Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
109. EXT. GEDUNG AMARTA DIGITAL AGENCY – ROOFTOP AMARTA DIGITAL AGENCY – DAY
(Renjana)
Renjana memandang gedung-gedung bertingkat di hadapannya dengan tatapan lemah. Berkali-kali ia menghela napas untuk mencoba menenangkan diri sendiri.
VO PAPA RENJANA
Papa gamau tau Renjana! Kamu harus jadi dokter!
VO MAMA RENJANA
Kenapa sih kamu harus maksain di periklanan itu? Kamu aja belom tentu bisa disana!
VO PAPA RENJANA
Kamu malu-maluin Papa, Renjana! Untuk apa kamu masuk IPA waktu SMA kalo bukan jadi dokter? Tau apa kamu soal passion?
VO MAMA RENJANA
Emang kamu bisa menjamin dengan ngikutin passion dan hobi kamu itu, kamu bisa sukses seperti papa kamu? Kamu itu gak usah sok tau, Na!
Suara papa dan mamanya terputar berulang-ulang di ingatan Renjana. Tanpa sadar, ia meneteskan air mata yang semakin lama semakin deras tangisannya.
Renjana
Aduh bodoh banget sih gue! Kenapa gue gak ikutin kata papa mama aja, kenapa gue sok sok an ngikutin passion gue.
110. INT. GEDUNG AMARTA DIGITAL AGENCY – RUANG CREATIVE DEPARTMENT – DAY
(Bagas, Grace, Dhea, Sandra)
Bagas menghampiri meja kerja Renjana.
Bagas
Na, soal design di billboard-
Bagas menyadari kalau Renjana tidak ada di mejanya.
Bagas
Loh? Renjana kemana?
Grace
Eh iya. Kemana dia?
Dhea
Tadi sih terakhir setau gue dia mau ke toilet, mules kali.
Bagas
Lama amat mulesnya.
Sandra
Udah tungguin aja, ntar juga balik lagi.
Bagas mengangguk lalu kembali ke meja kerjanya.
111. INT. GEDUNG AMARTA DIGITAL AGENCY – RUANG KERJA KARSA – DAY
(Karsa)
Di sisi lain, Karsa melihat perbincangan mereka tadi meskipun tanpa suara. Karsa lalu juga ikut menyadari bahwa Renjana tidak ada di mejanya, ia menopang dagu memandangi meja kerja Renjana yang kosong.
112. EXT. GEDUNG AMARTA DIGITAL AGENCY – ROOFTOP AMARTA DIGITAL AGENCY – DAY
(Karsa, Renjana)
Karsa membuka pintu menuju rooftop kantor setelah menaiki banyak anak tangga sebelumnya, dan menemukan Renjana sedang terduduk sendirian di kursi kayu sambil menunduk. Karsa menghampiri Renjana, belum menyadari ia sedang menangis.
Karsa
Renjana
Renjana menoleh dan terkejut melihat Karsa berada tidak jauh darinya. Ia dengan cepat menyeka air matanya.
Renjana
Eh Pak Karsa. Ada apa pak? Kok di sini?
Karsa tertegun sejenak, baru menyadari Renjana menangis.
Karsa
Saya udah cari kamu kemana-mana, ternyata di sini. Itu, Bagas mau bahas soal design billboard.
Renjana
Oh baik pak saya akan segera ke bawah.
Renjana sudah bersiap-siap bangkit dari duduknya.
Karsa
Tapi gapapa kalo mau di sini dulu.
Renjana menatap Karsa bingung, namun mengurungkan niatnya untuk bangkit dari duduknya.
Karsa
Kenapa nangis?
Renjana tidak langsung menjawab.
Renjana
Gapapa kok, pak.
Karsa
Serius?
Renjana menghela napas.
Renjana
Gapapa pak. Saya cuman ngerasa kecewa aja.
Karsa menunggu kelanjutan dari Renjana.
Renjana
Kesalahan di project Binokular bener-bener kayak nampar saya, pak. Saya ngerasa gak berguna karena nggak bisa ngerjain tugas saya dengan baik. Apalagi ini project pertama saya pak.
Karsa
Kenapa harus nangis? Ini kan project bareng.
Renjana menyerit kening.
Renjana
Karena saya kecewa sama diri sendiri, pak. Saya marah sama diri sendiri. Kenapa saya bisa ngelakuin kesalahan itu juga. Kenapa saya gak teliti juga sebelumnya.
Karsa
Kan gak perlu nangis, Na.
Renjana
Tapi kan itu wajar pak. Nangis ketika ngerasa marah, kecewa, dan sedih. Kan manusiawi. Bapak emang gak ngerasa gitu?
Karsa terdiam.
Renjana
Malah menurut saya yang gak wajar itu nunjukin perasaan kita ke orang lain.
Karsa
Kenapa gitu?
Renjana
Karena orang gak akan peduli sama apa yang kita rasain, pak. Orang lain ya cuman mau ngeliat sisi terbaik dari kita.
Karsa
Saya peduli.
Renjana tidak menjawab.
Karsa
Jadi kamu nangis karena kecewa dengan kesalahan kita semua?
Renjana
Karena saya jadi mempertanyakan keputusan saya yang milih ngejar hobi saya di dunia advertising dibandingkan jadi dokter sesuai keinginan orang tua saya, pak. Apakah keputusan saya tepat?
Karsa
Kesalahan dan kegagalan kan wajar, Na. Itu kan hidup kamu. Dari pada disesalin mending belajar tanggung jawab aja atas pilihan yang kamu suka. Kesalahan juga masih bisa diperbaiki.
Renjana tertegun, tidak dapat menjawab. Mencerna dan terus memikirkan kata-kata Karsa. Keduanya pun terdiam untuk waktu yang lama, hanya menikmati hembusan angin.