Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
16. INT/EXT. RUMAH – RUANG MAKAN – PAGI
CAST : UTARI, BESAN ILYAS, BIBI
Bibi menghidangkan menu sarapan pagi.
UTARI
Selamat pagi, Bi.
BIBI
Selamat pagi, Ibu.
UTARI
Anak-anak kok belum ke sini. Pada kemana ?
BIBI ( V.O )
Duh, Bibi mesti jawab apa nih? Tapi ini permintaan dari Non Salima.
Ah Bibi turutin aja deh.
UTARI
Bii, ( menepuk bahu )
Kemana anak-anak ?
BIBI
Itu Bu. Ehh.. ( bingung )
Non Salima dan den Salim sudah berangkat lebih pagi,Bu.
Katanya Non Salima mau datang lebih awal di tempat kerjanya.
Kalau Den Salim ke base camp teman-teman pe basket nya, Bu.
UTARI
OH, gitu. Tumben ndak pamit ya. Ndak biasanya ( menggerutu )
Besan Ilyas berjalan cepat menuju pintu keluar.
UTARI
Loh Mas, apa ngak sarapan dulu? Makanannya sudah disiapkan.
Langkah Besan Ilyas terhenti di depan pintu. Menoleh ke belakang. Dan menuju ruang makan.
BESSAN
Anak-anak kemana? ( memotong roti ) ( makan )
Pada belum bangun ? kok ngak ikut sarapan ?
UTARI ( V.O )
Alhamdulillah Mas. Pagi ini kau sudah menunjukan sikap mu seperti dulu.
Selalu menanyakan anak-anak. Aku senang sekali. ( tersenyum )
BESSAN
Ditanya, malah melamun. ( melirik ) ( memotong roti) ( makan )
UTARI
Maaf Mas. Salima ada keperluan mendadak jadi berangkat lebih awal. Salim juga.
Selesai sarapan, Besan Ilyas pun pamit. Tari menyalami tangan suaminya. Dan mobil itu pun melaju meninggalkan rumah.
CUT TO :
INSERT :
17. INT/EXT. DAPUR – DEPAN RUMAH
CAST : SALIMA, SALIM, UTARI
Salim dan Salima tidak ikut sarapan pagi. Mereka meminta Bibi untuk memberitahu Ibu Tari kalau Salima dan Salim berangkat lebih awal. Mereka mengatur rencana untuk memantau sikap Besan Ilyas terhadap Tari, sang ibu pagi ini. Salima memantau dari arah dapur dibalik lemari. Sementara Salim memantau dari arah depan rumah, tepatnya dibalik pohon akasya.
SALIMA
Pantauan satu, aman. Target menanyakan keadaan anak-anaknya.
Mama tersenyum senang.
( mengetik pesan )
SALIM
Pantauan dua, juga aman terkendali. Target berkenan di salamin.
Lalu melempar senyum. Ibu tersenyum senang. ( membalas pesan )
SALIMA
( voice note ) Sepertinya sikap target sudah ada kemajuan.
Tapi harus dalam pantauan terus-menerus. Jangan lengah !
UTARI
Siapa yang dijadikan target Kak ?
SALIMA (V.O)
( Kaget ) ( Gugup ) ( menoleh )
Yah, katahuan deh.
UTARI
Kakak kenapa berbohong.
Mana ngajak-ngajak Bibi ikutan berbohong lagi.
jelasin ke Mama, apa yang Kakak lakukan sampai bersembunyi dibalik lemari.
Siapa target yang dimaksud?
Salima menunduk. Menyesali perbuatannya.
Salim masuk ke dapur menemui Salima.
SALIM
(menghampiri) Ini salah Adek juga, Mah. Ade yang merencanakan pemantauan ini.
Dan sudah melibatkan Bibi dan Kakak.
UTARI
Pantauan? Siapa yang kalian pantau?
SALIM
Kami memantau gerak gerik Papah, Mah. ( menunduk )
Memastikan sikap Papa yang mulai akhir-akhir ini berubah.
Kami seperti melihat kembali Papa yang dulu. Maafkan kami, Mah. ( mendekap tangan )
UTARI
( mengangguk )
Ya sudah Mama maafin.
Lain kali jangan lakukan hal seperti ini lagi. ngerti ?
SALIM & SALIMA
( Menunduk ) ( mencium tangan )
Iya, Mah. Kami janji tidak akan melakukan ini lagi. Sekali lagi kami minta maaf ya Mah.
UTARI
( mengangguk ) ( tersenyum )
Iya, sini pelukan. ( saling berpelukan )
CUT TO :
DISSOLVE TO:
18. INT. KANTOR – RUANG UTAMA – PAGI
CAST : BESSAN ILYAS, AKSA
Bessan Ilyas memasuki kantor. Di depan sudah disambut Aksa, sang asisten pribadinya.
AKSA
( menunduk ) (tersenyum )
Selamat pagi, Pak.
BESSAN
Selamat pagi ( tersenyum )
Ada informasi apa hari ini ? ( berjalan )
AKSA
Kita ke ruangan nya Bapak saja ya.
Ada hal paling penting dan sangat mendesak yang ingin ku sampaikan pada bapak.
BESSAN
Ya, sudah. Langsung ke ruangan saya.
Silahkan duduk.
Informasi genting apa pagi ini?
AKSA
Jadi begini Pak.
Saya baru saja mendapatkan laporan bahwa ada orang yang sengaja
menjerumuskan Bapak sebagai salah satu kaki tangan para mafia kelas kakap.
Nama bapak berada di daftar 10 orang terduga suap proyek perumahan elit.
BESSAN ( V.O )
Jadi benar yang dibilang Omar.
Para mafia itu mengenal atau bisa jadi bekerja sama dengan Asmara untuk melibatkan ku dalam kasusnya.
Sial !!
AKSA
Tapi Saya sudah mempersiapkan kuasa hukum.
Dan beliau adalah salah satu pengacara ternama yang memenangkan banyak kasus besar.
Saya pastikan untuk semua nya bisa kami atasi, Pak.
BESSAN
Silahkan, Aksa. Lakukan terbaik.
Dan kuak siapa dalang dibalik keterlbatan nama saya.
AKSA
Baik, Pak. Segera saya laksanakan Pak. Kalau begitu saya permisi, Pak.
BESSAN
Iya. Terima kasih atas informasinya.
CUT TO:
FLASH BACK :
19. INT. DI DALAM MOBIL – MENJELANG SORE – FLASH BACK
CAST : BESSAN ILYAS, ASMARA
FLASH BACK : ( Hadiah jam tangan mewah pemberian Asmara )
ASMARA
Aku sudah siapkan sesuatu loh.
Asmara menyodorkan sebuah kotak berwarna merah.
BESSAN
Apa ini sayang ? ah kamu penuh kejutan deh.
Jadi makin cinta ( memegang dagu Asmara)
ASMARA
Buka saja. Hadiah ini buat kamu kok sayang.
Karena ini adalah hari spesial kita. Jadi aku hadiahkan itu deh.
Bessan Ilyas membuka hadiah yang diberikan Asmara. Sebuah jam tangan mewah bertabur emas.
BESSAN
( tersenyum bahagia )
Wow, bagus sekali jam ini.
Tau banget kalau aku sangat suka mengoleksi jam tangan seperti ini.
Makasih ya ( mengelus rambut Asmara )
CUT BACK TO:
20. INT/EXT. RUANG KERJA – PARKIRAN KANTOR – SIANG
CAST : BESSAN ILYAS , AKSA , POLISI
Bessan Ilyas masih duduk terpaku di ruang kerja nya, memikirkan cara untuk bisa terlepas dari jeratan tuduhan itu. Sementara diluar sudah datang dua polisi yang membawa surat penahanan kepadanya.
BESAN ( V. O )
Aku memang pernah menyogok para kolega.
Tapi aku tak pernah sekalipun bertemu dengan para mafia itu.
Berani-beraninya, namaku dilibatkan di daftar hitam itu.
Jadi benar yang dibilang Omar waktu itu. Sial ! jam tangan mewah pemberian Asmara adalah jebakannya.
( menghela napas panjang )
AKSA
( mengetuk pintu )
Permisi Pak.
BESSAN
( melihat )
Masuk, ada apa Aksa?
AKSA
Mohon maaf Pak, ternyata mereka bekerja sangat cepat.
BESSAN
Siapa?
AKSA
Di luar sudah ada polisi, Pak.
Saat saya temui mereka sudah membawa surat penahanan langsung untuk menahan Bapak.
BESSAN
(Kaget ) ( marah )
Apa-apaan ini ? tanpa konfirmasi apapun, tanpa dimintai keterangan apa bisa langsung di tahan.
Ini sudah keterlaluan. ( menepuk meja )
Saya akan temui mereka.
Tolong kau siapkan semuanya Aksa.
Si dalang jangan sampai lolos.
AKSA
Baik, Pak.
Bessan Ilyas menemui para polisi yang sudah berada di depan ruang kerja nya. Dia menanyakan perihal surat penangkapan tersebut. Polisi memberikan beberapa keterangan yang mengarah kepada nya. Dan Besan Ilyas akhirnya mengikuti perintah para polisi dengan menyerahkan diri.
POLISI
Mari ikut kami Pak.
Kami akan menampung keterangan tambahan yang Bapak berikan.
Karena informasi dari Bapak jugalah yang akan memudahkan penyelidikan kami.
Mohon kerja samanya.
AKSA ( V.O )
( sedih )
Aku tak kuasa, melihat Pak Bes diperlakukan seperti itu.
Selama bekerja dengan beliau, aku banyak berhutang budi dengan Pak Bes dan keluarga.
Aku harus mencari bukti kuat untuk meringankan hukuman nya Pak Bes. Harus itu !
Jangan-jangan memang Asmara adalah dalang dibalik semua ini.
Karena ada satu barang bukti berupa jam tangan bermerek yang diberikan untuk Pak Bes saat beliau ulang tahun.
Siapa lagi kalau bukan Asmara yang memberikan Jam tangan itu.
CUT TO :
DISSOLVE TO :
21. INT. RUMAH – SIANG
CAST : UTARI , SALIMA, AKSA
Utari merasakan kecemasan yang berlebihan. Pikirannya tertuju pada Besan Ilyas, sang suami.
SALIMA
Mamah, kenapa ? Kakak perhatikan Mamah gelisah.
Seperti ada yang dipikirkan. Ada apa Mah?
UTARI
( gelisah ) ( cemas )
Entahlah Nak.
Tiba-tiba Mama merasa seperti ada sesuatu yang terjadi pada Papa.
SALIMA
Apa Kakak telepon Mas Aksa aja ya Mah.
Biar bisa ditanyakan langsung.
UTARI
( mengangguk )
Iya Kak. Kakak telepon Mas Aksa sekarang ya.
Perasaan Mama makin ngak enak.
SALIMA
Iya, Mah. Sabar ya, ini Kakak telepon Mas Aksa.
( memencet nomer telepon Aksa )
INTERCUT :
AKSA
( telepon berdering )
Non Salima. ( memegang Hp ) ( melihat panggilan masuk )
Oh iya, sampai lupa ngabarin ke Bu Tari dan Salima.
( mengangkat telepon masuk ) iya, Non.
SALIMA
( menelepon )
Mas Aksa ada sama Papa ngak? Ini Mama cemas di rumah.
Papa baik-baik saja kan, Mas ?
AKSA
( menghela napas panjang )
Pak Bes, …
SALIMA
Papa kenapa Mas? Jangan buat kita makin cemas, Mas?
AKSA
( sedih )
Maaf Non. Pak Bes sementara ditahan di kantor polisi atas kasus dugaan suap.
SALIMA
Apa ? Papa ditahan ? ( menangis )
Salima tertunduk lemah.
UTARI
( mendekat )
Papa kenapa ditahan, Kak? sini biarkan Mama bicara sama Mas Aksa.
Salima memberikan telepon ke Utari.
UTARI
Aksa, ini Bu Tari. Ada apa dengan Mas Bes ? kenapa bisa ditahan ?
suami saya salah apa ?
AKSA
Bu Tari, mohon maaf saya baru dapat kabar tadi pagi, kalau ada yang sengaja menjerumuskan Pak Bes
ke dalam kasus suap proyek perumahan elit. Sayangnya semua berjalan cepat,
informasi itu berbarengan dengan kedatangan pihak Polisi ke kantor.
Dan langsung menangkap Pak Bes, Bu.
UTARI
( Gugup ) ( cemas ) ( Menangis )
Astaga, jadi Mas Bes ditahan dikantor polisi.
AKSA
Iya, Bu. Tapi Ibu harus tetap tenang ya.
Saya sedang berusaha untuk mencari tahu dalang di balik kasus ini,
dengan begitu kasus yang menjerat Pak Bes akan mudah diselesaikan.
UTARI
( menangis )
Tolong suami saya, ya, Aksa.
Lakukan yang terbaik untuk nya. semoga ada titik terang atas kasus ini. aamiiin.
Sekali lagi terima kasih banyak ya Aksa, sudah memberikan informasi ini.
AKSA
Sama-sama Bu.
( menutup telepon )
UTARI ( V.O )
( menutup telepon ) ( menangis )
Ya Allah jaga dan lindungi selalu suamiku.
Aku tahu mungkin inilah jalan yang kau takdirkan untuk membersihkan dosa-dosa atasnya.
Tapi tolong jaga Dia. Dan mudahkan penyelidikan Aksa,
agar dalang kasusnya segera ditemukan. Dan Mas Besan bisa segera dibebaskan.
Utari dan Salima berpelukan. Menangis mendengar kasus yang menimpa keluarga nya.
CUT TO :
FADE IN:
22. INT. RUMAH – RUANG KERJA – PAGI
CAST : SALIMA, UTARI, SALIM , BIBI, DEBT COLLECTOR
( Tiga bulan kemudian )
Tari masuk ke ruang kerja Besan Ilyas. Dia mengamati satu per-satu barang-barang suaminya. Membayangkan keberadaan suaminya di ruang kerja.
UTARI ( V.O )
( merenung ) ( menangis )
Mas, sudah tiga bulan berlalu kau tidak berada diruangan ini.
( memegang kursi kerja Besan Ilyas)
Melihatmu sibuk menandatangi tumpukan berkas. ( memegang meja )
Dan aku yang akan mengantarkan kopi panas untuk menemanimu bekerja.
SALIMA
( memegang bahu Tari )
Mah, sudah. Jangan terlalu bersedih ya.
Aku tahu ini sangat berat untuk Mama.
Aku dan Salim juga merasakan yang sama. ( memeluk )
SALIM
Mamah jangan sedih lagi ya. Aku dan Kak Salima akan selalu mendampingi Mamah.
Kita terus berdoa ya Mah. Semoga ada jalan untuk membebaskan Papa.
Jangan nangis lagi ya ( mengusap air mata Tari )
UTARI
Kalian anak-anak yang luar biasa. Mama bangga sekali punya kalian.
Terima kasih ya Nak.
( memeluk Salima dan Salim )
BIBI
Permisi, Bu. Di depan ada tamu.
UTARI
Siapa Bi?
BIBI
Bibi juga kurang paham, Bu. Ada dua orang.
Badan nya kekar dan tampangnya seram. Katanya mau ketemu Ibu.
Salima dan Salim melirik.
SALIMA
Biar saya saja yang ketemu mereka, Bi.
Salim, antar Mama ke kamar ya. Biar Kakak saja yang menemui tamu.
SALIM
Iya, Kak. ( menggandeng tangan Tari ) ( mengantar ke kamar Tari )
SALIMA
Mohon maaf sudah menunggu lama. Kebetulan Ibu saya tidak enak badan.
Jadi saya terpaksa menemui Bapak. Ada yang bisa saya bantu, Bapak-Bapak?
Ada perlu apa ke sini ?
DEBT COLECTOR 1
Kami kesini untuk menyita rumah ini.
SALIMA
Apa ? rumah ini disita? Atas hal apa Bapak menyita rumah kami ?
DEBT COLLECTOR 2
Atas uang 100 juta yang dipinjam Ayahmu.
Dia sampai sekarang masih mendekam di penjara entah sampai kapan akan bebas.
Lalu utang-piutang itu mau dibayar pakai apa kalau bukan dengan menyita rumah ini.
SALIMA
Pak, tolong beri kami waktu, setidaknya seminggu ke depan untuk beres-beres barang.
Sebelumnya, apa saya boleh melihat daftar bukti utang atas nama Papa saya.
DEBT COLLECTOR 1
Nih. Dibaca dengan baik. waktu dan jatuh tempo utang piutang ayahmu,
sudah jelas tertera di lembar perjanjian. ( menyerahkan berkas perjanjian)
SALIMA ( V.O )
(membaca surat perjanjian )
Ya Allah Papa. Jumlah utang sebanyak ini.
Memang tak ada cara lain selain menyerahkan rumah ini beserta isinya.
Apalagi perusahaan yang Papa pimpin telah bangkrut saat Papa sebulan ditahan.
Tak ada pilihan lain.
DEBT COLLECTOR 2
( menarik berkas perjanjian )
Waktunya habis.
Silahkan manfaatkan waktu seminggu untuk beres-beres.
Awas saja kalau minta waktu lagi. permisi !
SALIMA
( Menangis )
Ya Allah, cobaan apalagi ini.
Papa masih dalam tahanan, perusahaan bangkrut, ditambah kondisi kesehatan Mama akhir-akhir ini menurun.
Kuatkan kami Ya Rabb.
SALIM
Ada apa Kak ?
SALIMA
Bagaimana kondisi Mama? Apa sudah istirahat ?
SALIM
Iya, Mama sudah istirahat, Kak. Aku juga sudah kasih obat ke Mama.
Ada apa? Kenapa Kakak menangis?
SALIMA
( menghela napas)
Kakak sedih saja. Masalah kini bertubi-tubi. Tamu tadi adalah debt collector.
Mereka ingin kita meninggalkan rumah ini.
Kita dikasih satu minggu ke depan untuk segera berberes.
Karena rumah ini sudah disita. ( menangis )
SALIM
Apa ? ( kaget )
Papa ngutang Kak ? berapa banyak ?
SALIMA
100 juta dek. ( menangis )
SALIM
Astaga, sebanyak itu.
Rasanya kecil kemungkinan mengembalikan 100 juta dalam waktu seminggu kedepan Kak.
SALIMA
Kau benar. Apalagi pengobatan Mama membutuhkan biaya besar.
Tabungan Kakak juga sudah menipis. Dengan terpaksa, kita harus melepaskan rumah ini.
( menangis )
Sejujurnya Kakak ngak rela, Lim.
SALIM
Apalagi aku, Kak. rumah ini mengisahkan banyak kenangan.
Semenjak Papa ditahan, semua serba berantakan. Perusahan Papa bangkrut.
Mama jatuh sakit. Sekarang kita dikejar-kejar debt collector.
Apalagi pemasukan ku juga sudah tak semulus dulu, Kak.
SALIMA
(Bingung)
Kakak juga bingung Lim. Mau bawa Mama dan kamu kemana?
Kita kan ngak punya rumah lain selain ini.
SALIM
Coba Kakak menelepon teman-teman Kakak dulu.
Siapa tahu ada yang mau membantu. Setidaknya untuk tempat tinggal sementara.
Untuk pengobatan, berapa bulan ke depan masih bisa pakai uang tabunganku Kak.
SALIMA
Kau benar juga Lim. Tapi siapa ya?
SALIM
Coba deh Kakak lihat lagi daftar telepon teman-teman Kakak.
Siapa yang mudah dijumpai sekarang. Siapa tahu dia mau bantu.
SALIMA
Iya, juga ya.
Tapi coba deh. ( melihat daftar nama telepon)
Bianca, Lira, Novita, Anne, Ayrin (membaca daftar nama telepon)
Hmmm Ayrin.
Hah Ayrin ( kaget )
Aku coba chat Ayrin aja kali ya, semoga nomernya masih aktif. (mengetik pesan)
FREEZE : Salima mengirimkan pesan kepada sahabatnya Ayrin.