Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
RASA
Suka
Favorit
Bagikan
12. Chapter XII
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

60. EXT. GEDUNG AMARTA DIGITAL AGENCY – DAY

Kamera terarahkan dari luar gedung Amarta Digital Agency

 

61. INT. GEDUNG AMARTA DIGITAL AGENCY – RUANG CREATIVE DEPARTMENT – DAY

(Dhea, Grace, Sandra, Karsa)

Dhea sedang mengobrol dengan Grace dan Sandra ketika Karsa datang menghampiri mereka.

Dhea

Eh, Pak Karsa. Siang pak.

Karsa hanya mengangguk dan menoleh kepada Sandra.

Karsa

San, meeting sama tim produksi nanti saya sedikit telat ya. Ada meeting dulu dengan Pak Adri. Kamu tolong handle dulu.

Sandra

Baik pak. Nanti saya handle.

Karsa

Terima kasih.

Lalu tanpa mengatakan hal lainnya, Karsa langsung berbalik menuju ruangannya. Dhea terus menatap Karsa hingga punggungnya sudah berbelok ke ruangannya.

Grace

Heh sadar!

Dhea menyengir.

Dhea

Pak Karsa tuh ganteng banget gak sih kalo dipikir-pikir.

Sandra

Yee daripada lo mikirin Pak Karsa mending lo mikirin dulu tuh revisian kemaren.

Dhea

Aduh San kerjaan mulu yang lo bahas ye. Langsung pusing gue.

Ketiganya tertawa.

 

62. INT. GEDUNG AMARTA DIGITAL AGENCY – RUANG MEETING – DAY

(Sandra, staf tim produksi, Karsa, Renjana, Raka, Bagas, staf tim kreatif)

Sandra memulai meeting antara tim kreatif dan tim produksi tanpa Karsa. Mereka membahas mengenai shooting iklan yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat. Lalu tiba-tiba Karsa datang di tengah-tengah meeting.

Karsa

Maaf semua saya telat.

Staf tim produksi #1

Nggak apa-apa pak. Tadi kita juga sudah bahas mengenai rundown shooting sama Ibu Sandra.

Karsa mengangguk.

Karsa

Untuk lokasi shooting jadinya di Yogya ya? Benar?

Renjana

Benar, pak.

Karsa

Oke. Jadi dari hasil meeting saya bersama tim finance dan Pak Adri tadi untuk anggaran shooting ini menggunakan sistem rembes ya. Jadi kita harus membuat laporan pengeluaran anggaran nantinya agar bisa disampaikan kepada pihak Binokular.

Semuanya mengangguk dan mencatat.

Karsa

Tempatnya benar di Yogya sudah di approve Pak Adri juga sebelumnya. Dan untuk hari shooting saya rasa cukup ya selama 4 hari. Namun, untuk jumlah staf yang ikut hanya 4 orang dari tim kreatif. Saya, Sandra, dan dua orang lainnya. Kalian kira-kira butuhnya dari bagian mana? *mengalihkan pandangannya kepada tim produksi*

Staf tim produksi #2

Hmm… Bagian designer dan copywriter mungkin pak.

Karsa mengangguk-angguk.

Karsa

Gimana designer dan copywriter, siapa yang akan ikut shooting minggu depan?

Raka

Dari bagian copywriter saya pak yang akan ikut dinas.

Karsa

Oke. Kalau dari bagian designer gimana? Bagas?

Bagas dan Renjana saling tatap-tatapan.

Bagas

Maaf pak minggu depan kalau sesuai jadwal istri saya akan melahirkan. Sepertinya saya tidak bisa.

Karsa

Renjana?

Renjana langsung menjawab dengan antusias dan senyuman lebar.

Renjana

Saya bisa pak!

Karsa

Oke bagus. Bisa kita lanjutkan kembali meeting soal sistematis shootingnya nanti.

Mereka pun melanjutkan meeting hingga sore hari.

 

63. INT./EXT. GEDUNG AMARTA DIGITAL AGENCY – LOBBY AMARTA DIGITAL AGENCY – NIGHT

(Renjana, Karsa, Erlan)

Renjana sedang menunggu Erlan yang tidak juga kunjung datang, padahal jam pulang kantor sudah berakhir dari dua jam yang lalu.

Renjana

Aduh kemana ya Erlan, katanya mau makan bareng papa mama.

Renjana terus-terusan mengecek jam tangannya dan menghubungi ponsel Erlan namun tidak diangkat. Tiba-tiba Karsa yang baru saja turun dari lantai dua datang dan Renjana menyapanya.

Renjana

Pulang, Pak Karsa.

Karsa membalas dengan senyuman tipis lalu ia berhenti.

Karsa

Nggak pulang?

Renjana

Saya masih nunggu jemputan pak.

Karsa mengangguk-angguk.

Karsa

Kalo gitu saya duluan ya.

Renjana

Baik. Hati-hati di jalan pak.

Karsa pun berlalu. Tiba-tiba ponsel Renjana berdering menunjukkan nama Erlan.

Erlan

Na, aku udah di depan.

Renjana

Oke, Lan.

Renjana bergegas menuju mobil silver milik Erlan.

 

64. INT./EXT. MOBIL ERLAN – NIGHT

(Renjana, Erlan)

Renjana membuka pintu mobil Erlan.

Renjana

Kamu kemana aja, Lan? Kok aku telfonin nggak angkat?

Erlan

Maaf sayang, tadi di kantor lagi banyak banget kerjaan jadi aku harus stay bentar. Maaf ya bikin kamu nunggu.

Renjana

Kenapa kamu nggak kabarin aja, Lan?

Erlan

Tadi aku sibuk banget, Na. Kamu nunggu juga cuman sebentar doang kan.

Renjana tidak menjawab. Lalu tiba-tiba ia teringat akan perjalanan kantornya minggu depan.

Renjana

*dengan semangat* Oiya Lan, aku minggu depan mau pergi dinas loh ke Yogya! Kantor mau shooting di sana!

Erlan menoleh sebentar dengan mengerutkan keningnya.

Erlan

Dinas?

Renjana

Iya, Lan! Shootingnya selama 4 hari. Aku ngewakilin bagian designer karena partner kerja aku nggak bisa. Kita tim kreatif berempat ada aku, Mbak Sandra, Raka, dan Pak Karsa, pergi sama tim produksi. Seneng banget deh ini dinas pertama aku!

Erlan

Kamu harus ikut banget?

Renjana mengerutkan keningnya heran.

Renjana

Ya iyalah, Lan. Bagas, partner designer aku nggak bisa karena minggu depan istrinya mau melahirkan.

Erlan

Nggak usah lah, Na.

Renjana

Kok nggak usah sih, Lan? Ini dinas pertama aku loh!

Erlan

Ya bahaya, Na. 4 hari lagi. Kamu belom terlalu kenal sama orang-orang kantor juga kan. Belom tentu aman.

Renjana

Hah maksud kamu gimana? Mereka orang baik-baik kok.

Erlan

Keliatannya. Kamu nginep di hotel juga kan?

Renjana

Ya iya, Lan. Mau nginep di mana lagi. Kok kamu negatif thinking gitu sama temen-temen kantor aku, sih?

Erlan

Bukannya gitu, Na. Tapi itu kan banyak cowoknya.

Renjana

Ya kan terpisah juga Lan kamarnya.

Erlan

Tetep aja, Na. Aku kan nggak tau kamu ngapain disana sama mereka.

Renjana sempat terdiam sebentar karena tidak bisa berkata-kata.

Renjana

Kamu nggak percaya sama aku, Lan?

Erlan

Renjana ini bukan soal percaya atau nggak. Di sana bahaya. Aku nggak bolehin. Titik.

Renjana

Lan ini urusan kantor! Bahaya gimana sih? Aku rame-rame sama yang lainnya. Banyak ceweknya juga. Kenapa kamu nggak bolehin sih?

Erlan

Ya kamu emang dibutuhin banget apa? Kan nggak! Kamu juga masih karyawan baru. Aku yakin tanpa kamu mereka juga bisa!

Mobil Erlan memasuki komplek rumah Renjana. Renjana terdiam untuk beberapa saat, mencerna ucapan Erlan hingga mobilnya tiba di depan rumah Renjana

Erlan

Renjana, aku kayak gini demi kebaikan kamu, kamu harus tau itu. Udah ah yuk kita kan mau makan bareng keluarga kamu.

Renjana tetap terdiam tanpa merespon apapun. Keduanya pun memasuki rumah Renjana tanpa sepatah kata pun keluar dari mulut Renjana.

 

65. INT. RUMAH RENJANA - RUANG MAKAN – NIGHT

(Renjana, Erlan, Mama Renjana, Papa Renjana)

Renjana, Erlan, Mama dan Papa Renjana makan malam di ruang makan.

Mama Renjana

Na, itu Erlan diambilin dong lauknya.

Renjana

Iya Ma.

Papa Renjana

Apa kabar kamu Lan? Udah lama juga ya kamu nggak main ke rumah.

Erlan

Baik om. Iya nih om di kantor lagi banyak banget kerjaan jadi waktu luangnya dikit. Om sendiri apa kabar? Sehat om?

Papa Renjana

Sehat

Renjana

Ma, Pa, kok Naisha belum pulang?

Mama Renjana

Naisha lagi ada kegiatan di kampusnya.

Renjana

Oooh.

Mereka melanjutkan makannya hingga selesai. Setelah itu Renjana membuka pembicaraan untuk izin dinas ke Yogyakarta bersama kantornya.

Renjana

Ma, Pa, Renjana mau izin minggu depan untuk dinas ke Yogyakarta selama 4 hari. Di project yang Renjana lagi handle ini mau ada shooting iklannya.

Mama Renjana

Hah? Ke Yogyakarta? Yang bener aja kamu!

Papa Renjana

Baru juga kerja beberapa minggu udah pergi-pergian aja.

Renjana

Iya Pa, Ma daerah yang sesuai sama konsep brandnya di Yogya. Cuma 4 hari kok.

Mama Renjana

Itu nggak cuma Na! Kamu itu perempuan.

Renjana

Tapi ma- 

Erlan

Maaf bukannya Erlan ikut campur om tante, tapi tadi Erlan juga udah bilang ke Renjana kalau dinas keluar kota itu bahaya. Dan menurut Erlan untuk Renjana yang pegawai baru nggak penting-penting banget pasti perannya.

Papa Renjana

Tuh, denger kamu kata-kata Erlan. Coba aja kamu turutin kata papa mama, atau senggaknya kerja bareng Erlan, pasti ada yang lindungin. Bisa aja kamu diapa-apain nanti keluar kota kayak gitu.

Mama Renjana

Bener kata Erlan. Sepenting apa sih kamu sampai harus ikut dinas keluar kota kayak gitu?

Renjana

Please Ma, Pa. Partner Renjana berhalangan ikut minggu depan karena istrinya mau melahirkan. Siapa lagi yang gantiin? Renjana harus professional dipekerjaan Ma, Pa. Renjana udah dewasa.

Papa Renjana

Papa nggak akan kasih izin. Titik.

Papanya langsung bangkit dan berjalan ke arah kamarnya.

Mama Renjana

Tolong ya Lan coba dibilangin lagi Renjananya, siapa tau dia nurut sama kamu.

Tanpa menatap Renjana kembali, mamanya juga ikut menyusul papa Renjana. Renjana merasa sangat sedih dengan keadaannya saat ini. Setelah dia merapihkan meja makan, dia dan Erlan kembali membicarakan tentang dinasnya ke Yogyakarta.

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar