Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
RASA
Suka
Favorit
Bagikan
14. Chapter XIV
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

71. INT. BANDARA SOEKARNO HATTA – DAY

(Staf tim kreatif dan produksi)

Terlihat staf dari tim kreatif dan tim produksi berjalan di terminal 3 Bandara Soekarno Hatta. Panggilan pesawat menuju Yogyakarta terdengar di speaker.

 

72. INT./EXT. KOTA YOGYAKARTA – DAY

Terlihat berbagai tempat di Yogyakarta seperti di tugu Yogya, candi Borobudur, dan berbagai pantai.

 

73. INT. LOBBY HOTEL – YOGYAKARTA – DAY

(Naufal, staf tim produksi, Karsa, staf tim kreatif)

Setelah sampai di hotel tempat mereka menginap, check in, dan bersiap di kamar masing-masing, para staf berkumpul di lobby hotel untuk berangkat bersama ke lokasi shooting. Ketua tim produksi, Naufal mulai mengumpulkan semua tim.

Naufal

Dari tim produksi gimana? Udah siap? Semua equiptment untuk shooting udah aman?

Staf tim produksi #1

Udah aman, pak!

Naufal

Oke good. Tim kreatif gimana Mas Karsa, aman?

Karsa

Aman, mas. Semua nya udah disini.

Naufal

Oke. Langsung berangkat kita kalo gitu.

Seluruh tim berangkat menuju lokasi shooting menggunakan beberapa mobil.

 

74. INT./EXT. GAMPLONG STUDIO ALAM – YOGYAKARTA – DAY

(Naufal, staf tim produksi, Renjana, Karsa)

Seluruh tim beserta aktor tiba di lokasi shooting pertama. Mereka kemudian bersiap-siap meletakkan berbagai peralatan kebutuhan shooting. Tim kreatif juga bersiap-siap di bagian mereka masing-masing. Hingga akhirnya staf dari tim produksi menyadari ada salah satu barang yang tertinggal. Ia terlihat panik mencari di barang-barang yang mereka bawa.

Staf tim produksi #5

Maaf mas, kayaknya filter CTO dan CTB nya ketinggalan di hotel deh.

Naufal

Kamu yakin?

Staf tim produksi #5

Iya mas, maaf mas ketinggalan. Saya izin balik dulu ya mas ke hotel?

Naufal

Kamu harus handle kamera 3 loh.

Renjana yang kebetulan lewat dan mendengarkan pembicaraan mereka menginterupsi.

Renjana

Maaf mas, kayaknya aku bisa bantu deh buat ngambilin barang yang ketinggalan di hotel. Aku lagi free kok.

Naufal

Kamu Renjana kan dari tim kreatif? Beneran gapapa? Jauh loh. Kamu bisa bawa mobil?

Renjana

Beneran kok mas nggak apa-apa. Yang ketinggalan filter CTO dan CTB kan ya? Aku bisa kok bawa mobil.

Staf tim produksi #5

Iya, Na. Ada di lobby sih terakhir, tas item gitu. Semoga sih disimpenin sama karyawan hotelnya.

Naufal menyerahkan kunci mobil kepada Renjana.

Naufal

Ini ya Na kunci mobilnya.

Renjana

Oke makasih, mas. Aku balik bentar ya.

Naufal & Staf tim produksi #5

Makasih juga ya, Na. Hati-hati di jalan.

Renjana mengangguk dan tersenyum lebar lalu berjalan ke arah parkiran mobil. Saat menuju parkiran, Karsa memanggil dari kejauhan.

Karsa

Renjana!

Renjana menoleh dan melihat Karsa berjalan ke arahnya.

Renjana

Eh iya pak, kenapa?

Karsa

Kamu mau ambil barang yang ketinggalan di hotel ya?

Renjana

Iya, pak. Kebetulan saya lagi free jadi sekalian ngebantuin tim produksi.

Karsa

Emang kamu bisa nyetir? Atau nggak saya aja yang nyetir, Na.

Renjana

Bisa kok pak, tapi beneran? Bapak emangnya nggak harus stand by di lokasi?

Karsa

Udah sini kunci mobilnya.

Renjana memberikan kunci mobil yang ia genggam kepada Karsa. Karsa pun berjalan mendahului Renjana menuju mobil diikuti oleh Renjana dibelakangnya. Mereka masuk ke mobil dan meninggalkan lokasi.

 

75. INT./EXT. MOBIL AMARTA DIGITAL AGENCY – DAY

(Karsa, Renjana)

Mobil yang dinaiki oleh Karsa dan Renjana melintasi jalanan Yogyakarta. Keduanya sama-sama terdiam. Bahkan tanpa alunan musik di dalam mobil tersebut.

Renjana

Pak saya izin nyalain radio ya.

Renjana menyalakan radio dan alunan musik mulai terdengar.

Renjana

Pak, bapak beneran gapapa ninggalin lokasi shooting?

Karsa

Gapapa. Ada Sandra.

Renjana bergumam.

Renjana

Pak.

Karsa menoleh sebentar dan menyeritkan keningnya.

Renjana

Sebelom berangkat ke Yogya kan saya ada jobdesk untuk design di billboard Binokular, kira-kira ada revisi nggak ya pak?

Karsa

Nanti aja saya follow up lagi di Jakarta.

Renjana

Oh baik pak.

Hening lagi. Tiba-tiba suara notifikasi dari ponsel Renjana terdengar berkali-kali. Renjana segera mengecek ponselnya, membalas pesan dari Erlan. Sementara Karsa beberapa kali melirik Renjana yang fokus bermain ponselnya. Suara ponsel Renjana pun berdering menandakan adanya telepon masuk. Namun terlihat Renjana mengabaikan panggilan teleponnya dan masih sibuk bermain ponselnya.

Karsa

Gapapa kalo mau angkat telepon.

Renjana

Nggak, gausah kok pak.

Karsa

Kemaren saya denger kata Sandra kamu nggak bisa ikut ke Yogya?

Renjana

Bisa kok pak. Kemarin ada salah paham sedikit.

Karsa

Saya mau reminding aja. Kalo di agensi periklanan pasti akan sering berpergian untuk shooting. Apalagi kamu di tim kreatif.

Renjana

Baik pak siap.

Karsa

Soal design kamu di billboard, mungkin kamu bisa nambahin sedikit shape di bagian bawahnya biar nggak terlalu polos. Tapi revisinya nanti aja sampai di Jakarta.

Renjana mengangguk-angguk.

Renjana

Iya sih pak, saya juga ngerasa masih ada yang kurang.

Karsa

Nanti setelah kamu revisi lagi baru saya ajuin ke pihak Binokularnya sama tim account executive.

Renjana

Dari pihak Binokularnya mungkin ada revisi lagi ya pak?

Karsa

Sangat mungkin.

Renjana menganggut-anggut.

Karsa

Bahkan dulu saya pernah revisi 10 kali lebih.

Renjana

Oh bapak dulu pernah jadi designer juga, pak?

Karsa

Iya.

Renjana

Ooh saya baru tau. Di kantor kita juga pak?

Karsa mengangguk.

Renjana

Saya kira bapak langsung jadi director, nggak kebayang bapak jadi karyawan. Directornya dulu galak juga pak?

Karsa tanpa sadar tersenyum.

Karsa

Kamu bilang saya galak?

Renjana langsung salah tingkah lalu tersenyum lebar.

Renjana

Eh bukan gitu pak maksudnya. Saya jadi salah ngomong, maaf pak.

Karsa tetap menyunggingkan senyumnya dan menoleh ke arah Renjana. Karsa membiarkan suasana mobil kembali hening sebelum akhirnya menjawab.

Karsa

Nggak kok, dulu creative directornya baik banget. Pak Anwar namanya, ramah. Tapi setelah sekitar dua tahun saya kerja, beliau meninggal dunia.

Renjana

Innalillahi.

Renjana menatap Karsa untuk beberapa saat, menunggu kelanjutan cerita Karsa.

Karsa

Saat itu art directornya nolak untuk naik. Jadi saya yang ditawarkan.

Renjana

Saat itu bapak nerima tawarannya?

Karsa

Iya. Sampai sekarang.

Renjana

Kenapa bapak berani langsung terima pak?

Karsa

Ya, karena saya nggak mau kehilangan kesepatan saya untuk terus berkembang. Dan saat itu Pak Adri percaya sama saya, jadi saya harus percaya sama diri sendiri.

Renjana

Emangnya bapak nggak takut sama omongan orang yang ngeraguin bapak karena bapak masih karyawan baru? Pasti ada aja kan pak yang ngesepelein bapak gitu.

Karsa

Ya ini kan hidup saya yang ngejalanin, bukan mereka. Selama saya yakin bisa dan saya seneng ngejalaninnya, kenapa nggak?

Renjana tertegun oleh ucapan Karsa. Mobil tersebut hening lagi. Bahkan hingga akhirnya tiba di hotel tempat mereka menginap.

 

76. INT. LOBBY HOTEL – YOGYAKARTA – DAY

(Karsa, Renjana, staf hotel)

Renjana dan Karsa pun segera turun dari mobil dan berjalan menuju lobby hotel setelah memarkirkan mobil. Mereka mendatangi resepsionis dan menanyakan perihal tas berwarna hitam yang tertinggal. Beruntungnya, staf hotel melihat dan menyimpan tas berisi perlengkapan produksi tersebut. Setelah mengambil tas hitam milik staf tim produksi, keduanya berbalik ke arah parkiran dan menaiki kembali mobil kantor untuk menuju lokasi shooting.

 

77. INT./EXT. MOBIL AMARTA DIGITAL AGENCY – DAY

(Karsa, Renjana)

Mobil yang dinaiki oleh Karsa dan Renjana berjalan menuju lokasi shooting.

Renjana

Wah untung ya pak, karyawan hotelnya nyimpenin.

Karsa mengangguk tanpa melepaskan pandangannya dari jalanan.

Renjana

Kalo nggak, panik banget tuh pasti.

Karsa tidak merespon. Lalu ponsel Renjana terus berbunyi menandakan banyak pesan masuk dari Erlan dan Renjana memilih untuk bermain ponselnya hingga tiba-tiba alunan lagu Love is a Laserquest dari Arctic Monkeys mengalun di radio. Tanpa disadari, keduanya menikmati musik tersebut. Renjana bersenandung pelan sementara Karsa mengetuk-ngetukan jarinya pada setir mobil mengikuti irama lagu. Menyadari hal itu, keduanya menoleh dalam waktu bersamaan.

Renjana

Bapak suka lagu ini?

Karsa mengangguk.

Karsa

Iya. Kamu juga?

Renjana

Arctic Monkeys band favorit saya!

Karsa

Kamu juga suka Arctic Monkeys?

Renjana mengangguk.

Renjana

Bapak juga?

Karsa

Iya.

Renjana

Wah… Saya nggak nyangka.

Karsa terdiam menunggu kelanjutan ucapan Renjana.

Renjana

Saya kira bapak nggak suka musik! Rock lagi!

Karsa tersenyum.

Karsa

Kenapa kamu bisa berfikir gitu?

Renjana

Ya… Nggak tau pak. Saya kira bapak asik sama kerjaan aja, hehe. Mungkin bisa dibilang kaku.

Karsa

Saya kerja juga dengerin musik, Na.

Renjana

Oiya, pak? Dengerin Arctic Monkeys juga kalo lagi kerja?

Karsa menggeleng.

Karsa

Jazz sih biasanya. Kayak musik-musiknya Miles Davis, Louis Armstrong, Charlie Parker. Kalo Arctic Monkeys kalo waktu luang. Lagi santai. Di mobil.

Renjana

Bapak emangnya suka Arctic Monkeys dari kapan pak?

Karsa

Dari SMP dulu. Jaman awalnya mereka.

Renjana ber-oh ria.

Karsa

Kalo kamu?

Renjana

Saya sih sebenernya udah suka lagu-lagunya dari SMA gitu pak, cuman baru ngikutin banget pas kuliah.

Karsa mengangguk-angguk. Keduanya pun melanjutkan pembicaraan mereka bahkan hingga tiba di lokasi shooting.

 

78. EXT. GEDUNG HOTEL – NIGHT

Terlihat suasana gedung hotel dan sekitarnya dari kejauhan pada malam hari.

 

79. INT. GEDUNG HOTEL - KAMAR HOTEL KARSA – NIGHT

(Karsa)

Karsa terlihat baru saja mandi, rambutnya masih basah. Ia mengambil secangkir kopi panas yang sudah ia buat sebelumnya sambil berjalan menuju jendela kamar hotelnya yang menghadap ke jalanan Yogyakarta. Alunan lagu dari Arctic Monkeys terdengar di kamar tersebut. Karsa melamun mengingat kejadian tadi siang saat ia dan Renjana asyik berbincang. Ia memikirkan mengapa ia dapat mengobrol nyaman dengan Renjana.

 

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar