Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
67 INT. KERETA API - NIGHT - MOVING
Derina tidur dengan menyandarkan kepalanya di bahu Ryan.
Ryan menerima sebuah pesan singkat dari Bari, "Gudang. Jam 11 malam. Be armed."
Ryan menghela nafas, dia memandang Derina yang tertidur pulas.
Ryan membalas pesan Bari.
Ryan menyimpan ponselnya dan memejamkan mata, ia menyandarkan kepala di atas kepala Derina yang masih tertidur pulas.
68 EXT. RUMAH DERINA - PAGAR - NIGHT
RYAN
Sampai ketemu besok di sekolah?
Derina mengangguk.
RYAN (CONT'D)
Udah sana cepet masuk.
Derina membuka pagar dan masuk.
DERINA
Bye.
RYAN
Bye, Rin.
Derina melangkah menuju pintu rumahnya dan Ryan melangkah pergi.
Saat hendak mencapai gagang pintu Derina berbalik dan mengejar Ryan.
Derina tidak bisa menemukan Ryan di manapun. Tiba-tiba seseorang menarik tangan Derina.
Sesaat kita kira Derina akan diculik, tapi ternyata yang menarik tangan Derina adalah Ryan.
Derina terpojok ke sebuah dinding.
RYAN
Aku... Boleh peluk kamu?
DERINA
Nggak boleh.
Ryan terlihat bingung.
DERINA
Aku tahu kamu mau keluar lagi untuk cari obat.
Ryan makin tampak kebingungan.
RYAN
Kamu tahu dari mana?
BEGIN FLASHBACK:
69 INT. KERETA API - MOVING - NIGHT
DERINA (O.S.)
Aku liat pesan masuk dari Bari waktu kamu pergi ke toilet di kereta tadi.
Ryan meninggalkan tempat duduk untuk pergi ke toilet. Derina sekilas melihat pesan masuk dari Bari, "Kemarin ada kelompok yang coba masuk, belum berhasil. Hari ini kita gabung."
Derina terkejut tapi pura-pura tidak meliha apa-apa. Saat Ryan kembali dari toilet, Derina tersenyum menyambutnya dan bersikap normal.
END OF FLASHBACK.
70 EXT. RUMAH DERINA - PAGAR - NIGHT
DERINA
Kamu nggak mau cerita sama aku kalau kamu mau gabung di mission impossible malem ini?
RYAN
Bukan maksudku--
DERINA
Nggak perlu jelasin apa-apa, Yan. Kamu nggak percaya sama aku, dan apapun yang aku bilang nggak akan mengubah keputusan kamu malam ini.
RYAN
Rin, kita bisa mati di tangan Offlight dan sebelumnya ketakutan setiap saat karena nggak bisa melawan, atau kita bisa mencoba melawan, sedikit, berusaha tetap hidup, sedikit.
DERINA
Berusaha tetap hidup dengan masuk ke kandang macan? Non-sense!
Ryan memegang kedua pundak Derina.
RYAN
Aku butuh obat itu, Rin. Kamu butuh obat itu.
DERINA
Aku baik-baik aja tanpa obat, Ryan. Yang aku nggak bisa kalau setelah lewat malam ini, kamu tinggal nama.
(beat)
Kamu udah liat Offlight belum sih, Ryan? Hari ini, mereka ngebunuh anak kecil tanpa ampun. Kamu sadar nggak resiko yang mau kamu ambil sekarang?
RYAN
Aku sadar, dan aku tahu hasilnya sepadan.
Derina mendengus.
DERINA
Kalau kamu nggak mati konyol.
RYAN
Aku nggak akan mati konyol.
DERINA
Then prove it, Ryan.
Derina menarik kerah Ryan dengan mengancam.
DERINA
Jangan mati.
Derina mencium Ryan.
71 INT. GUDANG - NIGHT
Ryan dan beberapa orang lainnya terlihat menggunakan pakaian dan topeng serba hitam, mereka membawa pisau dan senjata tajam lainnya.
Gudang ini dijaga oleh banyak sekali Offlight.
Ryan dan kelompoknya sudah berhasil memasuki gudang. Sekilas kita melihat Offlight sedang menghitung uang, menandakan bahwa mereka secara ilegal memperjualbelikan obat-obat penyakit jiwa.
Ryan dan kelompoknya mengendap-ngendap ke ruangan penyimpanan. Mereka memasukkan sebanyak mungkin botol obat berbagai jenis yang dapat mereka jejalkan ke dalam sebuah kantung hitam.
Seorang Offlight melangkah mendekati tempat Ryan dan kelompoknya, Ryan melumpuhkan Offlight ini tanpa suara. Kelompoknya terlihat lega sampai...
Alarm BERBUNYI. Bunyinya memekakkan telinga.
Ryan dan kelompoknya langsung lari dengan panik, mereka menerjang Offlight dengan senjata yang mereka bawa.
Korban berjatuhan dari kelompok Ryan, mereka hanya bisa melukai Offlight tapi tidak bisa mengalahkannya.
Ryan dan kelompoknya dikelilingi oleh Offlight dari segala sisi di halaman gudang, lampu menyorot Ryan dan kelompoknya. Senjata api ditodongkan dari segala sisi.
72 EXT. SMA - HALAMAN - DAY
Derina baru saja memasuki halaman sekolah saat sebuah kehebohan terjadi.
Seorang Offlight menarik seorang siswi dengan paksa dari dalam sekolah dan menggiringnya ke halaman.
Siswi itu adalah Viny.
VINY
Lepasin! Lepasin tolong lepasin!
Derina menembus kerumunan.
DERINA
Viny! Viny!!!
Derina ditahan oleh seorang Offlight. Di sisi lain Sakti juga ditahan oleh seorang Offlight.
SAKTI
Kak Viny!
Sakti terlihat melayangkan tinju ke arah Offlight, tapi gagal. Sakti dipiting ke tanah.
Viny menggelengkan kepalanya sambil bercucuran air mata. Derina juga berusaha meronta dan melawan sekuat tenaga.
Viny membuat kontak mata dengan Sakti, mulutnya mengucapkan "I love you"
Viny memejamkan mata.
DOR!
SAKTI
KAK VINY!
DERINA
VINY!
Viny tergeletak di tanah, kepalanya mengeluarkan darah, sekilas kita melihat pergelangan tangan kirinya tidak lagi ditutupi jam tangan. Ada luka goresan di situ, Viny pernah mencoba bunuh diri.
Derina dan Sakti telah dilepaskan oleh Offlight. Mereka menghambur menuju tubuh Viny yang sudah tidak bernyawa.
Sakti mencoba menyerang Offlight lagi, sementara Derina memeluk tubuh Viny dan menangis tersedu-sedu.
Hujan MENGGUYUR halaman sekolah. Semua siswa lain hanya diam melihat Derina dan Sakti, tak kuasa berbuat apa-apa.
73 INT. SMA - TOILET - DAY
Derina mencengkeram sisi wastafel, setelah sekian lama ia tidak mengalami serangan panik, saat ini ia mengalami serangan panik kembali.
Tangannya gemetar dan giginya gemeretak, tapi bagi orang lain, akan sulit membedakan apakah ini karena serangan panik atau karena seragamnya basah kuyup diguyur hujan.
74 INT. SMA - KELAS - DAY - RAIN
Semua siswa duduk di bangkunya masing-masing. Inspeksi mendadak akan dilakukan oleh Offlight karena ditemukan seorang siswa depresi di sekolah Derina pagi ini, Viny.
Semua siswa diminta menunjukkan pergelangan tangannya dan meletakkannya di atas meja.
Derina menuruti perintah, tangannya mengepal dan gemetar. Tidak ada luka di pergelangan tangannya.
Offlight meneliti siswa-siswa satu persatu hingga sampai giliran Derina.
Offlight merasa curiga karena tangan Derina gemetar dan giginya gemeretak dan Derina terlihat sedikit kesulitan bernapas.
Offlight menghabiskan waktu lebih lama di meja Derina daripada meja siswa lain.
Semua siswa melihat ke arah Derina.
Derina menatap langsung mata Offlight yang ada di depannya, Derina terlihat sangat marah, tidak ada ketakutan di matanya.
Derina menggeretakkan giginya dan mengumpat dari balik giginya.
DERINA
Asshole.
Offlight yang diumpat akan menampar Derina, namun tiba-tiba pintu kelas menjeblak terbuka.
Seorang Offlight lain berdiri di depan pintu mengisyaratkan sudah waktunya pergi.
Rambut Derina ditarik ke belakang oleh Offlight yang ada di depannya.
OFFLIGHT
Bangku belakang sekolah. Aku tunggu.
Derina mengenali suara ini sebagai suara Ryan.
Derina terlihat terkejut tapi cepat-cepat mengubah ekspresi wajahnya kembali menjadi marah dan tidak suka.
Ryan bergabung bersama Offlight lain.