Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
67. EXT. JALANAN. MALAM
Sebuah mobil melintas memasuki jalanan hutan yang sunyi dan gelap. Di langit petir menyambar-nyambar dan suaranya menggelegar. Hujan gerimis turun, lama kelamaan menjadi besar.
CUT TO
68. INT. MOBIL. MALAM
Nadia di kursi belakang yang dikemudikan orang berjubah hitam duduk murung. Air matanya masih berlinangan.
Tampak bangunan rumah angker Arjuna sudah berada beberapa meter jaraknya.
Terdengar suara tawa cekikikan mengerikan banyak sekali setan-setan menggema di hutan sekitar.
Nadia mengintip ke luar dari jendela mobil. Setan-setan kuntilanak, pocong, dan lainnya berdiri di sekitar hutan tertawa senang seakan menyambut kedatangan.
Nadia ketakutan dan memejamkan matanya tak berani melihat lagi. Dia Cuma bisa menangis dalam ketakutan.
CUT TO
69. INT. RUMAH. SIANG
Nadia melangkah memasuki rumah dengan wajah murung. Bi Darsih langsung menyambutnya dan menyuruh pelayan yang lain membawakan barang-barang Nadia.
Bi Darsih menyisyaratkan agar Nadia segera mengikutinya. Nadia yang sudah paham apa maksud Bi Darsih menurut dan megikuti wanita tua itu.
CUT TO
70. INT. KAMAR. MALAM
Nadia masuk ke dalam kamar yang sudah tidak asing lagi baginya. Namun kondisi kamar itu gelap, hanya diterangi lampu templok remang. Di tempat tidur tergeletak Arjuna dalam kondisi sangat lemah.
Arjuna langsung mengangkat kepalanya dan senang bukan main melihat Nadia datang. Tangannya terangkat berusaha menggapai Nadia. Nadia jadi kasihan melihatnya dan menangis.
Nadia segera berlari dan meraih tangan Arjuna. Nadia sedih melihat keadaan Arjuna.
NADIA
Sebenarnya apa yang terjadi sama kamu, Mas?
Arjuna mendengar cecaran pertanyaan Nadia jadi menangis. Dadanya yang kurus bergetar menahan isak tangisnya sendiri. Nadia jadi tidak tega dan membelai kepala Arjuna lembut.
ARJUNA
Aku dikutuk... aku dikutuk... aku bisa mati kalau kamu gak di sini... tolong aku, Nadia....
Gleger! Tepat saat itu petir menggelegar. Cahaya kilatnya tampak dari kaca jendela. Nadia terngaga kaget mendengar perkataan Arjuna.
ARJUNA
Keluargaku disantet orang jahat. Tolong aku... kalau kamu pergi lagi, aku bisa mati...
Nadia mengangguk sedih dan merangkul Arjuna.
Nadia memeluk Arjuna. Mereka saling melepas rindu. Nadia ikut menangis sedih dan membelai kepala Arjuna.
CUT TO