Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
49 INT. RUMAH DERINA - KAMAR DERINA - NIGHT - RAIN
Sekali lagi kita melihat foto Derina dan Neneknya yang sedang tersenyum bahagia.
50 EXT. SMA - RUANG OSIS - DAY
Anggota OSIS sedang bekerja, sementara Derina melamun.
VINY
Der? Der!
Derina tersadar dari lamunannya.
DERINA
Ya?
VINY
Kita mau terima berapa sukarelawan lagi buat penyaluran dana kloter 1 minggu ini?
DERINA
Ada berapa orang yang udah daftar, Vin?
VINY
11 sih yang menyatakan bisa ikut di kloter 1.
DERINA
Hmmm, anak OSIS yang keplotting ada 17?
VINY
Yes, 19 sama gue dan elo.
DERINA
Ok, buat pendaftar sukarelawan diterima semua aja kalo gitu, Vin, yang penting jangan lebih dari 30 orang per kloter, biar efektif, nggak ada yang nganggur.
VINY
Siap, Bu Bos!
Viny kembali ke pekerjaannya.
Derina melihat-lihat formulir pendaftar sukarelawan dan menemukan nama Ryan.
DERINA
(to herself)
Ryan?
(to Viny)
Vin, gue keluar sebentar ya.
Viny memberi isyarat oke. Derina keluar dari ruang OSIS.
51 INT. SMA - DAY
Derina melihat seseorang menggunakan hoodie hitam khas, Ryan.
Ryan berbelok ke sebuah koridor menghilang di kerumunan siswa.
PUTRA
Hi, Princess!
DERINA
(to herself)
You mean Queen.
(to Putra)
Hai juga, Putra.
Derina masih berusaha mencari Ryan di kerumunan.
Putra menyadari bahwa Derina tidak fokus.
PUTRA
Nyari siapa sih?
DERINA
Temen.
PUTRA
Siapa?
Derina sekelibat melihat Ryan lagi di kerumunan.
DERINA
Duluan ya, Putra!
Derina berlari mengejar Ryan.
Putra melihat Derina mengejar Ryan, dia terlihat marah dan cemburu.
Sementara itu...
DERINA
Ryan! Ryan!!
Ryan tidak berhenti dan terus berjalan.
52 EXT. SMA - BANGKU DI LUAR SEKOLAH - DAY
Ryan akhirnya berhenti.
Ia berbalik dan melihat Derina yang terengah-engah mengejarnya.
DERINA
(terengah-engah)
Elu... Cepet... Banget... Jalannya...
Ryan melepas earbuds yang ia kenakan.
RYAN
Apa?
Derina mengibas-ngibaskan tangan tidak sabar dan duduk di bangku.
Ryan mengulurkan minuman isotonik untuk Derina. Derina menerima minuman dan meminumnya.
DERINA
Kalau dipikir-pikir, lu sering banget ya ngasih gue makan dan minum.
RYAN
Men sana in corpore sano.
(beat)
Di dalam tubuh yang sehat, terdapat jiwa yang kuat. Karena sekarang kita nggak punya pilihan untuk mengobati jiwa kita, kita harus menjaga tubuh kita, Rin.
Derina tertawa mendengar perkataan Ryan yang sok bijak.
DERINA
Makasih ya. Ngomong-ngomong, lu daftar jadi sukarelawan?
RYAN
Iya.
DERINA
Kenapa?
RYAN
Nggak boleh?
DERINA
Bukan, maksud gue, lu kan keliatannya pendiem, penyendiri...
RYAN
Ansos maksud lo?
DERINA
Bukan ansos. Antisosial itu gangguan kepribadian di mana penderitanya menyimpang dari norma-norma dan melakukan perbuatan yang berpotensi membahayakan diri sendiri dan orang lain. Kalau elu, gue pikir cuma... Introvert?
RYAN
Hahahaha, gue nggak tahu kalau selain Ketua OSIS dan murid teladan, lu juga search engine berjalan.
Derina memukul lengan Ryan kesal.
DERINA
Penting tahu! Biar nggak salah kaprah gunain istilah psikologi!
RYAN
Psssst!
Ryan menutup mulut Derina.
Mereka melihat sekeliling dengan panik.
Setelah yakin tidak ada orang yang mendengar Derina mengatakan 'psikologi' barusan, Ryan melepaskan tangannya dari mulut Derina.
RYAN
Udah gue duga, kalo soal yang ini lu masih bego.
DERINA
Maaf...
RYAN
Lu harus lebih hati-hati atau kita berdua bisa mati muda.
Ryan bangkit dari kursi.
RYAN (CONT'D)
Dateng ke apartemen gue pulang sekolah.
Derina menyilangkan tangan di depan dadanya dengan insecure. Ryan menggeleng-gelengkan kepalanya.
RYAN
(menunjuk dada Derina)
Bukan buat itu.
(menoyor dahi Derina)
Tapi buat ngisi ini, kepala lu.
DERINA
Oh.
Derina menurunkan tangannya.
Ryan berjalan dua langkah meninggalkan Derina kemudian berbalik.
RYAN
Oh ya, Rin, lu bisa bela diri?
53 INT. APARTEMEN RYAN - DAY
Ryan sedang mengajari Derina bela diri. Ryan terlihat lebih ahli dari Derina, Derina susah payah mengimbangi Ryan.
Derina jatuh ke matras, Ryan mengulurkan tangan untuk membantu Derina.
RYAN
Not bad buat seorang pemula.
Derina terlihat kesal.
Mereka kembali memasang kuda-kuda.
DERINA
Lu nggak ada niat buat nurunin level kemampuan lu sedikit apa? Go easy on me, I am still a beginner.
RYAN
Hahaha. Lu pikir kalau lu dalam bahaya musuh lu akan nurunin level kemampuannya dan mau nganggep lo pemula?
Ryan menghindari pukulan Derina yg nyaris mengenai pipinya.
RYAN
Good.
Mereka melanjutkan berlatih, sekali lagi Derina terjatuh di matras.
Ryan berbaring di sebelah Derina, kepala mereka sejajar namun kaki mereka berada di arah yang berlawanan.
Mereka terlihat kelelahan.
DERINA
Kenapa lu pikir gue butuh latihan bela diri?
RYAN
Kenapa lu pikir lu nggak butuh saat ada satuan khusus yang siap ngelubangin kepala lo setiap saat?
Derina menghela napas.
DERINA
Kadang gampang untuk ngelupain fakta bahwa kita lagi dalam bahaya.
Ryan mengelus kepala Derina.
RYAN
Sama.
Derina terlihat malu. Ryan bangkit berdiri.
RYAN (CONT'D)
Ayo latihan lagi.
Handphone Ryan BERDERING.
RYAN (CONT'D)
Sebentar. Derina mengangguk.
RYAN
Lu udah nemuin lokasinya? Bagus. Oke, gue kesana sekarang.
Ryan menutup telepon.
DERINA
Siapa, Yan?
RYAN
Informan gue. Dia bilang udah nemuin tempat di mana obat-obatan buat kita disimpen, Rin.
DERINA
Tapi, bukannya semua obat buat penyakit jiwa udah dimusnahin, Yan?
Ryan menggeleng. Ia menggunakan hoodie khasnya.
RYAN
Nggak semuanya, Rin.
(beat)
Masalahnya, karena disimpan dan dijual secara ilegal, ditambah nggak ada lagi produksi harganya naik sampai berkali-kali lipat dari harga narkoba.
DERINA
Lu mau beli?
RYAN
Narkoba?
DERINA
Anti-depresan, Ryan!
RYAN
Oh. Enggak, bokek.
DERINA
Terus?
Ryan meniup tinjunya dengan muka tengil lalu secepat kilat menuju ke pintu keluar.
DERINA
Yan! Yan! Udah gila lu Yan! Ryan!
54 EXT. RUMAH MEWAH - HALAMAN - NIGHT
Sebuah rumah mewah terlihat dijaga oleh BODYGUARD #1 dan BODYGUARD #2 yang berlalu lalang.
Ryan dan BARI (23) bersembunyi di balik semak-semak. Bari menunjuk pintu belakang dengan jarinya.
Ryan mengangguk dan mereka berdua mengendap-ngendap menuju pintu belakang.
Saat melewati sebuah jendela, mereka harus menunduk agar tidak terlihat dari dalam rumah. Tapi tiba-tiba...
Terdengar suara wanita MENJERIT HISTERIS.
SUARA WANITA
Aaaaa!!!
Ternyata itu adalah suara ISTRI PEMILIK RUMAH (37), diikuti dengan derap langkah panik SUAMI PEMILIK RUMAH (40).
Ryan mengangkat jari telunjuk ke depan mulutnya, mengisyaratkan pada Bari agar mereka tetap diam.
Bari mengangguk.
55 INT. RUMAH MEWAH - KAMAR - NIGHT
Istri Pemilik Rumah terduduk di lantai, ia ternganga. Suaminya datang dengan tergopoh-gopoh dan segera menghampiri istrinya.
SUAMI PEMILIK RUMAH
Ada apa, Ma?
ISTRI PEMILIK RUMAH
Shireen, Shireen.
Istri pemilik rumah menunjuk tubuh tidak bernyawa ANAK PEMILIK RUMAH (12) yang tergantung di langit-langit.
SUAMI PEMILIK RUMAH
SHIREEN!
Terdengar lolongan yang menyayat hati dari Suami Pemilik Rumah.
Bodyguard #1 memasuki kamar.
SUAMI PEMILIK RUMAH
(to Bodyguard #1)
Tutup semua pintu dan jendela. Jangan sampai ada yang tahu soal ini. SEKARANG!
Bodyguard #1 bergegas menutup jendela kamar.
56 EXT. RUMAH MEWAH - HALAMAN - NIGHT
Ryan dan Bari sudah menghilang dari bawah jendela.
Tapi keberadaannya terlanjur diketahui oleh Bodyguard #2 yang berjaga di luar.
Ryan dan Bari dikejar oleh Bodyguard #2. Mereka nyaris tertangkap namun berhasil lolos. Ryan mendapatkan luka goresan di pipinya.
57 EXT. SEBUAH TAMAN - BANGKU - NIGHT
RYAN
Barusan itu...
Ryan mencengkeram kerah Bari.
RYAN
(berbisik)
Lu nggak bilang kalau kita mau nyolong dari anak kecil yang depresi?
Bari mengenyahkan tangan Ryan.
BARI
Mantan anak kecil. Sekarang dia udah meninggal. Dan emangnya kenapa? Orang tuanya tajir. Apa yang bakal berubah kalau kita nyolong stok obatnya sedikit?
Bari menyalakan rokok.
Ryan mengacak rambutnya frustasi.
RYAN
Kita baru aja liat anak kecil mati bunuh diri, Bari.
BARI
Terus gimana, Ryan? Tiap hari orang mati karena nggak ada obat, psikolog, atau psikiater.
(beat)
Ada efek samping anti-depresan, lu juga tahu.
(beat)
Obat aja nggak cukup, kita butuh dokter, butuh terapis.
Bari mematikan rokoknya.
BARI
Besok gue akan coba lagi ke rumah itu, terserah lu mau ikut apa enggak.
Bari meninggalkan Ryan.
Ryan terlihat berada dalam dilema.