALIM
Kenapa ngak ngelamar di tempat nya Papah, Kak ?
SALIMA
Ehmm , kayaknya kurang seru kalau satu tempat kerja.
Biar makin menantang, kerja nya harus usaha sendiri tanpa privilege.
Sepertinya itu lebih baik. ( tersenyum )
SALIM
( mengangguk ) ( tersenyum )
Iya juga sih. Biar lebih mandiri juga kan ya Kak.
SALIMA
Benar banget. ( lanjut mengetik )
Obrolan mereka di dengar Tari, sang ibu yang sedari tadi memperhatikan dari dapur.
TARI ( V.O )
Mama tahu itu bukan jawaban sebenarnya.
Salima tidak ingin satu pekerjaan bersama orang yang telah mengecewakannya.
Salima, Mama selalu doakan yang terbaik untuk mu dan Salim.
Kalian anak-anak yang luar biasa. Kalian berhak bahagia dengan jalan kalian masing-masing.
CUT TO:
FADE OUT:
13. INT. RUMAH – RUANG MAKAN – MALAM
CAST : UTARI, BESSAN ILYAS, SALIMA, SALIM, BIBI
Utari dan Bibi menghidangkan makan malam. Menu makanan malam ini lebih banyak dari biasanya. Menu spesial untuk merayakan diterima Salima di Brand Hijab ternama.
UTARI
Jangan lupa steak spesial nya di taruh di tengah ya Bi.
BIBI
Baik, Bu. ( meletakan steak )
SALIMA
Hmm, aroma nya enak sekali Bi. Bibi emang paling jago masak.
Sebentar, ini makanannya kok banyak sekali Bi ?
BIBI
( menunjuk )
Semua menu ini untuk merayakan keberhasilannya Non.
Yang keterima di Brand Hijab itu Non.
Steak ini buatan Ibu loh. Spesial untuk Non Salima.
SALIMA ( V.O )
( tersenyum )
Mamah emang ngak pernah gagal soal beginian.
Apapun selalu menunjukan yang terbaik untuk anak-anaknya.
Bisa-bisanya Papa beralih pada si jalang itu dibandingkan sosok berlian seperti Mama.
UTARI
( berbisik ) ( tersenyum )
Ngiler ya, Kak ?
SALIMA
( kaget ) (tersenyum)
Ih, Mama. Tau aja kalau aku pecinta steak.
Hmm apalagi lihat masakan Mama seperti ini rasanya segera ku lahap tanpa sisa Mah.
( tertawa )
Makasih ya Mah. ( memeluk )
SALIM
Wow, ada perayaan apa ini ? tumben, Menu nya banyak banget.
UTARI
( tersenyum ) ( melirik ke arah Salima )
Salim bisa tanyakan langsung ke Kak Salima.
SALIM
Wah, Kakak ulang tahun ? kok aku ngak dikasih tau sih ?
SALIMA
( tersenyum )
Bukan, dek.
Tiba-tiba Besan Ilyas masuk ke rumah. Berdiri di depan pintu sembari menenteng tas kantor dan jas nya.
SALIM
OH, atau Mamah yang ulang tahun? ( menunjuk Tari )
Yang pasti bukan aku kan? apalagi Papa hahahaa
Ngak mungkin banget. Di hari ulang tahunnya aja ngak datang.
( mengunyah permen )
SALIMA
( melotot ) ( melirik ke arah Besan Ilyas )
Hush, ( mengedipkan mata ).
SALIM
Lah, emang benar kan, Kak? ya masa aku harus bilang hadir padahal sama sekali ngak hadir.
Ya aku ngak mau jadi pembohong lah.
Kalau ngak bisa datang bilang aja ngak bisa, ngak usah banyak alesan. Toh ini juga rumah nya.
Lama kelamaan berasa ngak punya Papa dirumah.
( mengambil permen lagi )
BESSAN
( batuk )
Ngomong apa, Lim ?
SALIM
( Kaget ) ( menoleh ke belakang )
Eh Papa. Silahkan Pah, menu masakan malam ini spesial untuk Papa
yang waktunya lebih banyak di kantor daripada dirumah.
SALIMA ( V.O )
Duh, Salim. Ngerocos nya ngak tepat waktu lagi.
tuh kan, ekspresi Papa langsung berubah.
Tapi ada benarnya juga sih Salim ngomong seperti itu. Semoga Papa segera sadar.
Salim yang belum menangkap basah Papa sama si jalang itu aja bisa semarah ini.
Apalagi dia tahu sebenarnya dan lihat langsung.
Mungkin kemarahannya akan meledak sejadinya-jadinya.
UTARI
Papa mau ganti baju dulu, apa langsung makan Pah?
Sini tas nya biar Mama taruh diruang kerja nya Papah. ( mengulurkan tangan )
BESSAN
( memberikan tas dan jas )
Langsung makan aja.
UTARI
Ya sudah, Mama siapkan air hangat selesai makan ya.
Papa langsung ke ruang makan ya. Sudah ditunggu anak-anak.
BESSAN
( mengangguk )
Hmmm
Bessan Ilyas duduk diruang makan bersama Salima dan Salim yang masih terdiam. Ia menyadari betul kejadian dikantor saat acara ulang tahunnya membawa luka mendalam untuk istri dan anak-anaknya. Setelah bertemu Komar, sahabatnya, dia menyadari betul, apa yang sudah dia lakukan adalah kesalahan fatal.
CUT TO:
FLASHBACK:
14. EXT. CAFE FLAMBOYAN – SORE HARI
CAST : BESSAN ILYAS, HAJI OMAR, PELAYAN
FLASH BACK : ( Bessan Ilyas bertemu dengan sahabat lamanya Haji Omar )
Bessan ilyas masuk ke café Flamboyan. Haji Omar (45 ) sudah duduk di meja No. 4 . Ada hal penting yang ingin disampaikan Haji Omar terhadap sahabatnya.
HAJI OMAR
Sebelah sini, Bes. ( melambaikan tangan )
Besan ilyas berjalan menuju kursi sahabatnya.
BESSAN
Bagaimana kabar Pak Haji ? sehat ? ( berjabat tangan )
HAJI OMAR
Baik, Alhamdulillah. Kamu sendiri ?
Oh iya, apa kabar anak mu? Hmmmm ( mengingat ) ya, Salima dan Salim ?
BESSAN
Alhamdulillah semuanya sehat.
Kau sekarang makin gagah aja ku lihat. Efek sejahtera nih.
HAJI OMAR
Yakin mereka sehat ? ku dengar kau terlibat skandal gelap ?
Bessan Ilyas tersedak.
BESSAN ( V.O )
( gugup)
Dari mana Omar tahu tentang ini? apa berita ini sudah tersebar luas?
HAJI OMAR
( tersenyum )
Santai, gak usah gugup seperti itu.
Aku tidak akan membantaimu tanpa bukti.
Mari kita pesan minum dulu, biar rileks kalau ngobrol ya.
PELAYAN ! ( mengangkat tangan )
PELAYAN
Ada yang bisa dibantu, Pak?
HAJI OMAR
Saya mau pesan dua es capucinno spesial.
Tolong cepat ya, saya dan teman saya sudah haus.
PELAYAN
Baik, Pak. Sudah saya catat pesanannya.
Ditunggu sebentar ya Pak.
BESSAN
Rupanya masih hafal juga ya kau, minuman kesukaanku.
Tak salah lagi kau digelari otak USB oleh teman-teman. Ingatanmu masih kuat. Memorinya masih tersimpan rapi.
HAJI OMAR
Syukurlah kalau kamu masih suka dengan es cappuccino.
Setidaknya aku masih punya harapan kalau kau masih ingin menjaga seleramu.
Jangan sampai menggantikannya, Bes.
BESSAN
( Bingung )
Maksudnya ? kau menebak aku punya minuman pengganti?
Selain es capucinno ?
PELAYAN
Ini pesananya Pak. Dua es capucinno. Silahkan !
HAJI OMAR
Sepertinya kau belum masuk dalam ranah pembicaraanku.
Mungkin kau masih kurang cairan hahaha ( tertawa keras )
Silahkan diminum dulu!
BESSAN
( tersenyum )
Ada-ada saja kau.
HAJI OMAR
OKE aku langsung pada poin pembicaraanku.
Seperti yang sudah ku omongin di awal.
Aku dengar kau terlibat hubungan gelap dengan salah satu sekretarismu. Apa itu benar?
BESSAN
( tersedak ) ( minum ) ( gugup )
Hmmmm. Tahu dari mana? Apa jangan-jangan kau diberitahu oleh Tari?
HAJI OMAR
Setauku Tari bukan tipe perempuan yang suka mengumbar aib suaminya.
Jadi aku pastikan informasi yang ku dapat bukanlah dari tadi.
Tapi dari Asmara sendiri, sang selingkuhanmu.
BESAN
( Kaget )
Apa ?
HAJI OMAR
Yah, Asmara masih keponakanku,Bes.
Kemarin aku bertemu dengan Ibu nya, lalu dia menceritakan semuanya padaku.
Akhirnya ku temui Asmara dan menanyakan nya secara langsung.
Dia mengakui semuanya. Asmara juga menceritakan hubungan kalian yang sudah berjalan satu tahun.
Lalu cerita itu berlanjut dengan kejadian dipergoki nya kalian berdua oleh Salima dan Tari di saat ulang tahun mu.
Aku ngak habis fikir, Bes ?
apa yang sebenarnya di dalam otakmu ?
kenapa kau tega melakukan itu pada istri dan anak-anakmu.
Kamu memilih selingkuh daripada merawat keluargamu. Kau kenapa Bes ?
BESSAN
Aku mengerti ini sudah keterlaluan.
Kalau boleh jujur aku melakukan ini semua ada alasannya.
HAJI OMAR
Alasan apa ? coba kau ceritakan padaku.
Ya aku sadar diri bahwa kedatanganku memang tak bisa mengubah suasana keluargamu yang baik.
Tapi aku ingin membantu, setidaknya dengan solusi yang ku punya.
Walau sebenarnya, solusi ini bisa jadi boomerang untukmu juga.
BESSAN
Solusi? Boomerang ? apa maksud semua ini ?
HAJI OMAR
Jadi begini Bes. Asmara tidak hanya berselingkuh dengan kamu saja.
Dia juga memiliki hubungan istimewa dengan para mafia kelas kakap.
Jika ada yang memiliki hubungan dengannya, maka operasi tangkap tangan tidak lama lagi menghampiri.
Tak penting sumber ini dari mana, tapi aku sangat berharap kamu segera kembali ke keluargamu dengan utuh.
Segera tinggalkan Asmara.
Sebelum dia terlanjur memberikan hadiah mahal untukmu.
Karena sebenarnya hadiah itu bukan dari nya. Itu hanya jebakan.
FLASH BACK CUT TO :
CUT BACK TO :
15. INT. RUMAH – RUANG MAKAN – MALAM
CAST : UTARI, BESSAN ILYAS, SALIMA, SALIM, BIBI
( Kembali ke suasana makan malam)
UTARI
Kok belum dimakan? Kasihan makanan nya tuh ( menunjuk)
makanan nya nangis hanya dilihatin aja.
Gak dimakan-makan.
Ayo Pah, Salima dan Salim, kita makan bersama yuk.
BESSAN
Ehmm.. Sebelum makan kita berdoa dulu. Berdoa mulai !
Saat doa bersama, Salima dan Tari saling melirik.
Makan malam hari ini terasa berbeda. Ada yang berbeda dengan sikap Besan Ilyas. Semenjak hubungan gelap itu dimulai rasanya sangat sulit menemukan Besan ilyas makan bersama istri dan anak-anaknya seperti ini.
BIBI
Ini Bibi tambahkan bawang goreng kriuk, kesukaan Non Salima. ( menaruh )
SALIMA
( Tersenyum )
Wah terima kasih banyak Bi.
SALIM
Aku juga dong Bi. Disini saja ( menyodorkan piring )
UTARI ( V.O )
(melirik) ( tersenyum)
Alhamdulillah, Allah kabulkan doaku. Malam ini aku masih diberikan kesempatan untuk melihatmu bersama anak-anak.
Kau mau makan bersama kami lagi,Mas. sudah lama aku merindukan momen ini.
Semoga ini berlanjut selamanya. Jangan pergi lagi ya Mas.
Tetaplah bersama kami semua. Disini, dirumah ini.