Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
51. INT. RUMAH ADAM – MALAM
PEMAIN : SUMAWATI, SARIANI (IBU ADAM)
Sariani (ibu Adam) menjerit melihat tubuh Adam kaku.
Sumawati langsung duduk bersila, menutup mata.
Tubuhnya terkulai. Arwahnya keluar—Sumawati kini berada di dunia gaib, mencari Adam.
CUT TO
52. INT. DUNIA GAIB – BENTENG RERUNTUHAN
PEMAIN : SUMAWATI, ROBERT, ADAM
Sumawati muncul, cahaya samar mengelilinginya. Ia melihat Adam sudah dikepung oleh arwah-arwah, dan makhluk hitam mulai mendekat.
Adam menoleh, matanya kosong, hampir terseret oleh Laura dan Robert.
Sumawati berlari, membaca doa keras-keras. Arwah-arwah itu menjerit kesakitan, wajah mereka meleleh.
Makhluk hitam mengamuk, menubruk dinding benteng hingga runtuh.
Makhluk hitam mengejar. Langkahnya membuat tanah bergetar.
Sumawati berdiri di depan Adam, tubuhnya bergetar tapi matanya tajam.
Makhluk itu meraung. Dari mulutnya keluar asap hitam pekat yang membentuk tangan-tangan raksasa, mencoba mencekik mereka.
Sumawati memejamkan mata, melantunkan doa. Dari tubuhnya memancar cahaya terang, mendorong tangan-tangan hitam itu mundur.
Adam, masih goyah, akhirnya ikut membantu. Ia mengingat pesan kakeknya: “Kendalikan jiwamu, jangan dikendalikan.”
Adam berteriak, tubuhnya juga memancarkan cahaya.
Makhluk hitam terhuyung, meraung marah, lalu melompat ke arah mereka.
SFX: BRAAAAAK!!!
Sumawati menggenggam tangan Adam.
Sebuah pintu cahaya muncul di langit reruntuhan. Mereka melompat masuk.
Makhluk hitam mencoba menarik Adam, hampir berhasil mencengkeram kakinya.
Adam menjerit, namun Sumawati menarik lebih kuat, dan mereka berdua masuk ke dalam cahaya.
Kembali ke Dunia Nyata
53. INT. KAMAR ADAM – SUBUH
PEMAIN : ADAM, SUMAWATI, SARIANI, MARYOTO
Adam dan Sumawati sama-sama terbangun, terengah-engah. Tubuh Adam dipenuhi keringat dingin.
Sariani menangis lega melihat anaknya sadar. Maryoto (ayah Adam) menatap Sumawati penuh syukur, tapi Sumawati hanya menatap Adam dengan wajah serius.
Kamera close-up wajah Adam. Matanya masih diliputi ketakutan, tapi ada juga cahaya keberanian yang mulai tumbuh.
FADE OUT.
54. INT. RUMAH ADAM – MALAM
PEMAIN : ADAM
Adam duduk di kamarnya, menatap buku catatan kakeknya yang semakin aneh: huruf-huruf di dalamnya berubah sendiri, membentuk kalimat baru.
Tulisan muncul:
“Jangan percaya pada semua roh. Makhluk hitam itu penjaga gerbang. Jika gerbang terbuka, dunia akan hancur.”
Adam gemetar membaca. Lalu tiba-tiba terdengar suara kakeknya—lembut, tapi lirih.
Adam terdiam, wajahnya pucat.
CUT TO
55. INT. HALAMAN RUMAH – MALAM
Sumawati menemui Adam, keduanya duduk di bawah pohon mangga tua. Angin malam berhembus kencang, daun-daun berjatuhan.
Sumawati menatap Adam dengan mata berkaca.
Adam terperanjat, wajahnya pucat.
CUT TO
56. INT. FLASHBACK – 40 TAHUN LALU
PEMAIN : KAKEK ADAM (70)
Kakek Adam duduk di padepokan tua, bersama seorang murid muda berwajah keras (kelak menjadi makhluk hitam).
Sang murid belajar ilmu rogo sukmo, tapi ia serakah, ingin menguasai pintu gaib untuk dirinya sendiri.
Kakek Adam mencoba menghentikannya, tapi murid itu melakukan ritual terlarang. Tubuhnya hancur, arwahnya berubah menjadi bayangan hitam bermata merah, terperangkap di antara dunia.
Sejak saat itu, ia berusaha mencari jalan keluar—dan Adam, cucu pewaris ilmu, adalah kunci kebebasannya.
CUT TO
57. INT. DESA – PAGI
PEMAIN : USTAD
Penduduk desa mulai diganggu kejadian aneh.
· Ayam mati mendadak.
· Pohon beringin tumbang tanpa angin.
· Anak-anak kerasukan, menyebut nama Adam.
Seorang ustad desa mendatangi rumah Adam.
CUT TO
58. INT. KAMAR ADAM – MALAM
PEMAIN : ADAM
Adam duduk sendirian, wajahnya letih. Ia mulai mendengar bisikan makhluk hitam.
Kalau kau ikut aku… kau akan tahu semua rahasia. Kau akan lebih kuat dari kakekmu. Kau hanya perlu menyerahkan tubuhmu padaku…
Adam menutup telinga, berteriak. Tapi bayangan makhluk itu muncul di kaca jendela, menatapnya dengan mata merah menyala.
Adam goyah.
Air mata menetes. Ia tahu kalau terus begini, lambat laun ia akan kalah.
CUT TO
59. INT. GUBUK TUA DI TEPIN DESA – MALAM
PEMAIN : ADAM, SUMAWATI
Sumawati membawa Adam ke sebuah gubuk yang sudah lama ditinggalkan. Di dalamnya terdapat lingkaran rajah kuno, peninggalan kakek Adam.
Sumawati menunduk, wajahnya sendu.
Adam terdiam. Suara jantungnya berdentum keras. Kamera close-up wajahnya—ketakutan bercampur keberanian.
FADE OUT.
60. INT. GUBUK TUA – MALAM
PEMAIN : ADAM, SUMAWATI
Hujan deras mengguyur. Petir menyambar, gubuk tua berderit seakan akan roboh.
Adam dan Sumawati duduk di tengah lingkaran rajah, di sekelilingnya ada lilin menyala dan sesajen peninggalan kakek.
Adam mengangguk, wajahnya penuh tekad meski keringat dingin bercucuran.
CUT TO