Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Establish pinggiran pertokoan. Suasana sunyi.
04. EXT. JALANAN. MALAM
Seorang wanita cantik dengan gaun indah sedang menunggu gelisah di depan pertokoan yang sudah mulai tutup (tampak pemilik toko menutup etalase dan pintu toko. Sementara wanita cantik beberapa kali melihat ke arah arlojinya, lalu ke jalan.
NADIA
Duh, lama banget sih Mas Juna datang...
Tiba-tiba seorang nenek tua agak bungkuk, menunduk, berpakaian lusuh jalan mendekati Nadia. Nenek membawa bakul permen warna-warni.
NENEK TUA
(Parau) Neng, permennya, Neng. Permen manis buat non manis.
NADIA
(cuek) Nggak! Saya nggak suka permen! Ke sana aja, Nek!
NENEK TUA
Permennya manis lho, Neng. Sama seperti Neng. Manis untuk yang manis.
Nadia mulai kesal dan melirik si nenek tua yang kepalanya membungkuk. Rambut panjang berubannya menutupi seluruh wajahnya. Penampilan nenek itu awut-awutan.
NADIA
Ih! Apaan sih? Ganggu aja! Udah, pergi sana, Nek! Kalau jualan itu jangan maksa!
Terdengar suara cekikikan nenek tua. Seketika bulu kuduk Nadia merinding.
NENEK TUA
Neng juga kalau jualan suka maksa kan?
Nadia tampak kesal.
NADIA
Heh! Nenek tua bangka! Kalau ngomong tuh jangan sembarangan ya! Mau aku jorokin biar jatuh? Udah tua juga banyak tingkah! Palingan kalau ada petugas juga kabur!
Nenek tua mendongak menampakkan wajahnya yang putih pucat, dengan kutil besar menempel di wajah. Jreeeng! Nadia tersentak kaget, langsung mundur bergidik ngeri.
NADIA
(Ketakutan) AAAAAARGGH!!! Se... Setan!!
Nenek tua tertawa, menampakkan giginya yang hitam dan runcing. Dia mendekati Nadia lalu menyentuh pipi Nadia.
NENEK TUA
Wanita cantik selalu lebih dekat dengan setan. Jika kamu terus mengumbar kecantikanmu, tidak hanya manusia yang akan jatuh cinta padamu
Nadia menyentak melakukan perlawanan berusaha lepas dari si nenek tua, tapi entah kenapa badannya jadi kaku. Greb! Tangan kurus nenek itu mencekik leher Nadia.
Nenek tua tiba-tiba menjulurkan lidahnya yang panjang dan merah seakan akan menjilat wajah Nadia.
BUILD UP TENSION
Nadia ketakutan dan gemetar hanya bisa memejamkan mata.
SPX: Tiiiin! Suara klakson mobil. Disusul cahaya terang lampu mobil.
CUT TO
05. EXT. JALANAN. MALAM
Tampak sebuah mobil mendekat. Lampunya menyorot Nadia yang tengah sesak dicekik sosok nenek mengerikan.
Jreeeng! Nenek tua wajahnya putih pucat tersorot kamera berteriak menakutkan menampakkan gigi kuning tajam. Nenek tua berkelebat menjadi bayangan hitam.
Nadia akhirnya bisa lepas dari cengkeraman nenek tua. Seorang pria tampan keluar dari mobil dan mendekati Nadia.
NADIA
Ada nenek setan, Mas! Tolong, Mas!
Nadia menunjuk ke arah sebelahnya, namun nenek tua sudah menghilang. Arjuna dan Nadia sama bingungnya.
ARJUNA
Nenek tua yang mana, Sayang? Gak ada tuh...
Nadia semakin bingung memandang ke sana kemarin. Dia masih teringat peristiwa beberapa detik lalu dan langsung ketakutan lagi.
Flashes: ketika nenek tua mencekiknya dan menunjukkan keseremannya.
Nadia memegang lehernya masih terasa nyeri. Arjuna berusaha nenangin Nadia dan merangkulnya mesra.
ARJUNA
Udah, Sayang. Mungkin kamu salah lihat. Maaf ya aku kelamaan jemput kamu. Ya udah yuk, Sayang.
Arjuna tersenyum penuh pesona ke Nadia. Nadia luluh dan ikut bersama Arjuna masuk ke dalam mobil.
CUT TO
06. INT/EXT. MOBIL/JALANAN. MALAM
Di dalam mobil, Arjuna yang tampan mengendurkan dasinya, menampakkan dadanya yang bidang. Ia tersenyum pada Nadia di sebelahnya.
ARJUNA
Kamu udah siap kan, Sayang?
NADIA
Seratus persen aku siap jadi istrimu, Mas. Gak ada yang paling aku inginkan di dunia ini selain kamu....
Arjuna tiba-tiba tersenyum tampak bengis. Dia menyentuh wajah, bibir, ke mata Nadia lembut, hingga ke lehernya, sekilas seperti ingin mencengkeram.
ARJUNA
Yakin? Beneran nih kamu rela hidup sehidup semati sama aku?
Nadia mengangguk yakin. Arjuna mengecup lembut tangan Nadia. Wuuuuz! Tiba-tiba angin dingin masuk dari jendela mobil membuat Nadia merinding. Arjuna menutup jendela lalu melajukan mobil.
Nadia selama di perjalanan memperhatikan Arjuna dengan senyum puas dan mulai membatin.
Pandangan Nadia menerawang.
CUT TO FLASHBACK
07. INT. FREE SET. MALAM
Tampak beberapa orang sedang berpesta di tengah hidangan pesta. Semua berpenampilan glamour dan necis. Arjuna yang memakai jas tampak gagah sekali memandang ke arah Nadia yang baru masuk ke ruangan dengan gaun merah seksi. Nadia menyedot perhatian semua orang. Pengantin wanita mendekati Nadia.
TEMAN NADIA
Hai, Nadia! Sini, Say! Dari mana aja kok baru datang?
NADIA
Biasa, Sis. Tadi habis nemenin Om Darmawan, katanya udah kangen berat sama aku.
Mereka tertawa. Nadine menarik Nadia dan berbisik di telinganya.
Nadine lalu bawa Nadia menghampiri sekelompok laki-laki. Salah satunya Arjuna. Arjuna memandang Nadia penuh tertarik dari atas ke bawah. Nadia tidak sengaja menumpahkan minumannya di gaunnya, hingga bagian dadanya basah. Nadia bingung. Arjuna maju dan memberikan saputangan ke Nadia.
ARJUNA
Sayang kalau kulit sebagus itu dilihat banyak orang.
Arjuna dan Nadia saling berpandangan. Arjuna ulurin tangannya.
ARJUNA (CONT’D)
Arjuna ....
NADIA
(senyum menggoda) Nadia ....
ARJUNA
Gaun kamu basah. Biar aku anterin kamu ke mobil buat nutupin pakai jaket aku.
Nadia tersenyum dan menggandeng tangan Arjuna mengikuti langkahnya menjauh dari keramaian pesta(Out of frame).
BACK TO REALITY
08. INT/EXT. MOBIL/JALANAN. NIGHT
Nadia masih senyam-senyum mengingat masalalunya bertemu Arjuna. Arjuna menoleh ke arahnya dan ikut tersenyum.
Suasana jalan sekitar semakin sunyi. Mobil Arjuna memasuki area hutan. Di kanan kiri penuh pohon-pohon besar dan tanaman liar. Nadia memperhatikan sekitar agak gelisah.
ARJUNA
Kamu kenapa? Kok kayak ketakutan gitu?
NADIA
Beneran kita mau ke rumah kamu?
Arjuna mengangguk. Dia tampak serius mengemudi dan mata elangnya awas memperhatikan ke depan.
NADIA (V.O)
Aku gak mungkin nolak lamaran lelaki kaya kayak kamu. Aku bahkan rela kemana saja asalkan sama kamu. Gak peduli walaupun kamu udah punya istri.
Nadia tersenyum licik.
Mobil melaju membelah jalanan yang sunyi dalam keremangan malam menuju sesosok bangunan megah berdiri jauh di depan.
CUT TO