Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
103. INT. GEDUNG AMARTA DIGITAL AGENCY - RUANG MEETING – DAY
(Pak Adri, Naufal, Karsa, seluruh karyawan Amarta Digital Agency)
Besoknya, diadakan meeting besar urgensi oleh Pak Adri, seluruh staf dari semua departemen hadir. Mereka semua sudah berkumpul dan Pak Adri langsung membuka meeting.
Pak Adri
Oke langsung gue mulai aja ya. We’ve got problem here. Kayaknya semua anak produksi udah tau juga. Coba deh lo Fal, jelasin.
Naufal berdeham.
Naufal
Iya jadi gini. Di project Binokular, kita keilangan sepotong data video waktu di Gereja Ayam. Tim produksi juga udah nyari stock shoot dari project an sebelomnya yang shooting di Yogya juga tapi nggak ada. Dan ternyata kita kemaren nggak ke back up datanya.
Semua staf terdiam dan terlihat panik, tidak tahu harus apa. Pak Adri memukul meja.
Pak Adri
Jadi gimana? Ada solusi gak?
Semua masih terdiam.
Pak Adri
Gue bingung ya sama kalian semua. Terutama anak produksi dan kreatif. Lo nih ya anak produksi, kalo udah kayak gini fatal banget nih kesalahannya. Gaada yang kerja bener apa. Dan maksud gue kemaren nyuruh tim kreatif juga ikut ke Yogya buat bantu back up tim produksi, biar bisa saling cross check. Malah kayak gini. Ngapain aja lo Sa disana? Sandra? Raka? Renjana? Diem doang? Apa liburan? Kalian tuh ngecewain tau nggak? Emang dikira budget ke Yogya kecil? Ini sistemnya rembes loh, belom juga kemaren ada lighting yang rusak. Lo semua ke sana bukan liburan ya. Kerja tuh yang becus! Coba dari tim kreatif atau produksi ada solusi gak? Nih kalo udah kayak gini gimana? Mau balik lagi, ngeluarin duit lagi?
Karsa terlihat tegang dan tangannya mengepal, namun ia menjawab masih dengan nada datar.
Karsa
Kemaren waktu di Yogya pas meeting terakhir, saya udah tanyakan lagi ke tim produksi apa semua video aman, Pak.
Pak Adri
Ya buktinya mana? Aman gak? Nggak kan? Lo udah hampir 5 tahun ya Sa kerja di sini. Jangan malu-maluin. Lo juga Fal, bisa kerja yang bener gak sih? Lo head produksi, masa soal back up doang harus di ingetin terus?
Hening. Tidak ada yang berani menjawab.
Karsa
Begini Pak Adri, bukti tanggung jawab saya sebagai creative director kalau emang harus ambil shoot lagi ke Yogya, saya akan menanggung anggarannya.
Naufal
Iya, Pak. Mungkin solusinya saya juga akan menanggung biaya finansial ke Yogya.
Mereka kemudian melanjutkan meeting hingga siang hari.
104. INT. GEDUNG AMARTA DIGITAL AGENCY – RUANG KERJA KARSA – DAY
(Karsa)
Setelah selesai meeting, Karsa kembali ke ruangannya dengan wajah tegang dan gelisah. Ia meletakan segala dokumen yang ia bawa di meja kerjanya dan duduk di kursi.
105. INT. SEKOLAH SD KARSA – RUANG GURU – DAY *flashback*
(Karsa, Ibu Karsa, guru)
Karsa yang berumur 9 tahun duduk dengan kepala menunduk. Beberapa luka terlihat di wajah dan tangan. Ibu Karsa duduk disampingnya, mendengarkan gurunya berbicara.
Ibu Karsa
Iya pak. Sekali lagi saya memohon maaf sebesar-besarnya atas tindakan Karsa ya pak.
Guru
Baik bu, tidak apa-apa. Terima kasih banyak atas waktunya sudah menyempatkan datang.
Ibu Karsa dan Bapak Guru bersalaman. Karsa lalu salim kepada gurunya. Setelah itu ia dan ibunya bergegas meninggalkan ruang guru dan menuju parkiran mobil.
106. INT./EXT. MOBIL IBU KARSA – DAY *flashback*
(Karsa, Ibu Karsa)
Karsa dan ibunya memasuki mobil. Mereka meninggalkan gedung sekolah. Karsa terus menunduk sepanjang perjalanan.
Ibu Karsa
Sa, itu lukanya diobatin dulu, coba ambil obat di laci dashboard.
Karsa mengikuti perintah ibunya dalam diam. Tidak berani berkata apapun.
Ibu Karsa
Kenapa kamu kayak gitu?
Karsa tidak menjawab.
Ibu Karsa
Itu Fadil sampe mimisan loh karena dipukul kamu.
Ibu Karsa menghela napas, lalu melanjutkan.
Ibu Karsa
Fadil itu kan temen kamu, nak. Kok kamu malah berantem sama dia.
Karsa
Fadil bukan temen Karsa, bu! Fadil udah rusakin pigura yang Karsa buat buat ibu! Dia gak minta maaf lagi! Ya Karsa marah lah bu!
Ibu Karsa
Karsa, kamu itu nggak boleh gampang marah. Ibu tau kamu kecewa, cuman kamu harus simpen aja rasa itu.
Karsa
Ya tapi kan dia udah ngerusak dengan sengaja bu! Itu kado Karsa buat ibu di hari Ibu loh. Kenapa Karsa harus nahan kalo Karsa marah? Bapak aja suka marah!
Ibu Karsa
Ya yang gak baik gaboleh di contoh Sa. Marah itu bisa nyakitin hati orang lain loh, bukan emosi yang baik. Manusia gak boleh marah. Apalagi lampiasin dan tunjukin itu. Jadi kalo kamu marah dan kecewa, ya harus di pendem Sa. Harus sabar.
Karsa terdiam. Tidak menjawab ibunya. Ia kembali menunduk sepanjang perjalanan pulang.
107. INT. GEDUNG AMARTA DIGITAL AGENCY – RUANG KERJA KARSA – DAY
(Karsa)
Karsa kembali dari ingatan masa lalunya. Ia menghela napas lalu kembali berkutat di depan layar komputernya.
108. INT. GEDUNG AMARTA DIGITAL AGENCY – RUANG CREATIVE DEPARTMENT – DAY
(Dhea, Grace, Sandra, Bagas, Raka, Renjana)
Semua staf creative berkumpul di meja putih yang berada di tengah ruangan creative setelah selesai meeting besar yang di adakan Pak Adri.
Dhea
Kalian liat mukanya Pak Karsa tadi gak sih? Tegang banget.
Grace
Iya iya. Tadi gue juga liat tangannya ngepel. Tapi kok suaranya tetep datar ya. Gak keliatan emosi gitu. Padahal kalo gue diposisi dia pasti emosi tuh, kan dia udah nanya ke anak produksinya!
Dhea
Yah namanya juga dingin, Grace. Gak punya rasa kali dia.
Sandra
Guys maaf ya, kita juga salah banget karena nggak bantu anak produksi nge cross check lagi.
Raka
Iya. Abis anak produksi bilang semua aman pas ditanya Pak Karsa, jadi gue santai aja. Sorry ya.
Bagas
Gapapa semua. Ini kan udah ada solusinya.
Raka
Duh gue jadi gak enak deh sama Pak Karsa. Apa kita ikut bantuin nanggung anggaran ya?
Sandra menggeleng.
Sandra
Gak usah, Rak. Tadi gue udah bilang gitu ke Pak Karsa tapi dia nolak, katanya biarin dia aja. Duh kita kenapa bodoh banget ya. Kayak gak becus banget.
Renjana dari tadi terdiam. Lalu dia berbicara pelan.
Renjana
Maaf ya semuanya.
Mereka kemudian lanjut berbincang-bincang sebelum akhirnya kembali mengerjakan tugas masing-masing.