29. EXT. PANTAI PARANG TRITIS — PAGI DINI HARI
Pemain : Lola, Aliando, Ibu Mira.
(Opsi)
Adegan kembali ke dunia Nyata, menggunakan Teknologi Film Konvensional (Kembali ke Pemain Utama)
Visual :
Di Pantai Parang Tritis dini hari, sisa sinar bulan purnama masih cukup cemerlang. Sinar lurusnya membentuk sudut empat puluh lima derajat menuju bumi. Dari kilau cahayanya memantulkan lagi sinarnya hinggap pada sebuah batang pohon nyiur yang melambai. Sementara dari arah kaki sebuah bukit membentang cakrawala adalah sebuah pantai. Sejauh mata memandang terlihat samudera luas dengan deru ombak membiru. Lola dan Aliando duduk diatas pasir tebal menghadap pantai yang indah ini.
Aliando
Lola, ada sesuatu yang ingin kita perbincangkan pagi ini.
Lola
Ehmm, apa itu?
Aliando
Tentang kebersamaan kita…
Lola
Kebersamaan?
Aliando
Ya…dan tentang perasaan yang jauh melampauiekspektasiku sebagai manusia.
Lola
Wajahmu tampak tegang,Santai saja Mas Ali…
Aliando
Aku ingin mengetahui lebih dalam makna dari semua tentang kita.
Lola
Petualangan ini memang melelahkan, mungkin itu yang membuatmu sedikit nervous.
Aliando
Justeru perngalaman ini membuatku lebih mengenalmu, sesuatu yang tak pernah kubayangkan sebelumnya.
Lola
Aku tahu pengalaman ini akan merusak suasana batinmu, tetapi itu adalah hal yang wajar. Sebagai manusia anggaplah ini sebagai mimpi yang bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja.
Aliando
Aku mengerti, tapi bukan itu yang kumaksudkan.
Lola
Lalu apa yang membuatmu galau?
Aliando
Jujur… aku sangat takut kehilangan dirimu
Lola
(tersenyum)
Mungkin…kau ingin menanyakan tentang putri Cinderella?
Aliando
Sama sekali tidak.
Lola
Atau mungkin tentang tugas-tugasmu yang belum selesai?
Aliando
Tidak juga…justeru sekarang kau lebih berharga dari semua yang ada.
Lola
(sejenak terdiam)
Tapi apakah kau bahagia hari ini?
Aliando
(Menggangguk)
Ya, aku sangat bahagiasampai aku tak bisa menggambarkannya lagi.
Lola
Adakah hal-hal yang membuatmu kecewa?
Aliando
Tidak… semuanya luar biasa
Lola terdiam lagi, untuk sesaat suasana hening. Wajah Lola perlahan-lahan berubah, yang tadinya ceria, kini nampak sayu. Bola matanya yang jernih berputar-putar menjadi keruh. Setetes air mata keluar dari sudut kelopak matanya. Lola seperti kehilangan daya, bersedeku berpangku tangan. Pandangannya jauh ke hamparan ombak di tengah laut yang bergemuruh.
Aliando
(Menatap Lola lembut)
Lola…kau tidak kenapa-kenapa, kan?
Lola
(Tersenyum sendu)
Aku mohon maaf atas semua yang baru saja terjadi.
Aliando
Kau tidak perlu minta maaf, diantara kita tidak ada yang salah.
Lola
Antara harapan dan kenyataan terkadang tidak selalu seirama.Harapanku ingin selalu terus bersamamu, namun kenyataannya sangat berbeda.
Aliando
Hati kita sudah selalu bersama, sudah tidak ada penyekat diantara kita.
Lola
Ya, seandainya kita akan bisa selalu bersama…untuk selamanya…
Aliando
Kenapa Lola? Kenapa kau ragukan?
Lola
Mungkin sebenarnya perasaan kita sama, hanya ruang dan waktu kita berbeda.
Aliando.
Aku tidak tahu maksudmu.
Lola
(Lolaterdiam lagi, tatapannya menjadi kosong, air matanya terlihat menetes lagi)
Aku harus kembali ke duniaku sendiri dan wujudku sebagai manusia akan segera berubah menjadi kumpulan partikel-partikel bebas.
Aliando
Bisakah kau menjelaskan tentang semua ini yang bisa masuk di akalku?
Lola
Aku hanyalah benda terbang yang tak dikenal. Sayangnya aku tak bisa memberi penjelasan lebih dari itu. Karena formula tubuhku sangat terbatas…
Aliando
Lola, aku …mencintaimu…
Lola
(suaranya sendu)
Aku hanya bisa mengucapkan terima kasih padamu, kau sudah menemaniku.
Aliando
Lola, tenangkanlah hatimu…
Lola
(sambil tersenyum)
Mas Ali…aku ingin memberimu kenang-kenangan.
Lola melepas kalung medallion dari lehernya, lalu mengenakannya di leher Aliando.
Selamat tinggal Mas Ali…semoga kau berbahagia selalu…
Setelah itu Lola berjalan perlahan menjauh dari Aliando. Secara samar terlihat tubuh Lola berangsur berubah menjadi seberkas cahaya. Dalam hitungan detik hilang dari pandangan mata Aliando. Yang ada penampakan replica pesawat Ufo yang terbang berputar-putar menuju langit.
Aliando
(Berteriak, suaranya menggema)
Lola, jangan pergi…!!
Suasana menjadi hening, hanya suara deburan ombak, angin laut, dan nyiur yang melambai. Sementara rembulan masih menyisakan sinar terangnya. Tinggallah Aliando sendirian melempar pandangannya ke langit.
Aliando (V.O)
Ah, Lola. Tak bisakah kau menunda kepergianmu sesaat saja? Untuk memberi kesempatan padaku mengecup keningmu. Sebagai ungkapan tanda kasih sayang dariku..!!
Beberapa saat Aliando baru tersadar dari Illusinya. Ombak pantai menimpa butir-butir pasir dan menyiramkan air ke badannya. Dia mundur beberapa langkah menolehkan ke belakang, terlihat mobilnya masih terparkir di tempat semula. Aiando masuk ke mobil duduk di belakang stir. Dering handphon dari dalam tas yang ditinggal berulang kali berbunyi. Panggilan Telefon masuk dari Ibu Mira sudah lebih sepuluh kali. Dengan hati-hati Aliando mengangkat Handphone-nya.
Aliando
Ya, Hallo bu, mohon maaf beberapa panggilan Ibu tidak kuangkat karena Handphone tertinggal dalam tas di mobil
Ibu Mira
Memangnya kamu kemana? Handphone sampai bisa ketinggalan.
Aliando
(Kebingungan)
Aku…aku…bekerja lembur bu, mohon maaf tidak sempat memberi tahu Ibu.
Ibu Mira
Ya sudah…Yang penting kamu tidak kenapa-kenapa, aku hanya mencemaskan, semalaman kamu nggak pulang.
Aliando
Iyaa… mendadak ada warga yang mengajak aku ke luar kota.
Ibu Mira
Sekarang kamu dimana?
Aliando
(Kebingungan lagi)
Aku…aku…sedang dalam perjalanan pulang.
Ibu Mira
Ya, sudah, hati-hati di jalan.
Aliando
Terima kasih, bu.
Aliando segera menjalankan mobilnya hingga sampai di rumah. Sementara Ibu Mira dan pembantu rumah sedang menunggu di teras rumah. Aliando langsung memasukkan mobil ke dalam Garasi yang sudah terbuka pintunya.
FADE OUT.
CUT TO.
30. INT/EXT. SEBUAH RUMAH MAKAN — MALAM
Pemain : Aliando, Rachmawati.
Visual :
Malam ini Aliando yang sedang galau, pamit pada Ibu Mira ingin makan malam di luar. Kemudian mengendarai mobilnya menuju sebuah Restourant. Dia memilih Rumah makan bernuansa klasik, berjoglo yang separohnya ke depan beratapkan langit. Dekorasi dinding pembatas juga bernuansa kuno mirip peninggalan bangsawan jaman dulu. Aliando mengambil tempat duduk bangku kecil di sudut, yang hanya untuk dua orang. Para pelayan muncul dalam kostum-kostum yang serba unik. Dimana dia dapat menyaksikan gadis-gadis berkemben ala putri keraton. Ada hiburan di panggung yang menampilkan Penari serimpi dan masih banyak lagi yang dapat membuatnya mesem-mesem. Aroma wangi dupa dan music gamelan sekaligus menyambut pengunjung yang Saat ini sangat penuh.
Aliando (V.O.)
Hmm...rasanya tempat yang cocok untuk suasana hatiku saat ini...yang penting bisa membuat hatiku ploong...
Tiba-tiba seorang gadis dengan malu-malu menuju meja Aliando.
Gadis
(Berdiri didepan bangku Aliando yang kosong)
Maaf, bangkunya penuh semua, bolehkah aku duduk disini?
Aliando
(Mengangguk santai)
Silahkan…
Setelah memperhatikan gadis didepannya, Aliando sangat terkejut karena penampilannya gadis itu persis sama dengan Lola. Kalau ada yang berbeda hanya baju yang dipakainya.
Aliando
(Memekik)
Lola…?!
Gadis
(Menggeleng)
Namaku bukan Lola…
Keduanya saling bertatap pandang.
Aliando
Lola, kumohon jangan bercanda…
Gadis
Namaku bukan Lola, namaku Rachma, Rachmawati, anda siapa?
Aliando
Ah, bukankah kita bersama dan baru berpisah pagi tadi?
Gadis
(Hendak berdiri meninggalkan Aliado)
Maaf, aku tidak mengenal anda…kalau anda tidak suka, aku cari bangku yang lain.
Aliando
Tunggu Rachma!!
Rachma
Sebenarnya apa yang sedang terjadi pada anda? Aku jadi nggak enak…
Aliando
(Bersikap ramah)
Namaku Aliando, mohon tetaplah duduk disini, kita bicara baik-baik.
Sesaat keduanya terdiam, pelayan datang membawa makanan pesanan,nasi gudeg jogya, telur coklat bulat, dan ayam panggang.
Aliando
Ternyata selera kita sama.
Rachma
Lagi pengen aja…
Aliando
Ya, makanan seperti ini orang bilang ngangenin.
Keduanya mulai makan bareng.
Rachma
Sebenarnya aku lagi kurang sehat, malas memasak, maka aku pergi kesini.
Aliando
Lho…kenapa?
Rachma
Kemarin dini hari pesawat yang kutumpangi sedikit trouble, kemudian Pilot memutuskan mendarat darurat dibandara Adi Sucipto. Namun tetap saja error pesawat tergelincir roda depan menumbur pembatas landasan.
Aliando
Trus bagaimana kondisipesawat dan para penumpangnya?
Rachma
Pesawat hanya mengalami pecah ban bagian depan. Beruntung seluruh penumpang dan crew selamat. Hanya saja aku mengalami sedikit benturan di kepala sehingga shock berat, lalu dibawa ke Rumah sakit.
Aliando
Seperti apa diagnose dokter?
Rachma
Aku tidak apa-apa,semua organ tubuhku berfungsi dengan baik, tetapi selama satu hari satu malam aku sempat tak sadarkan diri.
Aliando
Jadi saat insiden pesawat itu kau langsung tak sadarkan diri?
Rachma
Kata dokter begitu, sejak masuk Rumah Sakit Jam 06.00 pagi kemarin sampai Jam 06.00 pagi tadi aku baru siuman, persis satu hari satu malam.
Aliando
Trus apa tindakan selanjutnya?
Rachma
Karena dokter menyatakan aku sehat, pagi tadi aku langsung minta pulang.
Aliando
(Berpikir sambil berguman)
Waktunya bersamaan satu hari satu malam… sekitar jam segitu juga aku bersama Lola, dari pagi kemarin hingga pagi hari tadi.
Rachma
(terheran)
Lola? Siapa Lola? Dari tadi Mas menyebut nama Lola?
Aliando
(tersadar)
Oh, maaf. Aku juga lagi bingung, Lola yang kemarin bersamaku persis sama seperti kamu.
Rachma
Apakah mungkin ada Rachma ke 2, sedangkan aku anak tunggal.
Aliando
Atau apakah mungkin aliens meminjam badan kamu saat tak sadarkan diri?
Rachma
Ah,Mas Ali jangan aneh-aneh, mungkin cuma bermimpi.
Aliando
Tapi… dia sempat memberiku kenang-kenangan sebuah kalung Medallion.
Rachma
(Terkejut dan antusias)
Kalung Medallion? Kalau boleh tahu seperti apa?
Aliando melepas kalung itu dari lehernya yang tertutup baju, lalu memperlihatkan pada Rachma.
Aliando
Inilah satu-satunya bukti aku bertemu dengan Lola.
Rachma
(Semakin terkejut memeriksa kalung Medallion itu)
Hhaahh…!! Ini seperti kalung Medallion punyaku yang dinyatakan hilang.
Aliando
Silahkan ambil kalau memang kalung itu punyamu.
Rachma
(Setelah meneliti dengan seksama)
Benar ini kalungku mas…tapi kenapa kalung ini bisa sama dia?
Aliando
Mungkin saja…karena Lola temanku itu sebenarnya Mahkluk Aliens.
Rachma
Aliens? Mana ada gini hari ada Aliens?
Aliando
Mungkin karena aku sedang mensurvey Crop Circle, yang konon bekas pendaratan pesawat Ufo-nya Aliens, maka mahkluk itu datang padaku.
Rachma
Makanya jadi orang yang realistis, untuk apa Mas Ali mensurvey Crop Circle? seperti kurang kerjaan saja.
Aliando
Karena rasa penasaran.
Rachma
Crop Circle adalah judul Skripsi-ku dan sudah lolos Seminar.
Aliando
Oh…kau mahasiswa semester akhir? Fakultas apa?
Rachma
Aku di Fakultas Mipa, mengambil tema Crop Circle karena Fenomenanya. Setelah dikaji secaraIlmiah kesimpulannya Crop Circle adalah teori simetris.
Aliando
Bisa jadi memang seperti itu, tapi faktanya kalungmu ada di tangan Lola yang aliens?
Rachma
Aliens adalah Mithos dan ada assessment-nya tersendiri dalam skripsi-ku.
Aliando
Tapi aku masih penasaran, bisakah aku pinjam Makalah-mu tentang Crop Circle?
Rachma
Nanti aku kasih File-nya lengkap, Aku mengucapkan terima kasih Mas Ali sudah menemukan kalungku.
Selesai makan malam Aliando mengantar Rachma dengan mobilnya mengantar pulang sampai di asrama kos-nya yang ternyata tidak begitu jauh.
FADE OUT.
CUT TO.
31. EXT. TERAS RUMAH/PANTAI PARANG TRITIS — PAGI/CERAH
Pemain : Aliando, Rachma, Ibu Mira.
Visual :
Pagi ini di teras paviliun rumah tempat tinggal Aliando, seperti biasa Aliando sedang memeriksa hasil pekerjaannya. Dari depan rumah Ibu Mira mengantarkan lagi tamu gadis yang ingin bertemu Aliando.
Ibu Mira
Ali…ini temanmu datang lagi mencari kamu.
Aliando
(tersenyum menyambut)
Terima kasih bu, telah mengantar Rachma kemari.
Ibu Mira
Kubilang mau ketemu Mas Ali nggak usah malu-malu, masuk saja orangnya baik, kok.
Aliando
Aku memang sudah janjian sama Rachma kok, Bu.
Ibu Mira
(Sedikit bimbang)
Nah…mau pergi nginep lagi?
Aliando
(Cepat menjawab menjelaskan)
Enggaklah…Waktu semalaman aku nggak pulang itu aku perginya sendiri, bukan sama Rachma.
Ibu Mira
Oo, kirain sama Rachma
Rachma
(Tersenyum-senyum)
Aku mana bisa pergi malam-malam bu, aturan di asrama kost-ku sangat ketat.
Ibu Mira
Bagus-lah kalau begitu, pergaulan memang harus ada batasnya.
Aliando
Iyaa…ya, bu, aku juga tahu diri kok…!
Ibu Mira
Ya sudah, silahkan ngobrol…Ibu masih ada kerjaan.
Rachma
Terima kasih ya bu…
Bu Mira pergi meninggalkan Aliando dan Rachma.
Rachma
(mengeluarkan buku printout tebal dari dalam tasnya)
Mas Ali… ini aku mengantar file skripsiku tentang crop cyrcles.
Aliando
(Memperhatikan buku itu)
Wauw…tebel amat?
Rachma
(Tertawa renyah)
Biar Mas Ali Puas…
Aliando
(Membolak-balik halaman buku)
Ternyata kamu sudah lebih dulu melakukan survey Crop Circle?
Rachma
Ya, survey termasuk dalam tahapan.
Aliando
(Nampak puas)
Sebagai kompensasi aku akan mentraktir kamu jalan-jalan.
Rachma
Kemana?
Aliando
Ke Pantai Parang Tritis dan makan makanan ikan laut segar disana.
Rachma
(Mengangguk setuju)
Oke, terserah Mas Ali saja…
DISSOLVE TO.
Suatu pagi Aliando dan Rachma pamit pada Ibu Mira akan pergi refreshing ke Pantai Parang Tristis. Aliando dan Rachma mengendari mobil keluar rumah diantar oleh Ibu Mira yang menyambut senang hubungan Aliando dan Rachma.
DISSOLVE TO .
Saat ini di kawasan pantai Parang Tritis mentari bersinar dengan tajam. Air laut sedang dalam keadaan surut. Cahayanya yang terang menembus ke dasar laut hingga terlihat jelas untuk di jelajahi. Semakin cantik dengan gradasi pasirnya dari hitam ke putih. Aliando dan Rachma berlari kecil di antara riak-riak ombak pantai. Untuk beberapa lama mereka bermain-main. Sampai kemudian ada kapal nelayan yang sandar di dorong menyusur ke pasir pantai. Keduanya bergegas menuju kapal itu untuk memilih ikan-ikan segar hasil tangkapannya. Sebagaimana dilakukan banyak orang yang menunggu kedatangan kapal nelayan tersebut. Mereka saling berebut untuk membeli ikan segar pilihan mereka. Aliando dan Rachma terlihat sangat ceria, mereka sudah menjadi pasangan baru yang ideal.
S e l e s a i.