Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Role Play (Script)
Suka
Favorit
Bagikan
6. Consent

58 INT. RUANG OSIS - DAY

H-1 sebelum penyaluran dana kloter 1. Anggota OSIS dan siswa- siswa yang mendaftarkan diri sebagai sukarelawan berkumpul di ruang OSIS untuk briefing dan packing barang bantuan.

Ryan dan Putra terlihat di antara siswa yang terdaftar sebagai sukarelawan.

VINY

Terimakasih sudah hadir semuanya. Agenda kita hari ini adalah briefing untuk kegiatan penyaluran dana kloter 1--

Derina melihat Ryan memiliki luka goresan di pipinya. Ryan sedang memperhatikan penjelasan Viny. Sementara Putra melihat Derina yang sedang memperhatikan Ryan.

VINY

Ada yang ingin ditanyakan?

(beat)

Oke, kalau nggak ada yang ingin ditanyakan, kita langsung mulai packing aja ya.

Derina masih melihat Ryan.

VINY

Der?

DERINA

Ya?

VINY

Ambil buku di perpus, yuk. Katanya dari sekolah ada buku yang mau disumbangin juga.

Derina masih melihat Ryan yang sekarang sedang memasukkan alat tulis ke paperbag bersama sukarelawan lain.

DERINA

Oke.

Derina dan Viny pergi ke perpus, sementara Putra yang melihat hal ini pergi ke sebelah Ryan.

PUTRA

Kenapa pipi lo?

RYAN

Siapa ya?

Putra mendengus.

PUTRA

Lu anak baru emangnya? Gue Putra, mantan Ketua OSIS sebelum Derina.

Putra mengulurkan tangannya tapi Ryan tidak menyambutnya.

RYAN

Oh.

Ryan mengangkat paperbag yang sudah penuh untuk ditata di meja.

Putra mengikuti Ryan.

PUTRA

Gue juga pacar Derina.

RYAN

Hmm, good for you then.

Putra terlihat bingung.

Ryan membantu sukarelawan lain menata paperbag yang dibawa ke atas meja.

PUTRA

Dan gue lihat kalian deket.

RYAN

Kind of.

PUTRA

Jauhin Derina.

Ryan menatap Putra seolah-olah tidak percaya bahwa laki-laki seperti Putra masih ada di dunia modern ini.

Ryan menepuk pundak Putra.

RYAN

Bro, pacar lu emang nyaris sempurna, tapi dia punya satu kekurangan terbesar. Matanya sewer.

Ryan lalu kembali ke tumpukan barang yang harus dipacking.

Sebelum Putra sempat mencerna ucapan Ryan, pintu ruang OSIS menjeblak terbuka. Derina dan Viny masuk membawa masing- masing satu kardus berisi buku-buku dari perpus.

Putra bergegas membantu Derina.

Derina menolak.

DERINA

Aku bisa sendiri.

Ryan yang mendengar ini tersenyum tipis.

59 INT. RUANG OSIS - LATER

Ruang OSIS tampak sepi, tinggal Derina dan Putra yang tinggal, memastikan semua persiapan sudah lengkap.

DERINA

Sembilan puluh sembilan... Seratus.

(beat)

Oke, lengkap semuanya.

Putra tiba-tiba hendak mencium Derina.

Derina menghindar.

DERINA

Putra, apaan sih?

PUTRA

Kamu masih sayang sama aku nggak sih, Der? Aku ngerti kalau kamu belakangan sibuk sama persiapan baksos. Tapi aku kan masih pacar kamu. 

DERINA

Ya terus kalo pacar, lo bisa seenaknya sama gue?

Putra tidak mengindahkan penolakan Derina. Putra maju, hendak memojokkan Derina ke tembok.

DERINA

Kalau lu maju satu langkah lagi... Gue nggak akan segan-seg--

Putra!

Putra memiting Derina ke tembok dan mencium lehernya.

Derina meronta.

Seragamnya kini berantakan dan jatuh di salah satu lengannya.

Derina marah, wajahnya merah hampir menangis.

Saat rasanya tidak ada pertolongan dan hampir terlambat karena Putra akan memperkosanya.

BUG!

Ryan memukul kepala Putra dengan balok kayu.

Putra tersungkur.

Derina lemas dan jatuh terduduk.

RYAN

Lu gapapa?

Ryan melepaskan hoodienya dan memberikannya pada Derina untuk menutupi seragam dan penampilannya yang berantakan.

Ryan memapah Derina keluar dari ruang OSIS. 

60 INT. APARTEMEN RYAN - DAY

Derina sedang duduk di sofa dan meminum coklat hangat buatan Ryan. Tubuhnya dibungkus selimut. Ia terlihat lebih tenang.

DERINA

Makasih ya, lo selalu nolongin gue.

Ryan mengangguk.

RYAN

Tapi, Rin, lu juga harus bisa ngelindungin diri lu sendiri kalau gue nggak ada.

Derina tersenyum kecil.

DERINA

Ok, nanti gue latihan lagi.

Derina menunjuk matras.

Ryan mengangguk.

Terdengar seseorang MEMBUNYIKAN BEL PINTU apartemen Ryan. Ryan bergegas membukakan pintu.

Viny langsung masuk mencari Derina dan menghambur memeluknya.

VINY

(terisak)

Derina, huhu, maafin gue. Kalau gue tahu si Putra kampret bakal ngelakuin hal kayak gini nggak akan gue tinggalin lu sama dia tadi, Der, huhuhu.

Derina mengusap-ngusap punggung Viny.

DERINA

Iya. Nggak apa-apa, Vin...

Derina melepaskan pelukannya dengan Viny.

DERINA (CONT'D)

Tapi, gimana dengan permintaan gue...

VINY

Udah diurus, Der. Dengan video yang direkam Ryan, Putra nggak bisa berkelit lagi. Kepala sekolah udah setuju untuk ngeluarin dia as per today.

Derina mengangguk.

DERINA

Makasih, Vin...

Viny memeluk Derina lagi.

VINY

Huhuhu, Derina...

Derina memeluk Viny dan tersenyum pada Ryan dari balik punggung Viny. Ryan tersenyum balik. Mereka merasa lega.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar