Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
75. EXT. HALAMAN RUMAH ARJUNA. SIANG
Sebuah mobil mewah datang dan diparkir di depan rumah. Arjuna mengajak Nadia melihat mobil itu. Nadia bingung. Arjuna lalu memberikan sebuah kunci mobil kepada Nadia. Nadia senang luar biasa sampai melompat-lompat. Nadia memeluk Arjuna.
CUT TO
76. INT. KAMAR. PAGI
Nadia mencoba pakaian bagus yang baru ia beli. Mematut diri di cermin. Tapi seketika mendengar teriakan mengerikan dari kamar gelap istri Arjuna. Nadia ketakutan.. Tiba-tiba Nadia kesakitan megangin kepalanya yang seolah terbakar.
Nadia perlahan kayang dan merangkak menyeramkan dalam posisi kayang seolah ada yang menggerakkan.
POV Nadia: tampak di atas Nadia, tepatnya di langit-langit ada kuntilanak yang memainkannya seperti boneka maryonet. Nadia terus teriak kesakitan. Tampak kepalanya terkulai ke bawah dengan matan melotot. (Notes: Seperti di film Conjuring, kerasukan).
Bi Darsih datang untuk menolong Nadia berdiri. Tak berapa lama Nadia sehat setelah Bi Darsih menyuruhnya tenang.
BI DARSIH
Non Nadia, kalau sudah ada yang ngisi di dalam, pasti gak akan tersiksa kayak ini lagi.
Bi Darsih berkata tenang namun tatapannya menyiratkan keremehan pada Nadia. Seketika Nadia jadi tersinggung dan bingung mendengar perkataan Bi Darsih.
NADIA
Maksud Bi Darsih gimana?
Bi Darsih hanya tersenyum dan berlalu pergi meninggalkan Nadia. Langkahnya tertuju ke kamar gelap di lantai dua.
CUT TO
77. INT. KAMAR. PAGI
Nadia melamun di kamarnya masih kelihatan lemas dan bertanya-tanya.
FLASH IN
SCENE 60: Saat Nadia kerasukan dan Bi Darsih mengatakan hal aneh.
FLASH OUT
Braak! Nadia kesal dan menggebrak meja. Bebeapa saat kemudian, Nadia berusaha menyemangati dirinya sendiri dan kembali berdandan secantik mungkin.
CUT TO
78. INT. KAMAR. CONTINUES
Nadia mengambil kotak perhiasan di atas meja. Di atas kotak itu ada secarik kertas.
CU: Surat dari Arjuna bertuliskan, “Untuk Nadia, ratuku yang cantik. Arjunamu.”
Nadia mencium surat itu bahagia. Lalu membuka kotak. Tampak anting yang sangat indah. Senyuman Nadia kembali merekah dan mulai menggumam.
NADIA
Sebenarnya kamu gak perlu repot-repot kasi aku semua hadiah ini sama aku, Mas. Karena aku udah benar-benar jatuh cinta sama kamu...
Nadia lalu memakai anting itu di telinganya. Tiba-tiba terdengar suara jeritan nyaring dan memilukan istri Arjuna di kamar gelap. Nadia tersentak kaget.
Nadia menajamkan telinga menangkap teriakan yang kedua. Rasa takut mulai menjalarinya seiring dengan munculnya kabut putih yang menyusup masuk dari celah pintu kamar.
Nadia mendekap dadanya berusaha menahan degupan jantung yang ketakutan. Segera saja ruangan kamarnya sudah dipenuhi dengan kabut putih. Nadia memanggil para pelayan.
NADIA
Bi Darsih! Bi Darsih! Pelayan! Pelayan!
Tapi tidak satu pun yang kunjung hadir. Rumah mendadak sunyi. Sementara asap putih sudah semakin banyak menyelimuti tubuh Nadia.
Nadia penasaran dan berjalan keluar dari kamarnya mengikuti asap putih.
CUT TO
79. INT. KORIDOR. CONTINUES
Tampak asap putih berada di sekitar kaki Nadia, seperti menuntunnya ke suatu tempat. Nadia berjalan menyusuri rumah menuju kamar gelap tempat istri Arjuna berada. Tiba-tiba Nadia jadi sadar dan ketakutan.
NADIA
Ngapain aku ke sana? Aku gak perlu peduli apa pun yang terjadi sama wanita monster itu...
Nadia ingin berbalik. Tapi aneh langkahnya malah membeku, kakinya seperti tidak bisa digerakkan untuk mundur. Nadia tampak berusaha keras menggerakkan kakinya tapi tidak bisa. Kelihatan perlawanan dari ekspresi wajahnya. Keringat di dahinya bercucuran dan wajahnya semakin pucat.
Saat itu juga terdengar suara tangisan wanita. Tepatnya dari kamar istri Arjuna. Tangisan itu semakin kuat dan menyayat hati.
O.S. ISTRI ARJUNA
Nadia... Nadia...
Suara wanita itu terus memanggil-manggil Nadia. Nadia tiba-tiba melangkah maju, sementara ekspresi Nadia kaget dan ketakutan seperti melawan gerakan kakinya sendiri. Seperti ada kekuatan lain yang menggerakkan tubuhnya untuk pergi ke suatu tempat.
CUT TO
80. INT. DEPAN KAMAR GELAP ISTRI ARJUNA. CONTINUES
Nadia berdiri di depan pintu kamar gelap di ujung koridor lantai dua. Kabut putih keluar dari celah pintu kamar itu dan mulai menjalar di sekeliling Nadia.
Ekspresi Nadia ngeri, ingin pergi, tapi entah mengapa tangannya malah bergerak tiba-tiba menarik pegangan pintu. Tampak tangannya bergetar karena Nadia berusaha melawan, tapi tetap saja Nadia kalah.
Kleeeek! Pintu tidak dikunci dan perlahan terbuka. Nadia menanti dengan napas tercekat. Nadia ingin berteriak namun suaranya menghilang. Ia hanya bisa mengusap tenggorokannya.
CUT TO
81. INT. KAMAR GELAP. CONTINUES
Nadia hanya bisa pasrah memandangi kamar yang diterangi cahaya kehijauan itu. Kabut putih tebal berputar-putar memenuhi kamar dan mulai membentuk sosok makhluk asap bermata merah yang menerjang ke arah Nadia.
NADIA
(histeris) Aaarrrrgh!
Akhirnya Nadia bisa berteriak. Suasanya sangat mencekam. Asap terus berputar-putar di dalam ruangan itu.
Nadia menggigil ketika asap besar itu menghempas dan menembus tubuhnya. Tulang Nadia jadi ngilu dan lemah namun dia tetap bertahan.
Makhluk asap itu melesat ke bumbungan atap disertai dengan tawa nyaring mengerikan. Lalu menghilang.
CUT TO
82. INT. KAMAR GELAP. CONTINUES
Cahaya kehijauan di kamar itu memudar dan kabut putih mulai menipis. Sedikit demi sedikit menampilkan satu sosok di dalam kamar.
Seorang wanita berjalan ke arah Nadia. Wanita itu tersenyum. Wajahnya sangat cantik. Matanya bersinar penuh kerinduan seolah baru dilahirkan ke dunia. Rambutnya berkilau dan sangat indah.
NADIA
Ka-kamu... istri Arjuna???
Wanita itu mengangguk lalu tersenyum dan berbisik ke Nadia.
Lalu istri Arjuna berlalu meninggalkan Nadia. Berjalan dengan halus melewati pintu rumah.
CUT TO
83. EXT. DEPAN RUMAH ARJUNA. MALAM
Pintu gerbang rumah terbuka. Tampak istri Arjuna yang sangat cantik keluar dengan wajah bahagia. Dia memandang pemandangan sekelilingnya dengan mata berbinar. Ia lalu terus berjalan pergi meninggalkan rumah itu menembus kegelapan malam.
CUT TO
84. INT. KAMAR GELAP. MALAM
Nadia masih terdiam di kamar itu shock menyaksikan peristiwa yang baru disaksikannya.
NADIA
(meringis kesakitan) Aaarhgh!
Nadia tiba-tiba merasakan sakit di dadanya, seperti ditusuk-tusuk. Seketika Nadia tubuhnya jadi kaku.
Bruuuuk! Nadia terjatuh ke lantai dengan tubuh lemah. Nadia mengerang kesakitan.
POV Nadia: Pemandangan sekitar menjadi gelap. Samar-samar Nadia melihat sosok Bi Darsih masuk ke kamar, berjalan ke arah Nadia
BI DARSIH
Ternyata Non Nadia juga ndak bisa bertahan ya....
Nadia terus mengerang kesakitan. Suaranya berubah menjadi geraman mengerikan persis seperti binatang jadi-jadian.
FLASH IN
FLASH OUT