Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
17. INT. KAMAR. CONTINUES
Nadia terbangun.
POV Nadia: Tampak blur, lalu perlahan menampakkan sosok Arjuna berada duduk di tepi ranjang, berada di samping Nadia.
ARJUNA
Alhamdulillah kamu udah sadar, Sayang. Tadi kamu pingsan di dapur.
Nadia langsung nangis dan memeluk Arjuna.
NADIA
Mas, aku mau pergi dari sini. Aku diganggu terus sama setan. Aku takut.
ARJUNA
Sayang, udah berapa kali aku bilang di sini tuh gak ada setan.
NADIA
Tapi aku lihat sendiri ada hantu di dapur... Serem banget
ARJUNA
Mungkin kamu lagi kelelahan dan stress, Sayang. Gimana kalau besok kita jalan-jalan? Sekarang tidur lagi ya...
Nadia masih kelihatan takut dan mau bahas lagi masalah hantu ke Arjuna, tapi urung. Dia akhirnya mengangguk dan ikut Arjuna bersiap untuk tidur.
CUT TO
18. MONTAGE SCENE
1. Mobil melintas melewati jalan hutan meninggalkan sosok rumah kelam di ujung jalan. Tampak Nadia dan Arjuna di dalam mobil saling bertatapan mesra.
2. Arjuna duduk dengan Nadia di sebuah tempat menikmati kemesraan berdua. Arjuna memberikan Nadia kalung yang indah. Nadia sangat senang dan memeluk Arjuna.
3. Nadia duduk di samping kemudi di dalam mobil di samping Arjuna. Tampak gelisah memandang hutan di sekelilingnya. Tapi Arjuna segera memegang tangannya dan meletakkan setangkai bunga mawar di situ. Nadia wajahnya berseri-seri dan bahagia.
4. Diperlihatkan dari ketinggian, mobil kembali memasuki area jalan hutan menuju rumah kelam.
Cut to
19. INT. RUANG KELUARGA. PAGI
Nadia sedang makan bersama Arjuna. Bi Darsih dan beberapa pelayan menghidangkan makanan lezat di meja. Nadia makan dengan lahap.
ARJUNA
(senyum)
Lahap banget makannya. Jangan-jangan kamu hamil, Sayang.
Bi Darsih melirik Nadia yang sekarang sudah mencomot ayam goreng dan mencabiknya dengan rakus, cara makannya sama sekali tidak elegan, mirip orang kelaparan tiga hari belum makan.
Arjuna tersenyum.
Nadia tetap makan dengan lahap. Tiba-tiba dia merasa mual dan ingin muntah.
NADIA
Hoooek...! Hoooekk...!
Nadia memegang perutnya yang terasa mual dan segera muntah di meja saking gak sempat lari ke kamar mandi. Jreeeng! Beberapa kelabang hitam keluar dari mulutnya.
Kelabang-kelabang itu menggeliat di meja sangat menjijikkan. Semua orang yang ada di ruangan bergidik ngeri termasuk Arjuna. Nadia panik dan menangis.
NADIA
Huuaaaa!!!
ARJUNA
Sayang, kamu kok bisa muntah kelabang kayak gini? Kamu makan apa?
Nadia malah marah dan menyikut Arjuna.
NADIA
Jangan-jangan ini kerjaan pelayan-pelayan yang gak suka sama aku?
Nadia nangis di pelukan Arjuna. Arjuna berusaha menenangkannya. Sementara seekor kelabang hitam melata hendak mendekat ke Nadia. Arjuna segera mencampakkan kelabang itu. Bi Darsih dan pelayan lain membereskan sisa kelabang di meja sambil ketakutan.
CU: Kelabang yang jatuh di lantai menggeliat-geliat menyeramkan.
CUT TO