Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Senja di Teluk Bara (Script)
Suka
Favorit
Bagikan
3. SEBUAH PENGAKUAN YANG TAK DI INGINKAN

8.      EXT/INT. KANTOR - RUANG KERJA BESAN ILYAS – PAGI

CAST : UTARI , SALIMA , AKSA, BESSAN, ASMARA

Utari dan Salima tiba di kantor. Sebuah hadiah sudah dipersiapkan Salima untuk Papa nya. Salima masih berdiri di depan. Sadar akan langkah anaknya terhenti, Utari menghampiri Salima yang masih mematung di pintu masuk sambil memegang kotak hadiah.

UTARI

( menepuk bahu nya Salima )

Mikirin apa sih Nak? Yuk masuk. Keburu telat.

SALIMA

Iya mah.

( berhenti sejenak ) Mah, kira-kira Papa bakal marah ngak ya. Kita datang tiba-tiba seperti ini.  

UTARI

Namanya juga kejutan Nak. Semuanya memang serba tiba-tiba kan?

( tersenyum ) 

SALIMA

Iya juga sih. Benar nih Papa ngak bakal marahin aku, Ma? ( cemberut )

UTARI

Iya. Percaya deh sama Mama. ( memegang tangan Salima ) 

Utari dan Salima mendekati ruangan Besan Ilyas. Tangan Tari hampir meraih gagang pintu. Tiba-tiba Aksa menyegat di depan.

AKSA

Maaf Bu, ( menahan pintu )

TARI

Kenapa Aksa? Saya dan Salima mau ketemu Mas Bes.

Mas Bessan masih di kantor kan?

AKSA

Iya, Ibu. Tapi saya harus menghubungi Pak Bes dulu ya Bu.

Hanya untuk konfirmasi saja Bu. 

SALIMA

( Kesal ) apa-apaan ini Mas? Saya dan Mama kan mau ketemu Papa.

Sejak kapan kami harus konfirmasi terlebih dahulu.

Minggir!

AKSA

Iya, Non. Tapi ini atas perintah Pak Bes.

SALIMA

( menengok kesal )

Maksud anda, dengan menghadang kami seperti ini adalah perintah Papa?  

UTARI

(memegang bahu Salima )

Sudah Nak, kita biarkan Mas Aksa menjalankan tugasnya dulu ya.

SALIMA

Tidak Mah, sepertinya ada yang disembunyikan mas Aksa kan? Ayo ngaku ?

( melotot )

kalau bukan itu alasannya biarkan kami masuk. Minggir! ( teriak )

 

Pintu di dororng keras dan berhasil dibuka Salima. Seketika kotak hadiah Salima jatuh ke lantai melihat Papa nya sedang bercumbu mesra dengan sang sekretaris.

Memalukan!

Itu yang kau bilang harus konfirmasi terlebih dahulu.

( menengok Aksa )

( Marah )

Sejak kapan Papa bersama wanita jalang itu Pah? (masuk )

( melirik Asmara)

BESSAN

Salimaaaa ( teriak )

Apa kau tak punya sopan santun?

SALIMA

Apa Papa juga punya sopan santun melakukan ini di depan Mama.

Menjijikan ! (menangis) (teriak)

Tadinya aku dan Mama ke sini mau memberikan hadiah ulang tahun untuk Papa.

Karena kami tahu Papa dari dulu tidak suka ada perayaan. Tapi sekarang aku paham Pah. ( menangis )

Papa lebih memilih merayakan ulang tahun Papa bersama wanita jalang ini dibandingkan keluarga sendiri.

BESSAN

Hentikan Salima ! ( teriak keras )

SALIMA

Caraku memang tidak adil untuk Papa, tapi sikap Papa seperti sangat ku sesali.

Ini sungguh sangat tidak adil untuk kami,Pah. Apalagi Mama (menangis )

Hey kamu wanita jalang, apa kau tak punya rasa malu menjalani hubungan kotor ini.

Kau itu perempuan, sebagai seorang perempuan harusnya kau tahu diri.

( menunjuk Asmara )

BESSAN

Salimaa, Papa bilang hentikan ocehanmu! ( menepuk meja )

SALIMA

Oh.. Papa membela si jalang ini. ( menunjuk Asmara )

Hebat sekali Pah. ( tepuk tangan )

Baru kali ini Salima melihat seorang BESSAN ILYAS Pengusaha sukses bertarung kata

dengan anak-istrinya hanya untuk menjadi pahlawan pada si wanita jalang ini. ( menunjuk )

Sangat memalukan!

UTARI

Sudah Nak. Kita pulang saja ya. ( mengusap air mata )

SALIMA

Papa Lihat bagaimana mulia nya hati Mama. ( menyengir )

Mama melihat di depan mata, suami tercinta nya terjebak hubungan gelap.

Dia bahkan tak melakukan hal-hal yang merugikan apalagi mempermalukan Papa.

Tapi Papa? Rasanya aku malu memanggil dengan sebutan itu. ( menangis )

Kita pulang Mah, ( merangkul tangan Tari )

Di depan pintu, Salima berhenti. Lalu menengok Asmara.

Hey wanita jalang, ( menunjuk Asmara ) jangan pernah senang dengan hubungan gelap ini.

Kau pasti akan mendapati apa yang telah kau tanam sekarang. itu, Pasti!

ASMARA ( V.O )

Sial ! aku di ancam anaknya. Tapi aku harus tenang.

Tidak boleh melawan. Hanya untuk sementara ini saja. Tenanglah Asmara!

Diluar ruangan Besan Ilyas, Aksa menghampiri Tari dan Salima

AKSA

Bu Tari, Salima, saya minta maaf. ( merunduk )

SALIMA

Tidak perlu minta maaf, Mas. Kau sudah melaksanakan tugasmu dengan baik. (menyengir)

Bisa-bisanya kau merahasiakan ini dari kami, Mas. Tega sekali ( menangis )

Padahal kau tahu ini bukan hal mudah bagi kami.

Apa masih pantas kau ku panggil Mas Aksa?

Rasanya sudah tidak. Kau tidak ada bedanya dengan wanita jalang itu.

Ayo Mah, kita pulang. ( menggandeng tangan Tari ) (keluar kantor)

Salima dan Utari masuk ke mobil. Mereka akhirnya meninggalkan kantor.

  CUT TO: 

 FLASH BACK:

 

9.      INT/EXT. KANTOR – RUANG KERJA BESSAN ILYAS – FLASH BACK

CAST : SALIMA, SALIM, BESSAN ILYAS, UTARI

FLASHBACK : ( Perayaan ulang tahun Bessan Ilyas ke- 42 )

Salima dan Salim masuk ke ruang kerja nya Besan Ilyas. Membawa sebuah kue ulang tahun berbentuk replika foto keluarga diatasnya. Kue tart coklat berukuran sedang itu adalah hadiah yang diberikan Salima dan Salim di perayaan ulang tahun Besan Ilyas.

SALIMA

( menyanyi ) (tersenyum) (memegang kue)

Happy birthday to you, Happy birthday to you, Happy birthday,

Happy birthday , Happy birthday Papa. ( menyerahkan kue )

SALIM

Selamat Ulang tahun ya Pah.

Semoga panjang umur dan sehat selalu Pah. ( mencium tangan ) ( Memeluk )

BESSAN

Wah terima kasih anak-anak Papa.

Aamiin. Terima kasih doanya juga ya, Nak. ( memeluk Salima dan Salim )

Papa sangat sayang kalian. (mencium Pipi Salim dan Salima)

 

Tari menatap haru, melihat anak dan suaminya berpelukan. Saling mendoakan di hari kebahagian suaminya.

SALIMA

Mah, sini.

Make wish belum lengkap tanpa Mama. Sini mah ! 

UTARI

( tersenyum )

Iya Nak. Mama ke situ.

Selamat ulang tahun ya Pah. ( mencium tangan Besan Ilyas) ( memeluk )

Semoga Papa sehat-sehat selalu.

BESSAN

( memeluk Utari )

Iya Mah. Terima kasih juga ya Mah sudah setia mendampingi Papa selama ini.

(mencium kening Tari )

SALIM

Uhhh, so sweet ( bersiul )

Perayaan ulang tahun sederhana keluarga Bestari dimulai dengan berdoa bersama lalu saling suap menyuap kue tart ulang tahun. Ritual berpelukan bersama menjadi rangkaian penutup.

 

BACK TO :

END MONTAGE:

 

10.      INT. MOBIL – JEMBATAN LAYANG

CAST : UTARI, SALIMA , SOPIR

(kembali ke mobil saat Salima dan Utari dalam perjalanan pulang)

Salima masih menangis. Sesekali memeluk Tari. Mendekap sang Ibu, dengan isak tangis nya yang tak terbendung. Sambil mengingat kembali momen bahagia mereka. Tepatnya di ulang tahun sang ayah.

UTARI

Sudah Nak. Jangan menangis lagi ya. Mama kan disini.

Mama akan selalu ada untuk Salima dan Salim.

( mengecup dahi Salima ) ( Mengusap air mata ) ( Memeluk Salima )

SALIMA

( menengok ke arah Utari )

Bagaimana Mama bisa sekuat ini.

Aku melihat secara langsung, benar-benar kecewa sama Papa.

Tapi …. Mama malah bersikap seperti ini. Bagaimana bisa, Mah ? Apa Mama sebenarnya sudah tahu? Tapi Mama menutupi ini semua. Jawab aku, Mah.

( memegang tangan Tari ) ( menangis )

UTARI

(menangis ) ( memeluk Salima ) ( Mengusap kepala )

Salima sayang, Mama sebenarnya… ( menghela napas panjang )

sudah tahu Nak. Ini bukan hanya sekali, Nak.

SALIMA

( membetulkan posisi )

Apa Mah ? ini aku ngak salah dengar kan Mah.

Maksud Mama, Papah sudah lama berselingkuh dengan si jalang itu?

UTARI

( mengangguk ) ( menangis )

Ya, benar nak.

SALIMA

(Menangis )

Dan Mamah benar-benar menutupi ini semua dari aku dan Salim.

Mah, apa yang ada di pikiran Mama? Kenapa Mah ?

UTARI

( Mengangguk ) ( mengusap air mata )

Nak, Mama tahu anak-anak Mama akan sangat sedih mendengar ini.

Mama tahu betul anak-anak Mama tidak akan terima.

Tapi Mama juga ingin Papa bahagia.

SALIMA

( kaget ) 

Jadi ini alasan Mama berjanji untuk selalu ada bersama aku dan Salim. Padahal yang lebih banyak tersakiti adalah Mama. Aku ngak rela kalau alasan Mama hanya ingin membahagiakan Papa dengan cara ini. ( menangis )

Mah, ku mohon tolong perjuangkan Papa. Jangan buat kami kehilangan sosok seorang Ayah, Mah.

( memeluk erat ) ( menangis )

UTARI

( menangis ) ( memeluk ) (mengecup dahi Salima )

Salima sayang, Mama tahu itu semua tidak baik. Dengar Mama, Nak. Dalam pernikahan, kebahagiaan adalah hal paling utama. Karena kebahagiaan tidak bisa dibeli dengan materi. Kebahagiaan itu mahal, Nak.

Suatu saat jika Salima menikah,

ciptakan kebahagiaan itu dalam rumah tangga mu, Nak.

SALIMA

Jadi menurut Mama, kebahagiaan Papa adalah lebih utama dibandingkan Mama, aku dan Salim. ( menengok ke arah Tari ) ( Menangis )

Aku belum bisa terima itu Mah. ( memeluk Tari )

UTARI ( V.O )

( menangis ) ( memeluk Salima )

Aku tak kuasa melihat Salima seperti ini. Dia sangat terpukul. Padahal aku masih berharap kau mau mengakhiri ini. Kau mau memilih kami bukan dia, Mas. Tapi apa? Kau malah membela wanita itu dihadapan anakmu sendiri. Sudah jelas, siapa yang kau pilih Mas.

Tapi jika dengan ini membuatmu bahagia. Aku sudah ikhlas, Mas. Dan ijinkan aku membahagiakan anak-anakku juga. Terus berjuang untuk mereka. Karena merekalah kekuatanku.

Bekas gincu merah di jas Besan Ilyas lalu chat mesra di Handphone nya, menjadi pertanda hubungan gelap ini. Ditambah Kemarahan Salima yang menyaksikan langsung, amukan Besan Ilyas membela wanita selingkuhannya. Bukan hanya mimpi. Semua terjadi pagi ini.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar