Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
41. INT. RUMAH KOSONG – MALAM
PEMAIN : ADAM, SUMAWAI
Rumah tua di pinggir kampung. Dinding berlumut, atap bocor. Angin malam berdesir, suara daun bambu bergesekan “kreeeek kreeeek”.
Adam dan Sumawati duduk bersila berhadapan, hanya diterangi lampu minyak.
Di antara mereka, segelas air putih dan dupa yang menyala tipis.
Adam menelan ludah, wajahnya tegang.
Sumawati menutup mata, bibirnya komat-kamit membaca doa. Adam mengikuti.
Lilin tiba-tiba bergetar. Bayangan di dinding bergerak sendiri.
Kamera close-up wajah Adam: matanya perlahan terpejam. Nafasnya semakin berat.
SFX: Duum… duum… duum… suara jantung berdetak makin keras.
Tiba-tiba— WHOOSH!
Tubuh mereka berdua mendadak lemas, kepala terkulai.
CUT TO
42. INT. ALAM GAIB – HUTAN KABUT
PEMAIN : ADAM, SUMAWATI
Adam dan Sumawati kini berdiri di jalan setapak berbatu. Kabut tebal menggantung, suara lolongan panjang terdengar jauh di dalam kegelapan.
Adam menoleh ke sekeliling, panik.
Tiba-tiba suara langkah berat “dumm… dumm… dumm…” menggema.
Dari balik kabut, sosok bayangan raksasa bergerak mendekat.
Adam mundur, wajahnya pucat.
Makhluk hitam bermata merah muncul—lebih besar dari sebelumnya. Bola matanya menyala, sorotnya membakar kabut.
CUT TO
43. INT. ALAM GAIB – JALAN BERBATU
PEMAIN : ADAM, SUMAWATI
Makhluk itu meraung, suaranya menggema hingga tanah bergetar. Dari tanah, tangan-tangan hitam muncul, meraih kaki Adam.
Sumawati merapatkan kedua tangannya, membaca doa keras-keras. Tubuhnya memancarkan cahaya samar.
Tangan-tangan hitam terbakar dan lenyap.
Makhluk itu meraung semakin marah, lalu menghempaskan kabut ke arah mereka.
SFX: WHOOOOOSH!!!
Adam dan Sumawati terpental.
CUT TO
44. INT. RUMAH KOSONG – MALAM
PEMAIN : ADAM, SUMAWATI
Keduanya terbangun dengan teriakan keras. Tubuh Adam berkeringat deras, wajah pucat pasi.
Lampu minyak padam, ruangan dingin seperti kulkas.
Sumawati memegang dada Adam, menatapnya tajam.
Adam terengah, matanya masih kosong, suara kakeknya terngiang di telinga:
Jangan percaya siapa pun… bahkan temanmu sekalipun.
Adam menatap Sumawati, ragu dan takut bercampur.
FADE OUT.
45. INT. KAMAR ADAM – MALAM
PEMAIN : ADAM
Adam berbaring, tubuhnya lelah. Di meja, buku catatan kakeknya terbuka, tulisan aksara Jawa kuno samar terbaca.
Tiba-tiba…
Suara bisikan lirih terdengar dari arah buku:
Kembalilah… kami menunggumu…
Adam terperanjat, menutup buku. Lampu kamar berkedip. Bayangan di dinding berubah wujud menjadi makhluk hitam bermata merah.
Adam memejamkan mata, tubuhnya bergetar. Saat ia buka mata, ia sudah berada di alam gaib—tanpa ia sadari meraga sukma.
CUT TO
46. INT. ALAM GAIB – HUTAN RUNTUH
PEMAIN : ADAM, ROBERT, LAURA
Adam berjalan sendirian. Langkahnya berat, tanah seperti menarik kakinya. Dari kabut, muncul wajah-wajah pucat: anak-anak Belanda, tentara, wanita bergaun putih—semua arwah penasaran.
Di antara mereka, Robert dan Laura (teman masa kecil gaib Adam) muncul.
Adam bimbang, hampir menyentuh tangan Laura—namun tiba-tiba wajah Laura berubah mengerikan, matanya kosong penuh darah.
SFX: BRAAAAK!
Makhluk hitam muncul, melangkah mendekat. Tanah bergetar.
CUT TO
47. INT. KAMAR ADAM – REALITAS
PEMAIN : ADAM, SUMAWATI
Tubuh Adam tergeletak, kaku. Nafasnya nyaris hilang.
Sumawati menerobos masuk ke kamar (dengan bantuan ibunya Adam). Ia segera duduk di samping Adam, membaca doa sambil memegang kepala Adam.
CUT TO
48. INT. ALAM GAIB – HUTAN
PEMAIN : ADAM, SUMAWATI
Suara Sumawati menggema di sekitar Adam. Ia melihat cahaya samar terbuka di ujung jalan setapak.
Adam berlari, tapi makhluk hitam berusaha menghalangi. Tangannya panjang seperti akar pohon, mencoba meraih tubuh Adam.
Tiba-tiba, cahaya semakin terang—dan tangan Sumawati muncul dari dalam cahaya, menggapai Adam.
Adam meraih tangan itu. Sekejap sebelum makhluk hitam menubruk, Adam tersedot masuk ke cahaya.
CUT TO
49. INT. KAMAR ADAM – SUBUH
PEMAIN : ADAM, SUMAWATI
Adam tersentak bangun, berkeringat. Nafasnya berat. Sumawati masih di sampingnya, wajahnya letih.
Adam menunduk, wajahnya penuh ketakutan. Tapi di balik itu ada rasa bersalah—dan rasa penasaran.
Kamera close-up wajah Sumawati. Ia tahu, sejak saat itu, mereka berdua akan terikat dalam permainan berbahaya antara dunia nyata dan gaib
FADE OUT.
50. INT. KAMAR ADAM – MALAM
PEMAIN : ADAM, LAURA, MAHLUK MATA MERAH
Adam tidur gelisah. Tubuhnya menggeliat, nafasnya berat.
Lampu tiba-tiba padam. Suara bisikan semakin jelas:
“Kembali… ini rumahmu…”
Adam membuka mata, dan ia sudah berdiri di dunia gaib—kali ini di sebuah reruntuhan benteng kuno.
Arwah-arwah berkerumun di sekelilingnya, menatap kosong. Di antara mereka, Robert dan Laura muncul lagi.
Adam mencoba mundur, tapi tanah di belakangnya runtuh—seperti jurang tak berdasar.
Tiba-tiba, makhluk hitam bermata merah muncul di balik benteng, tubuhnya lebih besar dari sebelumnya. Ia membuka mulutnya, mengeluarkan suara raungan panjang seperti ribuan jeritan.