Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
47. INT. KAMAR. RUMAH. SIANG
Arjuna ketakutan berlari menjauhi ruangan itu. Tiba-tiba pajangan guci dan benda-benda terjatuh menimpanya. Angin puting beliung mengacaukan sekeliling Arjuna. Arjuna berteriak kesakitan dan histeris. Sosok-sosok hantu mengerikan berjubah hitam (seperti mukenah) bermunculan dan menakuti Arjuna. Hantu-hantu itu semua marah.
Sementara Bi Darsih berusaha membacakan mantra-mantra yang terdengar menyeramkan. Suara Bi Darsih menggeram-geram seperti binatang. Kemudian Bi Darsih berhenti. Angin ribut pun berhenti bersamaan.
Arjuna ketakutan dan ambruk ke lantai. Kejang-kejang dan mengoceh tak jelas. Bi Darsih berusaha membopong Arjuna.
CUT TO
48. MONTAGE
1. Arjuna menggigil kesakitan di atas tempat tidur. Bi Darsih merawatnya. Mengelap keringat di dahinya.
2. Bi Darsih meneteskan darah ayam ke dalam minuman Arjuna dan memberikannya pada Arjuna. Arjuna meminumnya.
3. Arjuna berusaha bangkit berdiri dan melihat bayangannya di cermin. Dia kelihatan kurus, pucat, dan tua dengan rambut putih. Arjuna berteriak histeris tidak terima dirinya kelihatan jelek.
4. Arjuna kejang-kejang dan berteriak kesakitan di ranjangnya.
END OF MONTAGE
49. INT. KOSAN NADIA. MALAM
Ikhsan tampak serius memandang Nadia. Nadia sedang mencoba perhiasan baru di lehernya, kelihatan riang gembira. Tapi ketika menoleh ke Ikhsan, Nadia jadi bingung dengan sikap Ikhsan.
NADIA
Katanya ada yang mau kamu omongin, memangnya kenapa sih?
IKHSAN
Ini tentang Ibu kamu yang lagi sakit, Nadia. Aku dititipin pesan sama Ibu kamu. Besok aku temani kamu pulang ke kampung ya...
Nadia seketika murung. Merenung dan duduk lesu di samping Ikhsan. Tatapannya kosong dan perlahan kepalanya tertunduk.
Ikhsan mengangguk. Ia lalu bangkit, berjalan mendekat, dan berlutut di depan Nadia.
IKHSAN
Sebenarnya, gak Cuma ini yang mau aku bicarakan sama kamu.
BEAT
Aku jatuh cinta sama kamu, Nadia.
Deg! Nadia tampak tegang. Dilema dan berat. Ia lama menimbang-nimbang sambil memperhatikan Ikhsan. Tak lama, Nadia mengangguk setuju. Ikhsan tersenyum senang. Praang! Saat itu juga vas bunga di ujung teras jatuh. Pecah berantakan di lantai.
Wuuuuz! Angin berembus dingin menerpa Nadia dan Ikhsan. Nadia dan Ikhsan tersentak. Ikhsan akhirnya berusaha menenangkan Nadia dengan senyumannya. Nadia balas tersenyum, walau perasaannya gak enak. Nadia memandang ke kanan dan kiri waswas.
CUT TO
50. INT. KOSAN NADIA. MALAM
Nadia melamun memikirkan sesuatu. Di pangkuannya banyak barang-barang belanjaan yang dibelikan Ikhsan.
Tok.. tok... pintu kosan Nadia diketuk. Nadia bingung. Tapi akhirnya bukaian pintu. Suasananya gelap gulita di luar. Tidak ada siapa pun
Tiba-tiba kilat di menjejak di langit, petir menyambar-nyambar. Nadia berjalan mendekati pintu.
CUT TO
51. INT. KOSAN NADIA. MALAM
Nadia pelan membuka pintu. Jreeeng! Sosok Bi Darsih yang rambut tidak disanggul berantakan tepat berdiri di hadapan Nadia. Nadia tersentak kaget dan berteriak.
Bi Darsih kemudian bergerak mendekat ke Nadia mengisyaratkan agar Nadia mendengarkannya. Nadia tampak ragu mendekat dan jijik, tapi Bi Darsih menariknya paksa dan mulai berbisik di telinganya.
Nadia tercekat.
NADIA
S-sakit...? Arjuna sakit?
Bi Darsih mengangguk. Nadia termenung sedih, tapi kemudian kelihatan dilema mempertimbangkan sesuatu. Kilasan kejadian seram dan aneh masa lalu kembali berkelebat dalam ingatan nadia.
FLASH IN
Gabungan beberapa scene ketika Nadia diganggu dan dikejar-kejar hantu di rumah Arjuna.
FLASH OUT
Nadia cepat-cepat menggeleng ketakutan.
NADIA
Enggak! Sampai kapanpun aku gak akan pernah balik ke rumah itu!
Blaaaam! Nadia membanting pintu hingga tertutup di depan Bi Darsih. Terdengar suara auman anjing di luar. Sangat mencekam.
Nadia menutup telinganya stess dan ketakutan.
FADE TO