Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
75 EXT. SMA - BANGKU DI LUAR SEKOLAH - DAY
Derina menengok ke kanan dan ke kiri mencari keberadaan Ryan. Begitu ia melihat Ryan, Derina menghambur ke pelukannya.
Derina menangis.
DERINA
Ryan, kamu masih hidup. Viny, Yan... Viny...
RYAN
Aku tahu, Rin. I am so sorry...
Ryan mengusap wajah Derina.
RYAN
Rin, I need you to gather yourself.
Derina masih terisak.
Ryan mengeluarkan sebotol obat dari sakunya.
Ryan menuangkan isi botol itu di tangannya, hanya tersisa satu pil.
RYAN (CONT'D)
Aku cuma bisa dapet ini semalem.
Ryan memberikan pil tersebut pada Derina.
DERINA
Kamu gimana?
RYAN
Aku nggak apa-apa. Kamu gemeteran. Take it.
Derina buru-buru menelan pil tersebut.
DERINA
Ryan, aku ikut kamu.
RYAN
Oke, kamu ikut aku. Ryan merangkul Derina pergi.
Dari kejauhan kita melihat Putra mengamati mereka berdua.
Putra memungut sesuatu di tempat Ryan dan Derina berdiri tadi, yang ia pungut adalah botol kosong obat anti-depresan yang dicuri oleh Ryan.
Putra terlihat licik.
Putra memfoto botol kosong tersebut dan mengirimkannya pada seseorang.
Beberapa saat kemudian ponsel Putra berdering.
PUTRA
Oke. Roger that.
76 INT. RUMAH NENEK RYAN - DAY
DERINA
Ini di mana, Ryan?
RYAN
Rumah Nenek.
Ryan mengulurkan tangan pada Derina.
DERINA
Nenek kamu ada di rumah?
Ryan menggeleng.
RYAN
Nenek udah meninggal.
77 INT. RUMAH NENEK RYAN - GUDANG - DAY
RYAN
Di sini lebih tersembunyi daripada di rumah.
Derina duduk di tumpukan jerami.
DERINA
Iya, dan comfy juga!
Derina menepuk-nepuk jerami di sebelahnya.
DERINA (CONT'D)
Sini.
Ryan duduk di sebelah Derina.
Mereka berdua duduk bersebelahan dalam diam.
Tiba-tiba suara isak tangis terdengar, Ryan menangis.
Derina menyandarkan kepala Ryan ke pelukannya dan menepuk- nepuk tubuhnya.
Derina berusaha tidak menunjukkan bahwa ia juga menangis meski satu dua bulir air mata mengalir di pipinya, buru-buru ia usap.
Derina dan Ryan terlelap sambil berpelukan.
78 INT. RUMAH NENEK RYAN - GUDANG - THE NEXT DAY
Terdengar suara orang-orang seperti menggeledah kediaman Nenek Ryan.
Derina terbangun.
Ryan sudah terlebih dulu bangun di sampingnya.
Ryan mengangkat jari telunjuk ke depan mulutnya untuk mengisyaratkan pada Derina agar ia tetap diam.
Derina mengangguk.
Ponsel Derina bergetar, panggilan masuk dari Sakti.
Derina mengangkat telpon, menggantinya menjadi panggilan video, dan mematikan volume agar suara Sakti tidak terdengar.
Terlihat Sakti dan beberapa anggota OSIS lain di ujung telepon.
Derina mengangkat jari telunjuk ke depan mulutnya dan meletakkan ponselnya di sebuah sudut yang memungkinkan Sakti dan anggota OSIS lain untuk melihat apa yang akan terjadi.
Sakti terlihat cepat tanggap memahami apa yang sedang terjadi. Kita bisa melihat Sakti berteriak-teriak memperingatkan Derina, tapi karena volume nol tidak ada suara yang keluar.
Sekumpulan Offlight dan Putra muncul di gudang, Ryan langsung menarik Derina ke belakang tubuhnya.
PUTRA
How sweet. Gue liat kisah cinta kalian akan berakhir mengenaskan.
(to Derina)
Kecuali lo mau balik lagi sama gue, mungkin akan gue pertimbangkan.
DERINA
(meludah)
Hoekcuh! Mending gue mati!
PUTRA
Ok, kalo itu pilihan lo.
Putra mengisyaratkan pada Offlight untuk maju.
Ryan dan Derina mencoba melawan, tapi mereka tidak bersenjata dan kalah jumlah.
Tangan Ryan dan Derina diikat ke belakang dan mereka dipaksa berlutut.
PUTRA
Ada kata-kata terakhir?
Ryan memandang Derina lembut.
RYAN
Aku akan selalu jadi bagian dari kamu.
DOR!
Derina melihat sekilas kepala Ryan terhempas karena tembakan.
DOR!
CUT TO BLACK.
VINY (PRE-LAP)
Derina! Derina!
79 INT. SMA - DEPAN RUANG OSIS - DAY
Viny mengguncang pundak Derina. Derina tersadar.
VINY
Lu percaya sama gue?
(beat)
Lu bawa cash? Handphone semua ada di elu?
Derina meraih tangan Viny.
DERINA
Lu ikut gue sekarang.
VINY
Tapi, Der...
Derina tidak mengacuhkan protes Viny dan membawanya ke...
80 EXT. SMA - BANGKU DI LUAR SEKOLAH - DAY
Derina tidak melepaskan tangan Viny.
Derina membuka paksa jam tangan yang Viny kenakan di pergelangan tangan kirinya.
Terlihat luka bekas sayatan.
VINY
DERINA! APA-APAAN?!
Derina mundur dan menutup mulutnya tidak percaya. Ia jatuh ke tanah karena lemas.
VINY
Derina lu nggak apa-apa?
DERINA
Kenapa lu nggak pernah cerita, Vin?
VINY
Karena ini udah lama, Der. Gue udah sembuh. Gue minum anti-depresan dan ke terapi.
DERINA
Di sini ada obat dan terapis? Nggak ada Offlight?
Derina menengok kanan kiri dengan panik.
VINY
Offlight? Derina, lu ngomongin apa?
Derina menekuk lututnya, menggigit jarinya, dan menggoyangkan tubuhnya maju mundur.
VINY (CONT'D)
Oh iya, ditambah lagi, sekarang bukan saatnya elu ngekhawatirin gue.
Viny menunjukkan sebuah video di mana Derina menyerang tiga orang anak SMP yang mengganggu seorang Nenek gangguan mental di pinggir jalan.
Anehnya, meski tubuhnya adalah tubuh Derina. Penampilan Derina di video tersebut adalah penampilan Ryan, termasuk hoodie hitam khasnya.
DERINA
Ryan?
Derina tidak menyadari itu adalah dirinya sendiri sampai di dalam video ia mendekati kamera, dan mematikannya.
DERINA
Itu... Gue?
BEGIN MONTAGE:
END OF MONTAGE.
81 EXT. SMA - BANGKU DI LUAR SEKOLAH - DAY
Derina tertawa dengan gila.
Derina berjalan masuk kembali ke sekolah sementara siswa- siswa berbisik-bisik.
Kita bisa melihat penampilan Derina berganti-ganti antara Ryan dan Derina sepanjang ia berjalan menuju ruang OSIS.
Alih-alih lari menyelamatkan diri seperti sebelumnya, Derina justru seperti mencari Siswa Laki-laki yang pertama kali meneriakinya dan melemparinya barang.
SISWA LAKI-LAKI
WOY MUNAFIK!
Seperti sebelumnya, Siswa Laki-laki melempar Derina dengan penghapus papan tulis.
Derina tidak berjengit sedikit pun, dan malah tertawa.
RYAN & DERINA
So you have chosen, death.
Derina berkelahi dengan Siswa Laki-laki yang berbadan jauh lebih besar darinya.