Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
13. INT. KORIDOR. RUMAH. PAGI
Arjuna membawa Nadia menyesuri koridor rumah. Nadia sudah kelihatan cantik memakai gaunnya. Serasi dengan Arjuna yang tampan dan gagah.
Bi Darsih mengikuti dengan diam di belakang mereka. Beberapa kali Bi Darsih menabrak guci dan pajangan kelihatan agak gugup. Nadia menyadari tapi enggan bertanya.
Akhirnya Arjuna berhenti di depan pintu sebuah kamar. Ia menatap Nadia. Nadia tampak bingung. Arjuna membelai pipi Nadia. Arjuna membuka pintu perlahan. Ceklek....
CUT TO
14. INT. KAMAR GELAP. CONTINUES
Mereka memasuki sebuah ruangan yang gelap dan berabu. Nadia langsung terbatuk dan disambut bau tak sedap.
NADIA
Uhuuuk... uhuuuk... sayang kok di sini bau bangkai?
Tapi Arjuna malah tampak serius. Bi Darsih menyusul masuk tampak masih gugup.
ARJUNA
Nadia, aku ingin perkenalkan kamu sama istri pertamaku... kamu siap?
NADIA
Istri? Bukannya lagi sakit?
Arjuna tidak menjawab pertanyaan Nadia, malah menarik tangan Nadia mendekat masuk semakin ke dalam ruangan. Perlahan tapi pasti Nadia melihat sosok di bawah cahaya temaram dari jendela kecil. Sosok itu duduk di sebuah kursi.
Bentuknya mengerikan. Seluruh kulit tubuhnya bengkak dan ditumbuhi kutil. Tiba-tiba sosok itu bergerak, mengangkat kepalanya yang ditumbuhi rambut putih aut-autan. Matanya merah nyalang. Pipinya penuh luka borok yang mengelupas. Dia menggeram-geram persis binatang yang marah.
ARJUNA
Ratuku yang manis, ini Nadia. Sama cantiknya seperti kamu. Dia yang akan nemani kita mulai saat ini.
Arjuna tersenyum penuh cinta ke sosok itu lalu mencium tangannya lembut. Nadia shock, ketakutan, dan hendak mundur.
Sepasang mata merah wanita itu menatap Nadia marah. Melotot dan menyeramkan. Lalu ia mulai mengerang tidak jelas sambil menghentakkan-hentakkan kakinya di lantai. Seperti ingin berusaha berdiri dan menerjang Nadia. Seketika Bi Darsih langsung menghampiri sosok itu.
Bi Darsih membelainya dengan lembut sambil berbisik pelan.
Nadia tidak tahu apa yang dikatakannya saking ketakutannya. Nadia mau lari tapi langkahnya terasa membeku. Nadia tak sanggup memandang sosok yang terus menggeram marah dan menutup matanya dengan tangan gemetaran dari ujung kaki hingga kepala.
NADIA
Tolong... aku takut...
ARJUNA
Ayo kita keluar sekarang, Sayang.
Arjuna segera membawa Nadia yang gemetaran pergi meninggalkan kamar.
Cut to
15. INT. KAMAR. MALAM
Arjuna tidur nyenyang di samping Nadia. Sementara Nadia tampak gelisah beberapa kali mengatur posisi tidur. Nadia tatapannya melamun menatap ke atas. Dia masih terbayang peristiwa tadi.
FLASH IN
Sosok mengerikan di dalam kamar marah padanya. Nadia mundur ketakutan. Sosok itu menggeram (scene 10).
FLASH OUT
Nadia bete dan beranjak keluar, meraih gelas di nakas, tapi isinya kosong. Nadia memegang tenggorokannya kehausan. Nadia beranjak keluar dari kamar.
CUT TO
16. INT. DAPUR. MALAM
Nadia masih tampak bete membuka kulkas lalu mengambil botol minuman dan menuangkannya ke dalam gelas.
NADIA
Apa sih maksud Mas Arjuna ngatain aku mirip monster itu? Memangnya aku jelek banget penyakitan kayak setan?
Nadia terus mangkel. Ia lalu membuka kotak es krim di atas meja makan, menyendoknya kasar meluapkan emosi dan memakannya.
O.S. Kraaaauk... Kraaauuuk...
Nadia berhenti makan begitu mendengar ada suara seseorang menguyah di dekatnya. Nadia melihat ke sekitar, tidak ada orang.
NADIA
Bi Darsih...?
O.S. Kraaaukk... Kraaaukk...
Nadia menyimak suara itu lagi dan jadi geram. Cepat-cepat dia ninggalin meja makan mencari ke seluruh dapur.
Di lantai diperlihatkan ada piring berantakan dengan sisa makanan berhamburan ke sana kemari. Ciiiit! Nadia berteriak kaget. Ternyata tikus yang melintas. Nadia bernapas sedikit lega sambil menyandar di tembok.
Tiba-tiba ada bunga jatuh ke kakinya dari atas. Diperlihatkan kembang jatuh ke kaki Nadia. Nadia bingung lihat bunga. Sejulur rambut gimbal muncul perlahan dari atas menyentuh wajah Nadia.
Nadia ketakutan, gemetar bukan main, tapi dia beranikan diri untuk melihat ke atas karena penasaran. Tampak di atasnya sosok hantu berwajah mengerikan dengan wajah mengelupas sedang menguyah kembang. Nadia langsung pingsan.
CUT TO