Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
ROGO SUKMO
Suka
Favorit
Bagikan
9. TERSESAT DI ALAM GAIB
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

 

81. INT. HUTAN GELAP (DUNIA GAIB)

PEMAIN : ADAM, LAURA

Adam berdiri sendirian, dikelilingi kabut tebal. Suara langkah berlari mendekat dari segala arah.

Bayangan hitam besar dengan mata merah (makhluk dari adegan pembuka film pertama) muncul lagi, kali ini lebih dekat, lebih nyata.


Adam lari ketakutan, terengah.

 

Tiba-tiba dari belakangnya, tangan-tangan pucat mencengkeram tubuhnya, menariknya ke tanah.

Suara Laura terdengar dari kegelapan:

LAURA:
Kalau kamu bisa menutup gerbang… berarti kamu juga bisa membukanya, kan?
 

Adam menjerit—

                              

CUT TO: Adam terbangun mendadak di ranjangnya, tubuhnya penuh luka goresan nyata.

 

82. INT. RUMAH – DAPUR – SUBUH

PEMAIN : ADAM, NADIA

Nadia mengambil air minum. Tiba-tiba kulkas bergetar. Ia menoleh, pintu kulkas terbuka pelan.

 

Dari dalam, bukan makanan yang keluar—tapi tangan hitam kurus, menjulur, berusaha meraih wajah Nadia.

Ia berteriak.

 

Adam berlari, menyalakan doa yang diajarkan Kyai Hasan. Tangan hitam itu mendesis, lalu lenyap dalam asap hitam.

Nadia gemetar, hampir pingsan.


NADIA:
Adam… mereka beneran ngikutin kita ke sini…

 

CUT TO

 

83. INT. RUMAH – RUANG DOA – PAGI

PEMAIN : ADAM, KYAI HASAN

Kyai Hasan menyiapkan ritual perlindungan. Wajahnya penuh kekhawatiran.


KYAI HASAN:
Adam, kau harus kuat. Karena setiap gerbang yang kau tutup, akan makin banyak yang datang memburumu.

 

Adam menatap api dupa, wajahnya suram.


ADAM:
Kalau begitu… aku harus menutup semua sebelum mereka menutup hidupku.

 

FADE OUT.

 

 

 

84. INT. RUMAH ADAM – MALAM

PEMAIN : ADAM

Adam duduk termenung, membuka buku catatan kakek lagi. Ia merasa ada halaman-halaman yang hilang.


Ia menatap ke arah Nadia, yang sedang sibuk dengan laptopnya. Kamera menyorot layar laptop: tampak rekaman gerbang kedua, wajah Adam saat meraga sukma… tapi ada satu folder tersembunyi dengan nama “Project Seven Gates.”

Adam mulai curiga, ekspresinya tegang.

 

CUT TO

 

85. EXT. HALAMAN RUMAH – MALAM

PEMAIN : ADAM, NADIA

Nadia keluar diam-diam. Adam mengikutinya dari jauh.

Ia melihat Nadia bertemu dengan seorang pria asing berpakaian hitam, wajahnya tidak jelas, hanya siluet. Pria itu menyerahkan gulungan kertas kuno.

 

Adam hampir menghampiri, tapi tiba-tiba telinga Adam berdenging keras, membuatnya terhuyung. Saat ia kembali fokus, pria itu sudah lenyap, hanya Nadia yang masih memegang gulungan.

 

CUT TO

 

86. INT. RUMAH – RUANG TAMU – MALAM

PEMAIN : ADAM, NADIA

Adam meledak.


ADAM (keras):
Kenapa kamu bohong, Nad?! Kamu bukan cuma peneliti kan?!
Nadia terdiam, wajahnya gelisah.

NADIA:
Aku memang meneliti gerbang… tapi bukan hanya untuk diriku. Ada kelompok yang sudah lama mencari ini semua, Adam. Mereka percaya gerbang bisa jadi jalan ke kekuatan abadi.

 

Adam tercengang, marah.


ADAM:
Jadi semua ini jebakan? Kamu deket sama aku cuma buat buka gerbang?!

 

Nadia menitikkan air mata.


NADIA:
Aku nggak mau jatuh cinta sama kamu, Adam… tapi aku terjebak. Mereka sudah mengancam keluargaku.

 

CUT TO

 

87. INT. GUA – GERBANG KETIGA – MALAM

PEMAIN : ADAM, NADIA, KYAI HASAN

Adam, Nadia, dan Kyai Hasan mendatangi lokasi Gerbang Ketiga. Atmosfernya lebih mencekam—suara tangisan bayi bercampur suara gamelan lirih terdengar dari dalam gua.

 

Saat ritual dimulai, tiba-tiba Nadia mengambil pisau ritual dan menusukkannya ke dupa pelindung. Api padam seketika.


KYAI HASAN TERIAK:
Nadia! Apa yang kau lakukan?!
 

Nadia menangis, wajahnya penuh konflik, tapi ia tetap mundur ke sisi lain gua. Dari kegelapan muncul makhluk penjaga gerbang: sosok raksasa tanpa wajah, tubuhnya terbungkus kain kafan sobek, hanya suara erangan berat yang menggema.

Gerbang terbuka perlahan, semburat cahaya merah menyilaukan.

 

CUT TO

 

88. INT. GUA – BERLANJUT

PEMAIN : ADAM, NADIA

Adam mencoba melawan dengan meraga sukma, tapi energinya terkuras karena ritual sabotase Nadia.


Makhluk penjaga bergerak cepat, tangannya yang panjang menyapu dinding gua, membuat batu berjatuhan.

 

Kyai Hasan mengangkat tasbih, melantunkan doa keras-keras. Batu-batu bergetar, tapi tidak cukup untuk menghentikan makhluk itu.

 

Nadia berdiri di dekat cahaya gerbang, wajahnya penuh dilema.


NADIA (berbisik, sambil menangis):
Maaf, Adam… aku harus melakukannya…

 

Adam berteriak keras, berusaha menarik Nadia keluar dari cahaya.

Tiba-tiba, tangan hitam keluar dari gerbang, meraih tubuh Nadia dan menyeretnya masuk.

 

CLOSE UP – wajah Nadia saat ditarik:

ADAAAMMM!!!

 

Gerbang bergetar keras, lalu menutup mendadak dengan dentuman.


Nadia hilang.

Hanya suara gaung tawa Laura yang terdengar dari kegelapan gua.

 

CUT TO BLACK.

 

 

89. INT. GUA – MALAM

PEMAIN : ADAM, KYAI HASAN

Debu beterbangan. Gua remang, hanya cahaya obor Kyai Hasan yang tersisa.

Adam terjatuh, tubuhnya lemah. Ia menatap bekas gerbang yang baru saja menelan Nadia.

 

ADAM (berbisik, parau)
Nad… aku nggak bisa biarin kamu hilang di sana.

 

Kyai Hasan mendekat, menahan Adam.


KYAI HASAN:
Adam! Jangan gegabah. Gerbang itu jalan sekali pergi. Kalau kau masuk, kau mungkin tak akan pernah kembali!

 

Adam menatap Kyai Hasan dengan mata merah penuh tekad.


ADAM:
Kalau aku tinggal diam, dia akan mati… atau lebih buruk… jadi bagian dari mereka.

 

CUT TO

 

90. INT. GUA – DEPAN GERBANG

PEMAIN : ADAM

Adam duduk bersila. Ia menutup mata, tubuhnya bergetar.

Kyai Hasan menggenggam tasbih, mencoba melindungi tubuh Adam yang kosong.

 

 

VISUAL – ALAM GAIB

Adam muncul di dunia kabut hitam, tapi kali ini kabutnya lebih padat, suara tangisan bayi dan tawa perempuan bercampur. Langkah Adam terasa berat, seolah tanah mencoba menariknya ke bawah.

 

Di kejauhan terlihat gerbang merah menyala—Gerbang Ketiga.

 

CUT TO

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)