Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
PUAKA RATU ARJUNA
Suka
Favorit
Bagikan
5. 5. Sc. 17 - Sc. 19

17. INT. KAMAR. CONTINUES

Nadia terbangun. 

POV Nadia: Tampak blur, lalu perlahan menampakkan sosok Arjuna berada duduk di tepi ranjang, berada di samping Nadia.

ARJUNA

Alhamdulillah kamu udah sadar, Sayang. Tadi kamu pingsan di dapur. 

Nadia langsung nangis dan memeluk Arjuna.

NADIA

Mas, aku mau pergi dari sini. Aku diganggu terus sama setan. Aku takut.

ARJUNA

Sayang, udah berapa kali aku bilang di sini tuh gak ada setan. 

NADIA

Tapi aku lihat sendiri ada hantu di dapur... Serem banget

ARJUNA

Mungkin kamu lagi kelelahan dan stress, Sayang. Gimana kalau besok kita jalan-jalan? Sekarang tidur lagi ya...

Nadia masih kelihatan takut dan mau bahas lagi masalah hantu ke Arjuna, tapi urung. Dia akhirnya mengangguk dan ikut Arjuna bersiap untuk tidur. 

CUT TO

18. MONTAGE SCENE

1. Mobil melintas melewati jalan hutan meninggalkan sosok rumah kelam di ujung jalan. Tampak Nadia dan Arjuna di dalam mobil saling bertatapan mesra.

2. Arjuna duduk dengan Nadia di sebuah tempat menikmati kemesraan berdua. Arjuna memberikan Nadia kalung yang indah. Nadia sangat senang dan memeluk Arjuna. 

3. Nadia duduk di samping kemudi di dalam mobil di samping Arjuna. Tampak gelisah memandang hutan di sekelilingnya. Tapi Arjuna segera memegang tangannya dan meletakkan setangkai bunga mawar di situ. Nadia wajahnya berseri-seri dan bahagia.

4. Diperlihatkan dari ketinggian, mobil kembali memasuki area jalan hutan menuju rumah kelam.

Cut to

19. INT. RUANG KELUARGA. PAGI

Nadia sedang makan bersama Arjuna. Bi Darsih dan beberapa pelayan menghidangkan makanan lezat di meja. Nadia makan dengan lahap.

ARJUNA

(senyum) 

Lahap banget makannya. Jangan-jangan kamu hamil, Sayang.

Bi Darsih melirik Nadia yang sekarang sudah mencomot ayam goreng dan mencabiknya dengan rakus, cara makannya sama sekali tidak elegan, mirip orang kelaparan tiga hari belum makan.

Arjuna tersenyum.

Nadia tetap makan dengan lahap. Tiba-tiba dia merasa mual dan ingin muntah.

NADIA

Hoooek...! Hoooekk...!

Nadia memegang perutnya yang terasa mual dan segera muntah di meja saking gak sempat lari ke kamar mandi. Jreeeng! Beberapa kelabang hitam keluar dari mulutnya. 

Kelabang-kelabang itu menggeliat di meja sangat menjijikkan. Semua orang yang ada di ruangan bergidik ngeri termasuk Arjuna. Nadia panik dan menangis.

NADIA

Huuaaaa!!!

ARJUNA

Sayang, kamu kok bisa muntah kelabang kayak gini? Kamu makan apa?

Nadia malah marah dan menyikut Arjuna.

NADIA

Jangan-jangan ini kerjaan pelayan-pelayan yang gak suka sama aku? 

Nadia nangis di pelukan Arjuna. Arjuna berusaha menenangkannya. Sementara seekor kelabang hitam melata hendak mendekat ke Nadia. Arjuna segera mencampakkan kelabang itu. Bi Darsih dan pelayan lain membereskan sisa kelabang di meja sambil ketakutan.

CU: Kelabang yang jatuh di lantai menggeliat-geliat menyeramkan.

CUT TO

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar