Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
71. INT. RUMAH KYAI HASAN – MALAM
PEMAIN : ADAM, NADIA, KYAI HASAN
Ruang doa sederhana, penuh kitab tua dan dupa yang menyala. Adam duduk bersila, wajahnya tegang. Nadia ada di sampingnya, masih ragu tapi penasaran.
Kyai Hasan menyalakan kemenyan, asap mengepul memenuhi ruangan. Suara bacaan doa menggema pelan.
Adam mengangguk, menutup matanya.
Nadia menggenggam kamera di pangkuannya, berbisik lirih:
Kyai Hasan menatapnya tajam.
CUT TO
72. EXT. GUA JEPANG – TENGAH MALAM
PEMAIN : ADAM, NADIA, KYAI HASAN
Angin kencang bertiup. Kabut tebal menutupi mulut gua. Api obor yang dibawa Kyai Hasan bergetar seolah ingin padam.
Adam duduk bersila di depan pintu gua, memejamkan mata. Nafasnya berat. Tubuhnya mulai bergetar.
Tiba-tiba… wushh! Arwahnya keluar dari tubuh. Sosok cahaya Adam berjalan masuk ke dalam gua, sementara tubuh jasadnya tetap duduk di luar, dijaga Kyai Hasan.
Nadia menatapnya dengan mulut ternganga, tidak percaya.
CUT TO
73. INT. GUA JEPANG (DIMENSI GAIB) – MALAM
PEMAIN : ADAM, NADIA, LAURA, PENJAGA 1, TENTARA JEPANG, EXTRAS
Adam berjalan di lorong gua, tapi dunia yang ia lihat bukan gua biasa:
· Dindingnya berlumur darah yang terus menetes.
· Bayangan tentara Jepang berjalan tanpa arah, wajahnya hancur, sebagian tubuhnya berlubang bekas peluru.
· Suara jeritan dan tembakan menggema tiada henti.
Tiba-tiba, Laura muncul. Gadis pirang kecil itu, tapi wajahnya sekarang mengerikan—matanya hitam legam, senyumnya terlalu lebar.
Di belakangnya, sebuah gerbang batu hitam mulai tampak. Gerbang itu bergetar, di tengahnya terlihat pusaran api merah menyala.
Gerbang bergetar keras. Dari dalam pusaran api, muncul sosok mengerikan: Penjaga Gerbang Kedua.
· Tubuhnya tinggi, bersisik hitam.
· Wajahnya seperti perpaduan manusia & oni Jepang, bertaring besar.
· Bola matanya merah menyala, menatap langsung ke arah Adam.
Adam gemetar, tapi menatap balik dengan tekad.
Tiba-tiba penjaga itu meraung, lorong gua berguncang. Tentara-tentara Jepang bangkit, matanya merah, bergerak menyerang Adam.
Adam berlari, menghindar. Tangannya bergetar, cahaya putih keluar dari telapak tangannya. Ia teringat ajaran kakeknya: “Gunakan cahaya itu untuk melawan kegelapan.”
Dengan teriakan keras, Adam menyalurkan cahaya ke arah para arwah. Tubuh mereka terbakar, lalu lenyap menjadi debu cahaya.
Penjaga marah, maju menerjang Adam dengan tangan raksasanya.
Adam terpental, menghantam dinding gua. Darah keluar dari bibirnya meski ini hanya tubuh astral.
CUT TO
74. EXT. GUA JEPANG – DUNIA NYATA – MALAM
PEMAIN : ADAM, KYAI HASAN
Di luar gua, tubuh Adam berkeringat deras. Kyai Hasan membaca doa dengan suara keras, suaranya bersaing dengan angin yang meraung. Nadia menahan tubuh Adam agar tidak terguling.
75. INT. GUA JEPANG (DIMENSI GAIB) – MALAM
PEMAIN : ADAM, PENJAGA
Adam berdiri dengan susah payah. Ia menatap penjaga, lalu menempelkan kedua tangannya ke tanah. Cahaya putih menyebar, membentuk lingkaran segel di sekitar gerbang.
Penjaga mengamuk, tubuhnya terbakar perlahan.
Suara ledakan besar terdengar. Gerbang bergetar hebat, lalu
tertutup rapat dengan cahaya putih menyilaukan.
Penjaga menjerit terakhir kali sebelum lenyap. Laura menatap Adam dengan tatapan kecewa, lalu menghilang ke kegelapan.
CUT TO
76. EXT. GUA JEPANG – MALAM
PEMAIN : ADAM, NADIA
Tubuh Adam mendadak bangkit dengan tarikan napas keras, seperti orang baru keluar dari tenggelam.
Nadia menatapnya dengan wajah ngeri sekaligus kagum.
Adam menatap ke dalam gua yang kini sunyi. Wajahnya letih, tapi matanya dipenuhi kesadaran baru.
FADE OUT.
77. INT. KAMAR ADAM – MALAM
PEMAIN : ADAM, NADIA, ANAK-ANAK
Adam tidur di ranjang, tubuhnya masih lemas. Nadia di kursi dekat meja, menatap rekamannya diam-diam di kamera.
Wajahnya serius, matanya membesar—ia melihat kilasan sosok Laura muncul di rekaman, berdiri tepat di belakang Adam saat di gua.
Nadia menoleh ke arah ranjang. Kosong.
Adam sudah tidak ada.
Suara lirih terdengar di dalam kamar, seperti anak kecil menyanyi dengan nada menyeramkan.
Lampu kamar berkelip-kelip. Nadia panik, mendekat ke ranjang. Selimut tiba-tiba terangkat sendiri, lalu jatuh ke lantai.
CLOSE UP – BAWAH RANJANG.
Dua bola mata merah menyala menatapnya.
CUT TO
78. EXT. HALAMAN RUMAH – MALAM
PEMAIN : ADAM, NADIA
Adam berjalan sambil terhuyung, seolah digerakkan sesuatu. Kakinya menyeret, wajahnya kosong.
Nadia berlari mengejarnya.
Adam terus berjalan menuju pohon besar di sudut halaman. Dari kejauhan terlihat bayangan sosok anak kecil berdiri di bawah pohon: Laura. Rambut pirangnya menutupi wajahnya.
Laura tersenyum aneh, lalu tiba-tiba tubuhnya berubah—kepalanya retak, darah menetes, menampakkan wujud aslinya yang menyeramkan.
Adam mendekat, hampir menyentuhnya.
Nadia nekat menarik Adam dengan sekuat tenaga.
Tiba-tiba, BRAK! ranting pohon patah sendiri, jatuh hampir menimpa mereka.
CUT TO
79. INT. RUMAH – RUANG KELUARGA – MALAM
PEMAIN : ADAM, KYAI HASAN
Kyai Hasan datang terburu-buru setelah dipanggil Nadia. Wajahnya pucat ketika masuk rumah.
Adam menatapnya lelah, masih setengah sadar.
Kyai Hasan hanya menunduk.
Di meja, gelas bergetar sendiri. Air di dalamnya berubah menjadi hitam.
CUT TO
80. INT. KAMAR ADAM – TENGAH MALAM
PEMAIN : ADAM
Adam tertidur. Kamera close-up wajahnya yang penuh keringat.
Tiba-tiba ia terbangun—tapi bukan di kamar.