Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Role Play (Script)
Suka
Favorit
Bagikan
4. Offlight

40 INT. APARTEMEN RYAN - DAY

Derina mengamati pot tumbuhan di samping jendela dengan konsentrasi yang berlebihan. Terlihat jelas bahwa ia salah tingkah karena ciuman tadi.

Ryan datang dari arah dapur membawa dua buah mug.

RYAN

Susu?

Derina menyilangkan kedua tangan di depan dadanya, dan menatap Ryan curiga.

Ryan meletakkan mug di meja.

RYAN

(menunjuk mug)

Sapi.

(menunjuk Derina)

Bukan--

Derina berdeham keras-keras dan duduk di sofa, ia segera meminum susu yang disiapkan Ryan.

DERINA

Aw, panas!

Derina mengipas mulutnya.

Ryan diam-diam bangkit dan mengambil segelas air untuk Derina.

Ryan mengulurkan air kepada Derina.

DERINA

Makasih...

Derina meminum air dan menatap Ryan, masih salah tingkah.

Ryan menatap Derina balik. Derina langsung pura-pura tidak melihat Ryan.

Derina melirik kepada Ryan lagi dan kaget bahwa ternyata Ryan menatapnya dalam-dalam sejak tadi.

DERINA

(terkejut)

Ha!

Derina hampir menumpahkan isi gelas yang ia pegang.

HENING.

DERINA

Oh iya, kita belum kenalan. Gue Derina.

RYAN

Gue tahu.

DERINA

Nama lo tahu?

Ryan berdecak sebal.

RYAN

Ryan, nama gue Ryan. Gue tahu siapa elo. Ketua OSIS.

Derina terlihat bingung.

DERINA

Emang kita satu sekolah ya?

Ryan tidak menjawab.

HENING.

RYAN

Elo... Bego ya?

Derina tersedak.

DERINA

Excuse you? Siapa yang bego?

Ryan mengangkat bahu.

RYAN

Berdiri di situ waktu ada Offlight patroli. Kalau bukan bego, itu apa namanya?

Derina terlihat tidak bisa mencerna perkataan Ryan.

DERINA

Offlight?

(beat)

Apa?

RYAN

Offlight! Penegak hukum yang pakai jubah putih tadi!

DERINA

Tadi itu polisi?

Ryan berdecak tidak sabar karena tampaknya Derina tidak tahu apa-apa, Ryan menyalakan televisi.

Sebuah rekaman berita ditampilkan di layar.

41 EXT. PANGGUNG TERBUKA - DAY

Terlihat beberapa Offlight sedang menodongkan senjata api ke kepala beberapa orang yang BERPENAMPILAN SEPERTI PSIKOLOG DAN PSIKIATER yang dipaksa berlutut dengan TANGAN TERIKAT KE BELAKANG.

Kerumunan orang mengelilingi panggung terbuka. Anehnya tidak satupun orang terlihat terganggu dengan pemandangan di atas panggung.

RAPHAEL (27) seorang psikolog, dipaksa berdiri untuk berbicara di depan standmic oleh seorang Offlight.

Raphael terlihat tidak ingin melakukannya, tapi di saat yang sama, dia tidak punya pilihan lain.

RAPHAEL

Saya, Raphael, menyatakan bahwa penyakit kejiwaan dan mental adalah sebuah kebohongan.

Kerumunan orang yang mengelilingi panggung MELONTARKAN EJEKAN.

Raphael terlihat ragu-ragu dan menelan ludah.

RAPHAEL (CONT'D)

...dan oleh karena itu, kami sebagai pihak yang pernah mengambil andil dalam menyebarkan kebohongan memohon kemurahan hati Bapak/Ibu sekalian untuk meringankan hukuman yang akan kami terima.

Kerumunan hanya HENING.

Di belakang Raphael terlihat para Offlight melepaskan ikatan Psikolog dan Psikiater lain. Psikolog dan Psikiater terlihat sangat lega seolah baru lolos dari maut.

Seorang PSIKOLOG WANITA (28) terlihat menangis gembira dan langsung berlari menuju Raphael.

PSIKOLOG WANITA

Raphael!

Psikolog wanita dan Raphael berperlukan erat.

RAPHAEL

It's okay now...

Terdengar BEBERAPA SUARA TEMBAKAN.

Telinga Raphael berdenging. Tubuh psikolog wanita yang sedang ia peluk kini tidak bernyawa. Raphael memeluk wanita itu dan melihat kedua tangannya sendiri bersimbah darah.

Semua psikolog dan psikiater lain di atas panggung telah dieksekusi oleh para Offlight.

Hal terakhir yang Raphael lihat adalah Offlight mengarahkan senjata api ke kepalanya dan menarik pelatuknya.

Samar-samar Raphael mendengar kerumunan orang BERSORAK GEMBIRA.

CUT TO BLACK.

42 INT. APARTEMEN RYAN - DAY

Derina yang menyaksikan rekaman berita tersebut kehilangan kesadarannya.

43 INT. APARTEMEN RYAN - KAMAR RYAN - NIGHT

Derina membuka matanya perlahan.

Ia melihat ke sekeliling dan menyadari bahwa ini bukan tempat yang familiar.

44 INT. APARTEMEN RYAN - DAPUR - NIGHT

Derina berjalan keluar dan melihat Ryan sedang memasak dengan ahli.

Ryan melihat Derina tapi tidak berkata apa-apa. Derina duduk di sebuah barstool.

Ryan menyodorkan sebuah piring berisi nasi goreng pada Derina.

RYAN

Makan.

Derina menatap nasi goreng itu dengan curiga, tapi perut Derina keroncongan.

Ryan yang melihat Derina ragu-ragu untuk memakan masakannya berpura-pura mengambil piring yang ada di hadapan Derina.

RYAN

Kalau nggak mau buat gue aj--

DERINA

(menahan piring)

...Mau.

Derina menelan ludah, ia menyuapkan sesendok nasi ke mulutnya.

Mata Derina berbinar.

DERINA

Enak banget!

Derina makan dengan lahap.

RYAN

Sejak kapan lu kena serangan panik?

Derina yang mendengar itu tersedak.

DERINA

Kata siapa gue--

Ryan menatap Derina dengan tatapan 'ga usah repot-repot mencoba bohong ke gue karena gue udah tau semuanya'

DERINA (CONT'D)

...dua tahun yang lalu.

Ryan masih diam.

DERINA

Tapi gimana lo bisa tau? What gives away?

Ryan menunjuk sofa.

RYAN

Lo pingsan di situ setelah liat video tadi, sesak napas, tangan tremor, pain in the chest, crying.

(beat)

But most importantly, it takes one to know one.

DERINA

Jadi... Lo juga?

Ryan mengangguk.

RYAN

...dan beberapa gangguan lain yang akan lo liat sendiri seiring waktu, karena tanpa obat dan konseling udah pasti gejala gue akan muncul lebih sering.

DERINA

Kenapa lu nggak minum obat dan pergi konseling?

Ryan menatap Derina seolah Derina sangat-sangat bodoh.

RYAN

Halo? Gue yakin lu pingsan di akhir tayangan tadi, bukan di pertengahan.

Derina masih memasang tampang bingung.

Ryan memegangi dahinya.

RYAN

Astaga, kadang lu bikin gue bertanya-tanya apa lu orang yang sama dengan si Ketua OSIS.

(beat)

Semua psikolog dan psikiater udah dibunuh oleh Offlight, yang pakai jubah putih tadi. Mereka adalah satuan khusus yang diperintahkan untuk menghilangkan apapun yang berhubungan dengan penyakit mental. Termasuk tenaga medis, obat, dan para penderitanya sekaligus.

DERINA

Menghilangkan maksudnya membunuh?

Ryan mengangguk.

DERINA

Dan nggak ada yang protes soal ini?

RYAN

Offlight lahir karena ketakutan dan stigma masyarakat terhadap penyakit mental, Derina. Mayoritas masyarakat mendukung, bahkan berterimakasih karena Offlight ada dan menjalankan tugasnya.

DERINA

(bergumam)

Kalau gitu kita nggak boleh mati.

RYAN

Sorry?

DERINA

Kalau gitu, kita nggak boleh mati.

Derina berbalik menghadap Ryan.

DERINA

Gue nggak tahu kenapa kita yang punya penyakit mental dianggap sebagai ancaman. Tapi dengan keadaan kita yang sekarang, bahkan tanpa obat dan terapi, nggak ada harapan buat melawan Offlight.

(beat)

Yang bisa kita lakukan adalah survive, lay low, jangan sampai mati.

RYAN

Hmmm, ternyata elu emang Derina si Ketua OSIS.

Derina tidak mengacuhkan perkataan Ryan. Derina berjalan menuju pintu.

DERINA

Makasih makanannya, dan Ryan...

RYAN

Ya?

DERINA

Lo tau apa yang terjadi sama pasien rumah sakit jiwa yang udah kosong tadi? Gue pengen tahu keadaan Nenek gue.

Ryan terlihat ragu-ragu untuk menjawab.

RYAN

Gue turut berduka cita, Der.

Derina mengangguk singkat, ia lalu pergi dari apartemen Ryan.

45 INT. BUS - NIGHT - RAIN - MOVING

Derina duduk di bangku dekat jendela sambil mengelap air matanya.

46 INT. RUMAH DERINA - NIGHT - RAIN

Derina naik menuju kamarnya di lantai dua.

AYAH DERINA

Derina!

Mama Derina memegang tangan Ayah Derina dan menggeleng lemah. Derina masuk ke kamarnya.

47 INT. RUMAH DERINA - KAMAR DERINA - NIGHT - RAIN

Derina menutup pintu, ia duduk menangis dengan bersandar di pintu.

Derina menutup mulutnya agar isakannya tidak terdengar.

48 INT. RUMAH DERINA - DEPAN KAMAR DERINA - NIGHT - RAIN

Ayah dan Mama Derina mendengar Derina menangis di depan pintu dan mereka berdua juga terlihat sedih.

Mereka menangis dan berpelukan, mereka tahu Derina telah mengetahui bahwa Neneknya benar-benar telah meninggal.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar