Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Role Play (Script)
Suka
Favorit
Bagikan
3. His Name Is Ryan

29 INT. RUMAH DERINA - KAMAR DERINA - DAY

Derina berdandan di depan kaca, kita melihat FOTO DERINA DAN NENEKNYA berada di meja rias.

Derina turun ke bawah, kedua orang tuanya sedang menonton televisi.

Ayah Derina yang mendengar langkah putrinya turun dari tangga mengalihkan pandangannya kepada Derina.

AYAH DERINA

Pagi-pagi udah cantik, mau kemana anak Ayah?

DERINA

Bukannya kemaren Ayah bilang di telepon kalau hari ini kita mau nengok Nenek?

Mama Derina menyambar lengan Derina cepat.

MAMA DERINA

Derina! Sssst!

Mama Derina menengok ke luar jendela untuk menengok apakah ada tetangga yang mendengar, lalu buru-buru menutup gorden.

Mama Derina melihat ke arah Ayah Derina dengan khawatir.

Ayah Derina terlihat marah.

AYAH DERINA

Ikut Ayah sekarang.

Ayah Derina menarik lengan Derina dengan kasar.

DERINA

Aw, sakit Ayah!

Mereka menuju ke RUANGAN YANG LEBIH PRIVAT.

30 INT. RUMAH DERINA - RUANGAN PRIVAT - DAY

Mama Derina menutup pintu dan menguncinya, ruangan ini adalah ruangan KEDAP SUARA.

Derina dihempaskan ke sebuah sofa oleh Ayahnya.

DERINA

Aw! Kenapa sih Ayah?!

AYAH DERINA

Kamu pikir ini lucu? Kamu pikir keselamatan kita ini main-main?

DERINA

Apa sih Ayah?! Derina nggak ngerti!

AYAH DERINA

Kamu ini ya!!

Ayah Derina mengangkat tangan hendak menampar Derina tapi berhenti.

Derina dan Mama Derina semuanya terlihat kaget karena baru pertama kali melihat Ayah Derina seperti ini. Pun Ayah Derina yang menyesali reaksinya.

Ayah Derina mengusap wajah dengan kedua telapak tangannya kemudian berjalan ke sudut ruangan, membelakangi Derina.

Derina hampir menangis. Suaranya bergetar.

DERINA

Derina bener-bener nggak ngerti. Ini sebenernya ada apa?

Mama Derina duduk di samping anaknya dan merangkulnya.

MAMA DERINA

Kamu bener-bener nggak tahu, Derina?

Derina terlihat bingung.

DERINA

Tahu apa, Ma? Derina tahu Nenek digangguin sama anak-anak SMP dan harus dioperasi.

Mama Derina terlihat khawatir.

MAMA DERINA

Selain itu?

DERINA

Emang ada kejadian apa selain itu?

Mama Derina bertukar pandang dengan Ayah Derina.

MAMA DERINA

Derina, Nenek udah meninggal...

Derina berontak dari rangkulan Mamanya.

DERINA

Bohong!!! Kemarin Ayah bilang operasi Nenek lancar!

Mama Derina berusaha menenangkan Derina.

BEGIN MONTAGE:

31 INT. RUMAH DERINA - TERAS - DAY

NENEK DERINA (67) mengunjungi rumah Derina. DERINA KECIL (7) tampak berlari ke pelukan Neneknya.

32 INT. RUMAH DERINA - KAMAR DERINA - NIGHT

Derina kecil sedang dibacakan buku pengantar tidur oleh Neneknya. Nenek Derina mencium kening cucunya kemudian mematikan lampu.

33 INT/EXT. PANGGUNG KEJUARAAN - DAY

Derina mengangkat sebuah piala tinggi-tinggi dan Nenek Derina terlihat tersenyum bangga.

34 INT. RUMAH SAKIT JIWA - DAY

Derina mengunjungi Nenek yang dirawat di rumah sakit jiwa. Nenek hanya duduk diam di sebuah kursi roda yang menghadap ke jendela. Derina menangis di pelukan orangtuanya.

35 EXT. PINGGIR JALAN - DAY

DARI SUDUT PANDANG DERINA, kita melihat Neneknya diganggu oleh tiga anak SMP. Neneknya terluka dan kepalanya berdarah.

END OF MONTAGE.

36 INT. RUMAH DERINA - RUANGAN PRIVAT - DAY

Derina berdiri jauh dari kedua orangtuanya.

DERINA

Mama sama Ayah bohong.

Mata Derina berkaca-kaca. Ayahnya menangis dengan membelakangi Derina, sementara Mama Derina menatap Derina seperti meminta maaf.

Derina seperti menunggu kedua orangtuanya menjelaskan sesuatu tapi nihil.

DERINA

Derina akan cari tahu sendiri.

Derina keluar dari ruangan dengan cepat. Ia pergi ke rumah sakit tempat Neneknya dioperasi.

KEDUA ORANG TUA DERINA

DERINA!

37 INT. RUMAH SAKIT - DAY

Derina pergi ke resepsionis untuk menanyakan Neneknya.

DERINA

Permisi...

RESEPSIONIS (30) tersenyum ramah.

RESEPSIONIS

Ya? Ada yang bisa saya bantu?

DERINA

Saya mau menanyakan pasien atas nama Restu Rahasih. Ada di kamar mana ya, Mbak?

RESEPSIONIS

Sebentar, ya. Saya coba cekkan dulu.

Resepsionis kelihatan tidak dapat menemukan nama Restu Rahasih.

Derina terlihat gelisah.

RESEPSIONIS

Maaf di sini tidak ada pasien dirawat yang bernama Restu Rahasih.

DERINA

Bisa coba dicek sekali lagi, Mbak?

Resepsionis terlihat mengangguk mengiyakan permintaan Derina.

Resepsionis mencoba mencari di komputer sekali lagi tetapi nihil.

RESEPSIONIS

Maaf, mungkin pasien sudah dirawat jalan.

Derina terlihat kecewa.

DERINA

Oke, terimakasih banyak, Mbak.

Derina berjalan meninggalkan resepsionis.

38 EXT. RUMAH SAKIT - DEPAN RUMAH SAKIT - DAY

DERINA

(to herself)

Apa Nenek udah balik ke Rumah Sakit Jiwa?

Kita melihat PASSERBY #1 (30) dan PASSERBY #2 (35) mendengar ucapan Derina lalu berbisik-bisik dan menatap Derina seolah Derina sudah gila.

Derina pergi pergi dari rumah sakit dan menuju ke rumah sakit jiwa.

39 EXT. EKS RUMAH SAKIT JIWA - DAY

Derina telah sampai di tempat yang seharusnya adalah Rumah Sakit Jiwa tempat Neneknya dirawat.

Tapi alih-alih sebuah rumah sakit yang beroperasi, Derina dihadapkan dengan sebuah tanah kosong yang diapit dua buah bangunan publik lain di kanan-kirinya.

Terdapat papan bertuliskan TANAH MILIK NEGARA.

Derina mengernyit bingung, dia menengok ke kanan dan ke kiri.

Banyak orang lalu lalang di sekitar Derina, namun mereka seperti tidak terganggu dengan fakta bahwa Rumah Sakit Jiwa yang tadinya berdiri di sini, menghilang dengan tiba-tiba.

Tampak OFFLIGHT #1 (40) dan OFFLIGHT #2 (40) berbadan kekar, mengenakan jubah serba putih dan topeng yang khas, penampilannya tampak seperti algojo, sedang memandang Derina dengan bengis dan berbisik satu sama lain.

Derina masih menengok ke sekitarnya dengan bingung, tidak menyadari bahwa ada hawa membunuh sedang memperhatikannya.

Offlight #1 dan #2 hendak menghampiri Derina sampai...

Ryan muncul dan langsung merangkul Derina.

RYAN

(dengan suara yang dikeras-keraskan)

EHHHH! KAMU DI SINI TERNYATA! KUCARIIN DARI TADI! 

Derina tampak risih dan hendak melepaskan rangkulan Ryan, namun Ryan merangkulnya lebih kuat.

DERINA

Lepasin--

Derina tampak mengenali Ryan.

DERINA

Elo kan? Cowok yang waktu itu di atap?!

RYAN

(berbisik)

Sssst! Kalau lu belum bernafsu mati, mendingan sekarang ikutin gue. Di belakang ada dua cecunguk yang siap ngelubangin kepala lu dari tadi.

Derina menengok ke belakang.

DERINA

...Mereka kok penampilannya kayak gitu?

Salah satu Offlight meraba pistol yang tergantung di pinggangnya. Derina menelan ludah.

DERINA

(berbisik ketakutan)

Gue harus gimana?

Ryan menatap Derina dalam-dalam, lalu menangkup wajah Derina dan menciumnya.

Mata Derina membelalak kaget, ia melihat ke arah Offlight #1 dan #2 yang berhenti melangkah mendekati Derina dan Ryan.

Offlight #1 dan #2 terlihat gusar. Derina menutup matanya, pasrah menerima ciuman Ryan.

Offlight #1 dan #2 berbisik-bisik lalu membalikkan badan untuk pergi.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar