Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Role Play (Script)
Suka
Favorit
Bagikan
9. He Is Derina

75 EXT. SMA - BANGKU DI LUAR SEKOLAH - DAY

Derina menengok ke kanan dan ke kiri mencari keberadaan Ryan. Begitu ia melihat Ryan, Derina menghambur ke pelukannya.

Derina menangis.

DERINA

Ryan, kamu masih hidup. Viny, Yan... Viny...

RYAN

Aku tahu, Rin. I am so sorry...

Ryan mengusap wajah Derina.

RYAN

Rin, I need you to gather yourself.

Derina masih terisak.

Ryan mengeluarkan sebotol obat dari sakunya.

Ryan menuangkan isi botol itu di tangannya, hanya tersisa satu pil.

RYAN (CONT'D)

Aku cuma bisa dapet ini semalem.

Ryan memberikan pil tersebut pada Derina.

DERINA

Kamu gimana?

RYAN

Aku nggak apa-apa. Kamu gemeteran. Take it.

Derina buru-buru menelan pil tersebut.

DERINA

Ryan, aku ikut kamu.

RYAN

Oke, kamu ikut aku. Ryan merangkul Derina pergi.

Dari kejauhan kita melihat Putra mengamati mereka berdua.

Putra memungut sesuatu di tempat Ryan dan Derina berdiri tadi, yang ia pungut adalah botol kosong obat anti-depresan yang dicuri oleh Ryan.

Putra terlihat licik.

Putra memfoto botol kosong tersebut dan mengirimkannya pada seseorang.

Beberapa saat kemudian ponsel Putra berdering.

PUTRA

Oke. Roger that.

76 INT. RUMAH NENEK RYAN - DAY

DERINA

Ini di mana, Ryan?

RYAN

Rumah Nenek.

Ryan mengulurkan tangan pada Derina.

DERINA

Nenek kamu ada di rumah?

Ryan menggeleng.

RYAN

Nenek udah meninggal.

77 INT. RUMAH NENEK RYAN - GUDANG - DAY

RYAN

Di sini lebih tersembunyi daripada di rumah.

Derina duduk di tumpukan jerami.

DERINA

Iya, dan comfy juga!

Derina menepuk-nepuk jerami di sebelahnya.

DERINA (CONT'D)

Sini.

Ryan duduk di sebelah Derina.

Mereka berdua duduk bersebelahan dalam diam.

Tiba-tiba suara isak tangis terdengar, Ryan menangis.

Derina menyandarkan kepala Ryan ke pelukannya dan menepuk- nepuk tubuhnya.

Derina berusaha tidak menunjukkan bahwa ia juga menangis meski satu dua bulir air mata mengalir di pipinya, buru-buru ia usap.

Derina dan Ryan terlelap sambil berpelukan. 

78 INT. RUMAH NENEK RYAN - GUDANG - THE NEXT DAY

Terdengar suara orang-orang seperti menggeledah kediaman Nenek Ryan.

Derina terbangun.

Ryan sudah terlebih dulu bangun di sampingnya.

Ryan mengangkat jari telunjuk ke depan mulutnya untuk mengisyaratkan pada Derina agar ia tetap diam.

Derina mengangguk.

Ponsel Derina bergetar, panggilan masuk dari Sakti.

Derina mengangkat telpon, menggantinya menjadi panggilan video, dan mematikan volume agar suara Sakti tidak terdengar.

Terlihat Sakti dan beberapa anggota OSIS lain di ujung telepon.

Derina mengangkat jari telunjuk ke depan mulutnya dan meletakkan ponselnya di sebuah sudut yang memungkinkan Sakti dan anggota OSIS lain untuk melihat apa yang akan terjadi.

Sakti terlihat cepat tanggap memahami apa yang sedang terjadi. Kita bisa melihat Sakti berteriak-teriak memperingatkan Derina, tapi karena volume nol tidak ada suara yang keluar.

Sekumpulan Offlight dan Putra muncul di gudang, Ryan langsung menarik Derina ke belakang tubuhnya.

PUTRA

How sweet. Gue liat kisah cinta kalian akan berakhir mengenaskan.

(to Derina)

Kecuali lo mau balik lagi sama gue, mungkin akan gue pertimbangkan.

DERINA

(meludah)

Hoekcuh! Mending gue mati!

PUTRA

Ok, kalo itu pilihan lo.

Putra mengisyaratkan pada Offlight untuk maju.

Ryan dan Derina mencoba melawan, tapi mereka tidak bersenjata dan kalah jumlah.

Tangan Ryan dan Derina diikat ke belakang dan mereka dipaksa berlutut.

PUTRA

Ada kata-kata terakhir?

Ryan memandang Derina lembut.

RYAN

Aku akan selalu jadi bagian dari kamu.

DOR!

Derina melihat sekilas kepala Ryan terhempas karena tembakan.

DOR!

CUT TO BLACK.

VINY (PRE-LAP)

Derina! Derina!

79 INT. SMA - DEPAN RUANG OSIS - DAY

Viny mengguncang pundak Derina. Derina tersadar.

VINY

Lu percaya sama gue?

(beat)

Lu bawa cash? Handphone semua ada di elu?

Derina meraih tangan Viny.

DERINA

Lu ikut gue sekarang.

VINY

Tapi, Der...

Derina tidak mengacuhkan protes Viny dan membawanya ke...

80 EXT. SMA - BANGKU DI LUAR SEKOLAH - DAY

Derina tidak melepaskan tangan Viny.

Derina membuka paksa jam tangan yang Viny kenakan di pergelangan tangan kirinya.

Terlihat luka bekas sayatan.

VINY

DERINA! APA-APAAN?!

Derina mundur dan menutup mulutnya tidak percaya. Ia jatuh ke tanah karena lemas.

VINY

Derina lu nggak apa-apa?

DERINA

Kenapa lu nggak pernah cerita, Vin?

VINY

Karena ini udah lama, Der. Gue udah sembuh. Gue minum anti-depresan dan ke terapi.

DERINA

Di sini ada obat dan terapis? Nggak ada Offlight?

Derina menengok kanan kiri dengan panik.

VINY

Offlight? Derina, lu ngomongin apa?

Derina menekuk lututnya, menggigit jarinya, dan menggoyangkan tubuhnya maju mundur.

VINY (CONT'D)

Oh iya, ditambah lagi, sekarang bukan saatnya elu ngekhawatirin gue.

Viny menunjukkan sebuah video di mana Derina menyerang tiga orang anak SMP yang mengganggu seorang Nenek gangguan mental di pinggir jalan.

Anehnya, meski tubuhnya adalah tubuh Derina. Penampilan Derina di video tersebut adalah penampilan Ryan, termasuk hoodie hitam khasnya.

DERINA

Ryan?

Derina tidak menyadari itu adalah dirinya sendiri sampai di dalam video ia mendekati kamera, dan mematikannya.

DERINA

Itu... Gue?

BEGIN MONTAGE:

  1. Ryan berkata "Aku akan selalu jadi bagian dari kamu".
  2. Rumah Nenek Ryan sama dengan background foto Derina dengan Neneknya.
  3. Di atas atap saat akan bunuh diri, alih-alih ada Derina dan Ryan yang memakai hoodie hitam. Hanya ada Derina seorang diri menggunakan hoodie hitam khas Ryan.

END OF MONTAGE.

81 EXT. SMA - BANGKU DI LUAR SEKOLAH - DAY

Derina tertawa dengan gila.

Derina berjalan masuk kembali ke sekolah sementara siswa- siswa berbisik-bisik.

Kita bisa melihat penampilan Derina berganti-ganti antara Ryan dan Derina sepanjang ia berjalan menuju ruang OSIS.

Alih-alih lari menyelamatkan diri seperti sebelumnya, Derina justru seperti mencari Siswa Laki-laki yang pertama kali meneriakinya dan melemparinya barang.

SISWA LAKI-LAKI

WOY MUNAFIK!

Seperti sebelumnya, Siswa Laki-laki melempar Derina dengan penghapus papan tulis.

Derina tidak berjengit sedikit pun, dan malah tertawa.

RYAN & DERINA

So you have chosen, death.

Derina berkelahi dengan Siswa Laki-laki yang berbadan jauh lebih besar darinya.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar