Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
ROGO SUKMO
Suka
Favorit
Bagikan
5. SUMAWATI
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

 

51. INT. RUMAH ADAM – MALAM

PEMAIN : SUMAWATI, SARIANI (IBU ADAM)

Sariani (ibu Adam) menjerit melihat tubuh Adam kaku.

Sumawati langsung duduk bersila, menutup mata.

 

SUMAWATI (tegas, sambil berdoa):
Tunggu aku, Adam… aku akan menjemputmu.

 

Tubuhnya terkulai. Arwahnya keluar—Sumawati kini berada di dunia gaib, mencari Adam.

 

CUT TO

 

52. INT. DUNIA GAIB – BENTENG RERUNTUHAN

PEMAIN : SUMAWATI, ROBERT, ADAM

Sumawati muncul, cahaya samar mengelilinginya. Ia melihat Adam sudah dikepung oleh arwah-arwah, dan makhluk hitam mulai mendekat.

 

SUMAWATI (berteriak):
Adam! Lari ke arahku!

 

Adam menoleh, matanya kosong, hampir terseret oleh Laura dan Robert.


ROBERT (menarik Adam):
Jangan dengarkan dia! Kami keluargamu sekarang!

 

Sumawati berlari, membaca doa keras-keras. Arwah-arwah itu menjerit kesakitan, wajah mereka meleleh.

 

Makhluk hitam mengamuk, menubruk dinding benteng hingga runtuh.

 

Makhluk hitam mengejar. Langkahnya membuat tanah bergetar.

Sumawati berdiri di depan Adam, tubuhnya bergetar tapi matanya tajam.

 

SUMAWATI:
Kalau kau mau Adam, kau harus melewatiku dulu!

 

Makhluk itu meraung. Dari mulutnya keluar asap hitam pekat yang membentuk tangan-tangan raksasa, mencoba mencekik mereka.

 

Sumawati memejamkan mata, melantunkan doa. Dari tubuhnya memancar cahaya terang, mendorong tangan-tangan hitam itu mundur.

 

Adam, masih goyah, akhirnya ikut membantu. Ia mengingat pesan kakeknya: “Kendalikan jiwamu, jangan dikendalikan.”

 

Adam berteriak, tubuhnya juga memancarkan cahaya.

Makhluk hitam terhuyung, meraung marah, lalu melompat ke arah mereka.

 

SFX: BRAAAAAK!!!

 

Sumawati menggenggam tangan Adam.


SUMAWATI:
Sekarang! Ikuti aku!

 

Sebuah pintu cahaya muncul di langit reruntuhan. Mereka melompat masuk.

 

Makhluk hitam mencoba menarik Adam, hampir berhasil mencengkeram kakinya.


Adam menjerit, namun Sumawati menarik lebih kuat, dan mereka berdua masuk ke dalam cahaya.

 

Kembali ke Dunia Nyata

 

 

53. INT. KAMAR ADAM – SUBUH

PEMAIN : ADAM, SUMAWATI, SARIANI, MARYOTO

Adam dan Sumawati sama-sama terbangun, terengah-engah. Tubuh Adam dipenuhi keringat dingin.

 

Sariani menangis lega melihat anaknya sadar. Maryoto (ayah Adam) menatap Sumawati penuh syukur, tapi Sumawati hanya menatap Adam dengan wajah serius.

 

SUMAWATI (pelan, tapi tajam):
Dia tidak akan berhenti sebelum mendapatkanmu. Sekarang, Adam… kita harus siap perang.

 

Kamera close-up wajah Adam. Matanya masih diliputi ketakutan, tapi ada juga cahaya keberanian yang mulai tumbuh.

 

FADE OUT.

 

54. INT. RUMAH ADAM – MALAM

PEMAIN : ADAM

Adam duduk di kamarnya, menatap buku catatan kakeknya yang semakin aneh: huruf-huruf di dalamnya berubah sendiri, membentuk kalimat baru.

Tulisan muncul:

“Jangan percaya pada semua roh. Makhluk hitam itu penjaga gerbang. Jika gerbang terbuka, dunia akan hancur.”

 

Adam gemetar membaca. Lalu tiba-tiba terdengar suara kakeknya—lembut, tapi lirih.

 

SUARA KAKEK:
Adam… darahmu adalah kunci. Karena itu dia mengejarmu.

 

Adam terdiam, wajahnya pucat.

 

CUT TO

 

55. INT. HALAMAN RUMAH – MALAM

Sumawati menemui Adam, keduanya duduk di bawah pohon mangga tua. Angin malam berhembus kencang, daun-daun berjatuhan.

 

ADAM (bingung):
Kenapa aku? Apa hubunganku dengan makhluk itu?

 

Sumawati menatap Adam dengan mata berkaca.

 

SUMAWATI:
Kakekmu dulu bukan hanya orang pintar… dia penjaga gerbang antara dunia manusia dan dunia gaib. Ilmu itu… diturunkan padamu. Tapi… ada yang tidak kau tahu, Dam.

 

ADAM:
Apa maksudmu?

 

SUMAWATI (bergetar):
Makhluk hitam itu… dulunya adalah murid kakekmu sendiri.

 

Adam terperanjat, wajahnya pucat.

 

CUT TO

 

56. INT. FLASHBACK – 40 TAHUN LALU

PEMAIN : KAKEK ADAM (70)

Kakek Adam duduk di padepokan tua, bersama seorang murid muda berwajah keras (kelak menjadi makhluk hitam).

Sang murid belajar ilmu rogo sukmo, tapi ia serakah, ingin menguasai pintu gaib untuk dirinya sendiri.

 

Kakek Adam mencoba menghentikannya, tapi murid itu melakukan ritual terlarang. Tubuhnya hancur, arwahnya berubah menjadi bayangan hitam bermata merah, terperangkap di antara dunia.

Sejak saat itu, ia berusaha mencari jalan keluar—dan Adam, cucu pewaris ilmu, adalah kunci kebebasannya.

 

CUT TO

 

57. INT. DESA – PAGI

PEMAIN : USTAD

Penduduk desa mulai diganggu kejadian aneh.

·        Ayam mati mendadak.

·        Pohon beringin tumbang tanpa angin.

·        Anak-anak kerasukan, menyebut nama Adam.

Seorang ustad desa mendatangi rumah Adam.

 

USTAD (khawatir):
Gangguan ini semakin parah. Adam… sepertinya pusatnya ada padamu. Kau harus segera menghadapinya.

 

CUT TO

               

                

58. INT. KAMAR ADAM – MALAM

PEMAIN : ADAM

Adam duduk sendirian, wajahnya letih. Ia mulai mendengar bisikan makhluk hitam.

 

Kalau kau ikut aku… kau akan tahu semua rahasia. Kau akan lebih kuat dari kakekmu. Kau hanya perlu menyerahkan tubuhmu padaku…

 

Adam menutup telinga, berteriak. Tapi bayangan makhluk itu muncul di kaca jendela, menatapnya dengan mata merah menyala.

Adam goyah.


Air mata menetes. Ia tahu kalau terus begini, lambat laun ia akan kalah.

 

CUT TO

 

59. INT. GUBUK TUA DI TEPIN DESA – MALAM

PEMAIN : ADAM, SUMAWATI

Sumawati membawa Adam ke sebuah gubuk yang sudah lama ditinggalkan. Di dalamnya terdapat lingkaran rajah kuno, peninggalan kakek Adam.

 

SUMAWATI (tegas):
Hanya ada satu cara: kita harus mengurung makhluk itu kembali sebelum ia membuka gerbang. Tapi, Adam… ritual ini butuh pengorbanan.

 

ADAM:
Pengorbanan?

 

Sumawati menunduk, wajahnya sendu.

 

SUMAWATI (lirih):
Salah satu dari kita mungkin tidak akan kembali.

 

Adam terdiam. Suara jantungnya berdentum keras. Kamera close-up wajahnya—ketakutan bercampur keberanian.

 

FADE OUT.

 

60. INT. GUBUK TUA – MALAM

PEMAIN : ADAM, SUMAWATI

Hujan deras mengguyur. Petir menyambar, gubuk tua berderit seakan akan roboh.


Adam dan Sumawati duduk di tengah lingkaran rajah, di sekelilingnya ada lilin menyala dan sesajen peninggalan kakek.

 

SUMAWATI (serius):
Saat ritual dimulai, pintu akan terbuka. Makhluk itu pasti datang. Kita harus kuat menahannya.

 

Adam mengangguk, wajahnya penuh tekad meski keringat dingin bercucuran.

 

CUT TO

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)