Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
66. INT. MOBIL ERLAN – DAY
(Erlan, Renjana)
Pagi hari Erlan menjemput Renjana untuk berangkat ke kantor. Di dalam mobil Erlan dan Renjana terlihat masih saling bermuka datar hingga akhirnya Erlan membuka pembicaraan.
Erlan
Jangan lupa ya nanti bilang ke team kamu kalau nggak bisa ikut dinas ke Yogya.
Renjana
Kenapa sih Lan kamu segitunya? Aku juga udah dewasa Lan. Aku harus professional.
Erlan
Kan udah aku jelasin kemarin alesannya kenapa. Mama papa juga nggak izinin kamu kan? Nurut dong jadi perempuan.
Renjana
Stop Lan. Aku nggak mau bahas ini lagi.
Erlan
Awas aja kalau kamu nggak nurut.
Renjana tak membalas perkataan Erlan dan memalingkan muka ke arah jendela mobil.
67. INT. RUANG CREATIVE DEPARTMENT – DAY
(Sandra, Renjana, staf tim kreatif)
Team departemen kreatif sedang sibuk dengan persiapannya sebelum meeting terakhir untuk shooting iklan Binokular di Yogyakarta. Sandra menghampiri Renjana yang sedang terfokus dengan laptopnya.
Sandra
Hai Na. Design udah selesai?
Renjana
Udah nih mba, tapi lagi aku coba crosscheck lagi takut ada yang miss.
Sandra terdiam karena ada satu hal yang mengalihkan pandangannya, yaitu notifikasi yang terus masuk ke ponsel Renjana dari Erlan tanpa henti, namun Renjana tidak menggubrisnya. Renjana yang sadar bahwa Sandra hanya terdiam langsung melihat ke arah Sandra.
Renjana
Mba? Kenapa?
Sandra
Eh sorry Na. Tadi gue sempet kedistract sama hp lo. Gue juga nggak sengaja kebaca notifikasinya.
Renjana langsung membalikkan ponselnya.
Renjana
Ohh iya mba gapapa.
Sandra
Lo beneran gapapa untuk ikut dinas ke Yogya, Na?
Renjana
Gapapa kok mba, yang tadi bukan hal penting.
Sandra
Pacar lo protektif banget ya?
Renjana
Hehe gitu deh mba.
Sandra
Maaf ya Na kalau gue lancang. Kalo lo mau cerita tentang pacar lo ke gue juga gapapa kok Na. Gaperlu tentang kerjaan terus kan kita ngobrolnya.
Renjana
Makasih banyak ya mba.
68. INT. GEDUNG AMARTA DIGITAL AGENCY - RUANG MEETING – DAY
(Karsa, Sandra, Raka, Bagas, Dhea, Grace, Renjana, staf tim kreatif)
Karsa dan team creativenya melakukan meeting terakhir sebagai persiapan sebelum shooting di Yogyakarta.
Karsa
Oke script sama design produksi aman ya.
Semua staf kreatif mengangguk.
Karsa
Anggaran juga sudah saya ajukan ke bagian finance ya.
Karsa membolak-balikkan tumpukan kertas yang ia genggam.
Karsa
Soal perizinan dan casting aman kan?
Sandra
Aman, pak. Sudah dibantu oleh tim produksi juga. Tiket pesawat beserta hotel sudah diinformasikan ke aktornya.
Karsa mengangguk-angguk.
Karsa
Oiya, Sandra, Raka, Renjana, kalian udah aman kan buat berangkat?
Sandra
Saya aman pak.
Raka
Aman kok, pak.
Renjana terdiam tidak langsung menjawab. Semua staf melihat ke arah Renjana.
Sandra
Lo gimana, Na? Pacar lo udah bolehin?
Grace
Pacar lo nggak bolehin, Na?
Renjana langsung menjawab dengan tergesa-gesa. Ia juga tidak lupa menyunggingkan senyum terbaiknya.
Renjana
Aman kok tenang aja soal itu.
Bagas
Beneran, Na?
Renjana
Iya beneran! Tenang aja, aman!
Karsa melirik Renjana yang masih tersenyum dengan lebar untuk beberapa saat.
Karsa
Yaudah berarti aman semua ya. Nanti soal anggaran saya follow up lagi ke tim finance. Kita akhiri meetingnya. Terima kasih.
Karsa pun segera beranjak dari tempat duduknya dan meninggalkan ruangan meeting. Sementara staf tim kreatif lain masih merapihkan barang-barangnya.
Dhea
Eh pacar lo seriusan nggak bolehin, Na?
Renjana
Yaa… Gitu deh hehe tapi soal itu aman kok tenang aja.
Raka
Yaelah masa gitu doang nggak dibolehin sih. Kayak lo anak kecil aja.
Grace
Makanya Na, jangan mau punya pacar yang protektif. Jadi nggak bebas kan hidup lo.
Dhea
Putusin aja Na! Gue dukung!
Renjana hanya tersenyum simpul, tidak tahu ingin membalas apa.
Sandra
Udah eh udah. Jangan digituin Renjananya, kasian. Sana kalian lanjutin kerjaan kalian.
Karyawan lainnya pun bergegas meninggalkan ruangan meeting dan menyisakan Sandra dan Renjana.
Sandra
Lo gapapa, Na?
Renjana langsung tersenyum kembali
Renjana
Nggak apa-apa kok, mbak.
Sandra
Maafin anak-anak ya, Na. Pada lancang dan ngurusin kehidupan pribadi lo gitu jadinya.
Renjana menggeleng.
Renjana
Gapapa kok, mbak. Justru aku ngerasa omongan mereka ada benernya.
Sandra
Cowok lo se protektif itu ya?
Renjana hanya bisa mengangguk seraya tersenyum.
Renjana
Dia emang kayak gitu sifatnya dari kita kuliah. Aku juga udah tau dan ngerasa gitu kok. Tapi tenang aja kok mbak, soal dinas nanti aku bisa bicarain lagi, aman.
Sandra
Maaf ya Na kalo gue harus ngomong gini, tapi apa nggak lebih baik lo putusin aja? Udah nggak sehat hubungannya.
Renjana terdiam untuk beberapa detik sebelum menatap Sandra dan kembali tersenyum.
Renjana
Makasih ya mbak saran dan perhatiannya. Tapi aku gapapa kok.
Sandra menghela napas dan tidak melanjutkan pembicaraan mereka. Keduanya pun meninggalkan ruang meeting dan melanjutkan pekerjaan mereka masing-masing.
69. INT./EXT. JALAN JAKARTA - MOBIL ERLAN – NIGHT
Terlihat mobil Erlan melintasi jalanan Ibukota pada malam hari di mana Renjana dan Erlan berada di dalamnya.
70. INT./EXT. MOBIL ERLAN – NIGHT
(Renjana, Erlan)
Renjana dan Erlan sama-sama terdiam, hanya ada alunan musik yang mengisi kekosongan dalam mobil silver itu. Renjana pun mengumpulkan niatnya dan memulai pembicaraan.
Renjana
Lan
Erlan hanya bergumam, tidak mengalihkan pandangannya dari jalanan di depannya.
Renjana
Aku ikut dinas, ya?
Erlan
Na, kita kan udah bicarain soal ini.
Renjana
Lan, please. Tim kreatif butuh aku. Aku nggak enak kalo dinas pertama aja aku udah ga profesional.
Erlan
Kok kamu jadi sering nantang gini sih?
Renjana
Erlan, aku udah dewasa. Nggak perlu lagi ngatur-ngatur aku, aku udah tau mana yang baik dan buruk buat aku. Dan aku tuh di sini mau ngerjain pekerjaan aku secara maksimal aja.
Erlan
Kamu nggak sepenting itu di kantor, Na! Kamu cuman karyawan baru!
Renjana
Bentar, kamu ngerendahin aku, Lan? Kalo menurut kamu aku nggak penting, mungkin lebih baik kita putus aja.
Erlan
Na? Apaan sih?!
Renjana
Erlan maaf, tapi aku gabisa terus-terusan diatur dan dikekang kayak gini.
Erlan
Ya jangan gampang bilang putus dong!
Renjana menggeleng
Renjana
Aku mau kita putus aja, Lan.
Erlan
Renjana! Aku nggak bisa hidup tanpa kamu! Aku ngelarang kamu itu karena aku sayang banget sama kamu!
Renjana
Tapi, Lan-
Erlan
Na, please. Kita bisa omongin ini baik-baik. Ini semua demi kamu juga. Aku sayang banget sama kamu, Renjana. Aku nggak mau kita putus, apalagi cuman soal beginian.
Renjana terdiam sementara Erlan meraih tangan Renjana dan menggenggamnya lalu mencium tangan Renjana untuk beberapa detik. Untuk beberapa menit keduanya sama-sama terdiam hingga akhirnya Erlan membuka pembicaraan kembali.
Erlan
Oke, aku bolehin, Na. Tapi, kamu harus ngabarin aku terus, setiap aku telfon harus langsung di angkat ya di manapun, kapanpun, dan sama siapapun. Aku kayak gini karena aku nggak mau kamu kenapa-kenapa, Na. Aku nggak mau kehilangan kamu karena aku sayang banget sama kamu. Tolong, kamu jangan pernah minta putus lagi ya, sayang?
Renjana terdiam, terenyuh oleh perkataan Erlan.
Renjana
Iya, Lan. Maaf aku udah minta putus gitu. Makasih ya Lan, aku bakal terus ngabarin kamu kok di sana.
Erlan
Janji?
Renjana
Aku janji.
Erlan
Good. Yaudah aku bolehin. Maaf ya kita jadi berdebat terus gini, kan demi kebaikan kamu juga. Aku sayang kamu, Na.
Renjana tersenyum.
Renjana
Aku sayang kamu juga, Lan. Makasih ya. Tapi boleh nggak aku minta tolong sama kamu buat bujukin papa mama?
Erlan
Iya, sayang.
Erlan mengelus rambut Renjana lalu kemudian mencium keningnya.