Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
RASA
Suka
Favorit
Bagikan
13. Chapter XIII
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

66. INT. MOBIL ERLAN – DAY

(Erlan, Renjana)

Pagi hari Erlan menjemput Renjana untuk berangkat ke kantor. Di dalam mobil Erlan dan Renjana terlihat masih saling bermuka datar hingga akhirnya Erlan membuka pembicaraan.

Erlan

Jangan lupa ya nanti bilang ke team kamu kalau nggak bisa ikut dinas ke Yogya.

Renjana

Kenapa sih Lan kamu segitunya? Aku juga udah dewasa Lan. Aku harus professional.

Erlan

Kan udah aku jelasin kemarin alesannya kenapa. Mama papa juga nggak izinin kamu kan? Nurut dong jadi perempuan.

Renjana

Stop Lan. Aku nggak mau bahas ini lagi.

Erlan

Awas aja kalau kamu nggak nurut.

Renjana tak membalas perkataan Erlan dan memalingkan muka ke arah jendela mobil.

 

67. INT. RUANG CREATIVE DEPARTMENT – DAY

(Sandra, Renjana, staf tim kreatif)

Team departemen kreatif sedang sibuk dengan persiapannya sebelum meeting terakhir untuk shooting iklan Binokular di Yogyakarta. Sandra menghampiri Renjana yang sedang terfokus dengan laptopnya.

Sandra

Hai Na. Design udah selesai?

Renjana

Udah nih mba, tapi lagi aku coba crosscheck lagi takut ada yang miss.

Sandra terdiam karena ada satu hal yang mengalihkan pandangannya, yaitu notifikasi yang terus masuk ke ponsel Renjana dari Erlan tanpa henti, namun Renjana tidak menggubrisnya. Renjana yang sadar bahwa Sandra hanya terdiam langsung melihat ke arah Sandra.

Renjana

Mba? Kenapa?

Sandra

Eh sorry Na. Tadi gue sempet kedistract sama hp lo. Gue juga nggak sengaja kebaca notifikasinya.

Renjana langsung membalikkan ponselnya.

Renjana

Ohh iya mba gapapa.

Sandra

Lo beneran gapapa untuk ikut dinas ke Yogya, Na?

Renjana

Gapapa kok mba, yang tadi bukan hal penting.

Sandra

Pacar lo protektif banget ya?

Renjana

Hehe gitu deh mba.

Sandra

Maaf ya Na kalau gue lancang. Kalo lo mau cerita tentang pacar lo ke gue juga gapapa kok Na. Gaperlu tentang kerjaan terus kan kita ngobrolnya.

Renjana

Makasih banyak ya mba. 

 

68. INT. GEDUNG AMARTA DIGITAL AGENCY - RUANG MEETING – DAY

(Karsa, Sandra, Raka, Bagas, Dhea, Grace, Renjana, staf tim kreatif)

Karsa dan team creativenya melakukan meeting terakhir sebagai persiapan sebelum shooting di Yogyakarta.

Karsa

Oke script sama design produksi aman ya.

Semua staf kreatif mengangguk.

Karsa

Anggaran juga sudah saya ajukan ke bagian finance ya.

Karsa membolak-balikkan tumpukan kertas yang ia genggam.

Karsa

Soal perizinan dan casting aman kan?

Sandra

Aman, pak. Sudah dibantu oleh tim produksi juga. Tiket pesawat beserta hotel sudah diinformasikan ke aktornya.

Karsa mengangguk-angguk.

Karsa

Oiya, Sandra, Raka, Renjana, kalian udah aman kan buat berangkat?

Sandra

Saya aman pak.

Raka

Aman kok, pak.

Renjana terdiam tidak langsung menjawab. Semua staf melihat ke arah Renjana.

Sandra

Lo gimana, Na? Pacar lo udah bolehin?

Grace

Pacar lo nggak bolehin, Na?

Renjana langsung menjawab dengan tergesa-gesa. Ia juga tidak lupa menyunggingkan senyum terbaiknya.

Renjana

Aman kok tenang aja soal itu.

Bagas

Beneran, Na?

Renjana

Iya beneran! Tenang aja, aman!

Karsa melirik Renjana yang masih tersenyum dengan lebar untuk beberapa saat.

Karsa

Yaudah berarti aman semua ya. Nanti soal anggaran saya follow up lagi ke tim finance. Kita akhiri meetingnya. Terima kasih.

Karsa pun segera beranjak dari tempat duduknya dan meninggalkan ruangan meeting. Sementara staf tim kreatif lain masih merapihkan barang-barangnya.

Dhea

Eh pacar lo seriusan nggak bolehin, Na?

Renjana

Yaa… Gitu deh hehe tapi soal itu aman kok tenang aja.

Raka

Yaelah masa gitu doang nggak dibolehin sih. Kayak lo anak kecil aja.

Grace

Makanya Na, jangan mau punya pacar yang protektif. Jadi nggak bebas kan hidup lo.

Dhea

Putusin aja Na! Gue dukung!

Renjana hanya tersenyum simpul, tidak tahu ingin membalas apa.

Sandra

Udah eh udah. Jangan digituin Renjananya, kasian. Sana kalian lanjutin kerjaan kalian.

Karyawan lainnya pun bergegas meninggalkan ruangan meeting dan menyisakan Sandra dan Renjana.

Sandra

Lo gapapa, Na?

Renjana langsung tersenyum kembali

Renjana

Nggak apa-apa kok, mbak.

Sandra

Maafin anak-anak ya, Na. Pada lancang dan ngurusin kehidupan pribadi lo gitu jadinya.

Renjana menggeleng.

Renjana

Gapapa kok, mbak. Justru aku ngerasa omongan mereka ada benernya.

Sandra

Cowok lo se protektif itu ya?

Renjana hanya bisa mengangguk seraya tersenyum.

Renjana

Dia emang kayak gitu sifatnya dari kita kuliah. Aku juga udah tau dan ngerasa gitu kok. Tapi tenang aja kok mbak, soal dinas nanti aku bisa bicarain lagi, aman.

Sandra

Maaf ya Na kalo gue harus ngomong gini, tapi apa nggak lebih baik lo putusin aja? Udah nggak sehat hubungannya.

Renjana terdiam untuk beberapa detik sebelum menatap Sandra dan kembali tersenyum.

Renjana

Makasih ya mbak saran dan perhatiannya. Tapi aku gapapa kok.

Sandra menghela napas dan tidak melanjutkan pembicaraan mereka. Keduanya pun meninggalkan ruang meeting dan melanjutkan pekerjaan mereka masing-masing.

 

69. INT./EXT. JALAN JAKARTA - MOBIL ERLAN – NIGHT

Terlihat mobil Erlan melintasi jalanan Ibukota pada malam hari di mana Renjana dan Erlan berada di dalamnya.

 

70. INT./EXT. MOBIL ERLAN – NIGHT

(Renjana, Erlan)

Renjana dan Erlan sama-sama terdiam, hanya ada alunan musik yang mengisi kekosongan dalam mobil silver itu. Renjana pun mengumpulkan niatnya dan memulai pembicaraan.

Renjana

Lan

Erlan hanya bergumam, tidak mengalihkan pandangannya dari jalanan di depannya.

Renjana

Aku ikut dinas, ya?

Erlan

Na, kita kan udah bicarain soal ini.

Renjana

Lan, please. Tim kreatif butuh aku. Aku nggak enak kalo dinas pertama aja aku udah ga profesional.

Erlan

Kok kamu jadi sering nantang gini sih?

Renjana

Erlan, aku udah dewasa. Nggak perlu lagi ngatur-ngatur aku, aku udah tau mana yang baik dan buruk buat aku. Dan aku tuh di sini mau ngerjain pekerjaan aku secara maksimal aja.

Erlan

Kamu nggak sepenting itu di kantor, Na! Kamu cuman karyawan baru!

Renjana

Bentar, kamu ngerendahin aku, Lan? Kalo menurut kamu aku nggak penting, mungkin lebih baik kita putus aja.

Erlan

Na? Apaan sih?!

Renjana

Erlan maaf, tapi aku gabisa terus-terusan diatur dan dikekang kayak gini.

Erlan

Ya jangan gampang bilang putus dong!

Renjana menggeleng

Renjana

Aku mau kita putus aja, Lan.

Erlan

Renjana! Aku nggak bisa hidup tanpa kamu! Aku ngelarang kamu itu karena aku sayang banget sama kamu!

Renjana

Tapi, Lan-

Erlan

Na, please. Kita bisa omongin ini baik-baik. Ini semua demi kamu juga. Aku sayang banget sama kamu, Renjana. Aku nggak mau kita putus, apalagi cuman soal beginian.

Renjana terdiam sementara Erlan meraih tangan Renjana dan menggenggamnya lalu mencium tangan Renjana untuk beberapa detik. Untuk beberapa menit keduanya sama-sama terdiam hingga akhirnya Erlan membuka pembicaraan kembali.

Erlan

Oke, aku bolehin, Na. Tapi, kamu harus ngabarin aku terus, setiap aku telfon harus langsung di angkat ya di manapun, kapanpun, dan sama siapapun. Aku kayak gini karena aku nggak mau kamu kenapa-kenapa, Na. Aku nggak mau kehilangan kamu karena aku sayang banget sama kamu. Tolong, kamu jangan pernah minta putus lagi ya, sayang?

Renjana terdiam, terenyuh oleh perkataan Erlan.

Renjana

Iya, Lan. Maaf aku udah minta putus gitu. Makasih ya Lan, aku bakal terus ngabarin kamu kok di sana.

Erlan

Janji?

Renjana

Aku janji.

Erlan

Good. Yaudah aku bolehin. Maaf ya kita jadi berdebat terus gini, kan demi kebaikan kamu juga. Aku sayang kamu, Na.

Renjana tersenyum.

Renjana

Aku sayang kamu juga, Lan. Makasih ya. Tapi boleh nggak aku minta tolong sama kamu buat bujukin papa mama?

Erlan

Iya, sayang.

Erlan mengelus rambut Renjana lalu kemudian mencium keningnya.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar