Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
26. INT. KAMAR. PAGI
Nadia terbangun dengan wajah pucat dan terbatuk-batuk. Tubuhnya tampak agak kurus. Dengan langkai gontai dia berjalan bangkit dari tempat tidur. Arjuna berusaha membantunya, memapahnya.
ARJUNA
Kepala kamu masih sakit, Sayang?
NADIA
Aku haus...
ARJUNA
Iya, Sayang. Biar aku ambilin kamu minum ya sekalian ambil obat kamu.
Arjuna pergi keluar dari kamar. Nadia dengan lemah berjalan lalu berhenti di depan cermin.
Tampak pantulan diri Nadia di cermin kelihatan kurus pucat. Tiba-tiba Nadia merasakan sakit di sekujur tubuhnya. Perlahan Nadia membuka lengan baju tidurnya.
Terlihat noda memar hitam di lengannya. Nadia meringis kesakitan. Tubuhnya persis seperti orang yang baru digebukin.
Arjuna datang lagi bawa minuman dan obat. Pelan-pelan Arjuna meminumkan obat itu ke Nadia.
CUT TO
27. INT. RUMAH. PAGI
Arjuna berjalan agak terburu-buru mau berangkat kerja. Nadia mengejar Arjuna dan menahan tangan Arjuna agar tidak pergi. Wajah Nadia memelas dan ketakutan.
NADIA
Kamu jangan pergi ya, Mas. Temenin aku di rumah. Aku takut...
ARJUNA
Sayang, aku kan harus kerja. Gak mungkin kan aku libur terus? Kan ada Bi Darsih.
Arjuna lalu membelai kepala Nadia dan mengambil jasnya yang tersampir di kursi. Arjuna memakai jas lalu pergi meninggalkan Nadia yang kelihatan cemas.
CUT TO
28. INT. RUMAH. RUANG TAMU. SIANG
Nadia dengan wajah pucatnya sudah bersiap memakai pakaian bagus dan meninting tasnya. Dia ingin pergi. Selama beberapa saat, Nadia termenung memikirkan sesuatu.
NADIA (V.O)
Percuma aja aku berobat ke dokter. Aku gak juga sembuh. Aku yakin penyakitku bukan penyakit biasa.
Nadia melangkah pergi, tapi langsung dihalang Bi Darsih yang datang tiba-tiba mengagetkan Nadia di sampingnya.
BI DARSIH
Mau ke mana, Non? Non kan lagi sakit
NADIA
Justru karena aku sakit, makanya aku harus pergi berobat ke Kyai
Nadia ngedumel sendiri dan pergi tertatih-tatih tidak memedulikan larangan Bi Darsih.
Bi Darsih memperhatikan kepergian Nadia. Wajahnya merengut. Bola mata putihnya berputar menyeramkan.
CUT TO
29. EXT. SUATU TEMPAT. MALAM
Nadia mendatangi seorang Kyai dan Nyi berpenampilan islami. Mereka memegang untaian rantai dzikir dan melantunkan doa-doa.
Nadia mengenakan kerudung menutupi kepalanya, merasa pusing dan oleng. Tak lama dia terbatuk. Hooooek! Keluar kelabang hitam. Nadia terus menangis.
KYAI
Subhanallah...
NADIA
Tolong saya, Kyai...
KYAI
Bertobatlah dan banyak istighfar agar dijauhkan Allah dari gangguan setan, Nak.
Nadia mengangguk. Nyi memberikan sebuah botol berisi air doa ke Nadia. Dengan gerakan lemah Nadia mengambil botol itu.
Nadia pamit dan permisi pulang.
CUT TO
30. EXT. JALANAN. MALAM
Sebuah mobil melintas di jalanan hutan yang sunyi. Nadia ada di dalamnya bersama sopir taksi yang gak kelihatan wajahnya.
O.S. SOPIR
Jauh banget sih rumahnya, Non, di tengah hutan begini. Gak serem?
NADIA
(sewot) Udah anterin aja, Pak! Jangan cerewet! Saya kan bayar!
Mobil terus melaju menembus jalanan berkelok. Dari beberapa meter ke depan tiba-tiba muncul sosok putih membungkuk dan berdiri di tengah jalan.
Tiiiin! Sopir taksi membunyikan klakson, tapi sosok putih itu tak mau minggir dari jalan. Nadia jadi tegang dan gelisah di tempat duduknya.
Tiba-tiba sosok puitih mengangkat kepalanya yang ditumbuhi rambut gimbal (sosok kuntilanak). Wajahnya menyeramkan dan terkelupas. Sopir dan Nadia berteriak ketakutan bersamaan. Sopir turun dari mobil dan kabur.
NADIA
Lho? Pak, Pak...?! Jangan tinggalin saya di sini!
Suara panggilan Nadia tidak didengarkan. Sopir malah terus berlari ketakutan ke arah jalan lain.
CUT TO
31. INT. MOBIL. CONTINUES
Nadia kebingungan sendirian di dalam mobil. Dia celingak-celinguk lihat kanan kiri.
POV Nadia: Suasana hutan sunyi. Hanya ada pohon dan semak-semak. Nadia merinding ketakutan.
Kriiiiek... krieeek... terdengar suara garukan di kaca jendela mobil.
Nadia perlahan dengan tegang menoleh ke sebelah kirinya dekat jendela. Jreeeng! Tampak wajah hantu perempuan melekat di kaca melotot seram padanya.
NADIA
(histeris) HUUUUUA!!!
Nadia ketakutan dan keluar dari mobil susah payah. Terpincang-pincang lemah lari menunju arah rumah.
Sementara di belakang hantu perempuan terbang mengejarnya sambil cekikikan.
CUT TO