Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Petualangan di Agartha
Suka
Favorit
Bagikan
9. Masuk Kota Shingwa dan Kota Roma

22. EXT. SEBUAH PERKAMPUNGAN — CERAH

Pemain : Lola, Aliando, Alkestis, Para Penduduk

Visual :          

Aliando dan Lola dengan mobil terbangnya menuju Kota Shingwa. Dari atas Kota Shingwa berkesan megah dan modern. Dikelilingi danau yang indah dengan bunga-bunga teratai yang mekar sepanjang masa. Ada jalan masuk yang membelah danau menuju Istana Gubernur. Perahu-perahu pesiar tampak berderet di pantai danau. Terdapat banyak arsitektur dan budaya China, mulai dari hiasan, ornamen-ornamen, hingga replica Naga di atap rumah. Namun Kota itu dalam keadaan sepi, Istana Gubernur juga terlihat lengang, tidak ada aktivitas penjagaan para prajurit.

Aliando

Shingwa sebenarnya kota yang indah mirip Shanghai di Negara China.

Lola

Konon bila kita bisa menembus langit kota ini akan terhubung di suatu tempat di China. Atau tepatnya di perbatasan daratan china dan Mongolia.

Aliando

Pantas saja ada hubungannya, banyak pernak pernik budaya China terpasang di kota ini.

Lola

Menurut cerita, Kota Shingwadibuat oleh arsitek seni yang datang dari China dan Mongolia.

Aliando

Apa motivasi orang China dan Mongolia itu datang ke dunia bawah?

Lola

Para arsitek itu awalnya berprofesi sebagai Hwesio yang meyebarkan ilmu spiritual hingga ke dunia bawah.Namun dengan berbagai sebab mereka tidak kembali lagi ke atas. Banyak dari mereka lalu menikah dengan warga disini dan beralih profesi menjadi petani.

Aliando

(Mengangguk mengerti)

Sayangnya Kota dalam keadaan mati. Kalau begitu kita tidak akan turun disini. Kita turun di luar kota sambil mencari informasi.

Mobil terbang yang dikendarai akhirnya turun di sebuah desa yang juga nampak sepi. Daerah pertanian yang sangat subur, tapi tak terlihat aktivitas petaninya. Keduanya keluar dari mobil masih mengagumi dan memandangi Kota Shingwa dari kejauhan.

 

Tiba-tiba keduanya dikejutkan oleh kehadiran seorang gadis yang memandangi tanpa berkedip. Wajahnya yang tirus bermata sipit terlihat pucat tak berdaya. Tangannya yang kurus megempit seikat kayu bakar.

Aliando

Hey gadis, siapa namamu?

Si Gadis

Namaku Alkestis Tuan, aku hanyalah seorang gadis desa disini.

Aliando

(Mengangguk)

Alkestis…kenapa kau memandangi kami seperti itu?

Alkestis

Tidak ada apa-apa tuan, aku hanya lewat sehabis mencari kayu. Tapi aku melihat mobil tuan sepertinya mobil milik Maharaja Shambala. Jadi aku menghentikan langkahku

Aliando

Kau benar, ini mobil Maharaja. Apa yang menarik perhatianmu?

Alkestis

(Wajahnya tampak serius)

Benarkah? Apakah tuan utusan Maharaja Shambala?

Aliando

(sambil tersenyum)

Tentu saja, memangnya kenapa?

Alkestis

Ada yang hendak aku sampaikan, tapi bagaimana aku percaya tuan adalah utusan Maharaja Shambala?

Aliando

(Mengeluarkan bola Kristal)

Mungkin benda ini akan membuatmu percaya.

Alkestis

(setelah berpikir beberapa saat)

Begini tuan… sudah beberapa lama kota dan desa di Shingwa ini dikuasaigerombolan para Gigant yang dipimpin Ratu Meliai. Ratu Meiliai sebenarnya berwajah cantik, tapi kelakuan seperti iblis.

Aliando

Siapa Ratu Meliai dan para Gigant itu?

Alkestis

Ratu Meliai dan para gigant adalah roh-roh residivis penjara Tartaros yang terbebas berkat pertolongan Dewa Seth.

Aliando

(Menoleh pada Lola)

Bagaimana menurutmu?

Lola

Dalam mithologi bawah tanah, Ratu Meliai dan para gigant tercipta dari darah yang terciprat dari alat kelamin Uranus. Tokoh misterius yang luntang lantung karena tak mempunyai tempat tinggal. Meliai adalah satu-satunya yang bersifat perempuan. Sedang para gigant bersifat laki-laki. Mereka selalu mempermasalahkan kelahirannya yang tidak sempurna dan tidak menerima sebagai keturunan Uranus. Maka kemudian secara sadis dan beramai-ramaimereka membunuh Uranus. Oleh Pengadilan bawah tanah mereka dianggap bersalah, lalu dihukum dimasukkan ke Penjara Tartaros yang terletak di dalam perut Gunung Kapur.

Aliando

(kembali kearah gadis)

Pantas saja kota dan desa dalam keadaan sepi.

Alkestis

Saat initidak ada lagi kedamaian di Shingwa, Dewi Meliai dan para gigantnya selalu membuat intimidasi kepada para penduduk. Sementara Gubernur Shingwa tak berdaya menghadapi kesaktian Ratu Meilai dan para Gigant-nya.

Aliando

Apa yang dilakukanpara penjahat itu di desamu?

Alkestis

Mereka merampas hasil pertanian kami seluruh desa tanpa sisa, lalu dibawa ke markas mereka di tengah danau. Mereka berfoya-foya sementara kami makan serba kekurangan.

Lola

Jadi penjahat itu bermarkas di tengah danau?

Alkestis

(Mengangguk)

Ya, setiap malam terlihat danau digunakan para gigant bersenang-senang. Mereka bisa menampakkan wujud sebagai manusia pada umumnya. Para Gigantmendirikan panggung hiburan di tengah danau. Berpesta pora, mengadakan tari-tarian, dan bermain dengan para wanita cantik. Menjelang pagi hari tiba-tiba mereka menghilang begitu saja.

Aliando

O, begitu…?

Lola

Alkestis, aku ingin melihat-lihat desa kamu dan bertemu dengan penduduk. Bisakah kau mengantar bersamaku?

Alkestis

Silahkan Ksatria…mari kuantar bersama-sama.

Mereka bertiga berkeliling menuju rumah-rumah penduduk. Terlihat banyak anak-anak kecil menangis, tubuhnya sangat kurus. Jelas sekali kekurangan gizi, ataupun kekurangan makanan. Di sebuah rumah penduduk mereka bertemu pemilik rumah.

Lola

Paman, anak-anak disini kelihatannya sangat sengsara. Padahal desa ini kaya raya dengan hasil pertanian yang melimpah.

Paman

(Raut muka bersedih)

Inilah keadaan kami Ksatria, hidup segan mati tak hendak.

Aliando

Sepertinya telah terjadi penindasan yang sangat massif.

Paman

Oh, tuan ksatria. Kami tidak berdaya, kami penduduk desa membutuhkan pertolongan.Kami berharap Maharaja Shambala mendengar penderitaan kami dan membantu kesulitan kami.

Lola

Kami akan berusaha mencari solusi bersama-sama penduduk.

Alkestis

(Menunjuk Lola dan Aliando)

Kedua Ksatria ini utusan Maharaja Shambala.

Paman

(menunjukkan raut muka gembira)

Terima kasih Ksatria…doa seluruh warga terkabul, utusan Maharaja Shambala telah datang.

Lola

Kami ingin seluruh warga desa bersatu, bisakah paman membantu kami mengumpulkan warga sekarang juga?

Paman

Baiklah, aku akan memukul genderang memanggil seluruh warga untuk berkumpul di Balai Pertemuan Desa.

Paman segera pergi ke Balai Pertemuan Desa menabuh genderang. Dalam waktu sebentar warga berdatangan memenuhi Balai Pertemuan. Rata-rata mereka kebingungan, putus asa, dan penuh rasa takut. Pada kesempatan ini Lola dan Aliando tampil ke atas mimbar memberikan semangat.

Lola

Wahai saudara-saudaraku semua, hari ini kita harus bersatu melawan kedholimanRatu Meliai dan para Gigantnya. Kami akan memimpin perlawanan wargauntuk mengusir merekayang telah membuat penderitaan disini…Setujuu?

Salah satu warga

Tapi kami para penduduk orang-orang lemah, sementara Ratu Meilai dan para Gigantnya mahkluk sakti?

Salah satu warga yang lain

Para penjahat bukan saja sakti tapi juga tampak sebagai mahkluk yang mengerikan.

Lola

(menunjukkan pedang Rudra Chakrin)

Bapak-bapak dan saudara tidak perlu kuatir, kami akan melawan dengan senjata ini. Kami telah mengetahui kelemahan para penjahat itu.

Penduduk

(Membalas dengan bersemangat)

Setujuu...Setuju…Setuju…!! Horeee… kami semua siap...!

Lola

Baiklah…Para Penjahat itu terlahir di dalam perut gunung batu kapur. Mahkluk-mahkluk itu sangat sensitive dan berpantang dengan batu kapur. Oleh karena itu seluruh warga harusmengumpulkan batu-batu kapur sebanyak mungkin. Siaaap…?

Penduduk

Siap…Siap… kami semua siap…!!

Lola

Siapkan juga alat-alatnya berupa ketapel dan busur.

Penduduk

Siap…kami juga akan membuat ketapel dan busur yang handal!

Lola

Baiklah… sekarang waktunya semua warga mengumpulkan batu-batu kapur. Setelah itu kita bersama-sama menyerang Ratu Meliai dan para gigantnya yang bermarkas di tengah Danau.

Penduduk

(bersemangat)

Ayo, ayo, ayo…kita mulai mencari batu kapur…horeeee…

Seluruh warga sibuk, Tua, muda, laki, perempuan, mencari batu-batu kapur. Dalam waktu singkat terkumpul puluhan karung berisi batu kapur. Kemudian dibawa ke pinggir danau yang melingkari Istana. Warga bersiaga berjajar dengan peralatan masing-masing. Lola dan Aliando dengan senjata rudra chakrin memimpin akan penyerangan.

Alkestis

(memberi isyarat pada Lola dan Aliando)

Tepat sekali Ksatria…saat-saat seperti ini para Gigant pasti sedang tidur pulas.

Lola

(Mengangguk lalu memberikan aba-aba)

Saudara-saudaraku… sekarang saatnya kita mengadakan serangan.

Lola

(mengeluarkan senjata Rudra Chakrinmengarahkan pada seluruh warga)

Saudara-saudara semua…senjata Rudra Chakrin ini bisa dirubah menjadi senjata peluncur yang menyimpan energy fusi matahari. Energyyang didapat dari pusat matahari di angkasa raya. Setara dengan energy fusi nuklir yang dapat membakar bintang-bintang di alam semesta. Senjata ini segeraakan kutembakkan ke titik pusat danau dimana Ratu Meilai dan para Gigantnya berada.Ayo semua bersiap… kita mulai penyerangan

Seluruh warga

(Bersemangat)

Kami siaaap….!!

Penyerangan pun dimulai, Lola memuntahkan amunisi rudra chakrin yang Berupa energy plasma hydrogen raksasa sebesar 380 milyar MW. Tembakan langsung menembus kedalaman danau yang menyebabkan permukaan air terguncang hebat. Terjadilah pemandangan maha dahsyat. Para gigant terpental bersama gelombang air, lalu jatuh berserakan di tanah dan langsung lenyap.

Para gigant yang selamat berusaha keluar dari dalam air. Gerombolan para gigant itu menyembul ke atas permukaan air. Warga yang telah bersiap di pinggir danau segera menyerangnya. Melemparkan batu-batu kapur dengan peralatan yang telah disiapkan. Wajah-wajah gigant yang seram itu tak berdaya menghadapi serangan penduduk. Para gigant yang terkena batu kapurlangsung lenyap ke dasar air.

Ratu Meliai muncul dari pusat danau meloncat terbang bersama para gigant pengawal dan mendarat di tepian danau. Ratu Meilai yang cantik ini terlihat sangat marah, tiba-tiba dia merubah penampilannya menjadi mengerikan.Kepalanya berambut ular-ular kecildengan Sorot mata yang menakutkan. Tangannya memegang senjata tongkat berkepala tengkorak.

Para pengawalnya langsung menyerang warga yang ada disekitarnya. Aliando pun turun tangan melawan para pengawal itu. Sementara Ratu Meilai dengan Ujung tongkat mautnya bergerak cepat menyerang Lola. Warga menyaksikan pertarungan seru itu dengan turut melemparkan batu-batu kapur kearah Ratu Meilai dan para pengawalnya.Ratu Meilai dan pengawalnya berusaha menangkis dan menghindarinya. Efek energy batu kapur yang ditimbulkan rupanya sangat dahsyat. Para pengawal kewalahan, satu persatutubuhnya meledak dan lenyap sirna tak berbekas.

Perhatian Ratu Meilai terbelah,antara bertarung melawan Lola dan menangkis batu-batu kapur dengan tongkatnya. Karena serangan datang bertubi-tubi, Ratu Meilai terdesak. Dia memutar balik berlari sambil meloncat ke udara. Namun Lola mengejarnya, sinar cahaya pedang Rudra Chakrin berhasil menghantam tubuh Ratu Meilai dan… Klaap! Seperti kilat petir menyambar tubuh Ratu Meilai di angkasa.Tubuh Ratu Meilia terlihat melayang di udara mengeluarkan asap tebal hitam. Roh Ratu Meliai keluar dari raganya,Jazadnya jatuh meluncur ke tanah dan lenyap tak berbekas.

Sorak sorai para warga terdengar bergema merayakan kemenangan. Mereka berjalan berramai-ramai mendatangi Lola dan Aliando. Mereka bergembira ternyata bisa mengalahkan Ratu Meilai beserta para Gigantnya.

Setelah itu Aliando, Lola, Alkestis, bersama warga memasuki istana Gubernur. Disepanjang lorong istana ditemukan para prajurit penjaga istana menjadi patung. Rupanya mereka telah tertotok jalan darahnya sehingga tak bisa bergerak. Lola langsung membebaskan para prajurit sehingga kembali siuman. Di dalam Istana mereka bertemu Gubernur Morros yang pasrah karena tak mampu melawan Ratu Meilai.

Kondisi Istana Gubernur Shingwa berangsur-angsur membaik. Para prajurit, para abdi, para nimfa, dan yang lainnya kembali siuman dan beraktifitas lagi. Setelah beberapa saat Lola dan Aliando berpamitan untuk menuju Provinsi Roma.

FADE OUT.

CUT TO.

23. EXT/INT. DI DALAM KAMAR GUBERNUR/HALAMAN ISTANA — TERANG/CERAH

Pemain : Lola, Aliando, Gubernur Tanathos, Panglima Seth, para Figuran.

Visual :

Dari atas tampak sungai Akheiron membelah wilayah Propinsi Roma yang terlihat seperti gambar Atlas. Saat ini hari begitu cerah,pantulan sinar air sungai Akheiron yang sedang pasang berwarna jingga. Halimun tak terlalu tebal dan tak henti-hentinya menghembus awan putih seribu domba. Kota Roma terlihat juga serba modern dan canggih sebagaimana kota-kota lainnya. Lola dan Aliando menurunkan mobil terbangnya langsung menuju Pos Penjagaan Istana Gubernur.

Dengan memperlihatkan Bola Kristal Prajurit penjaga Pos sudah paham. Lola dan Aliando langsung diantar masuk mnuju kamar Gubernur Roma yang sedang sakit.

Lola

Apa yang menjadi bebanpemikiran Tuan sehingga sampai jatuh sakit?

Gubernur Roma

(berkeluh kesah)

Aku memang sedang menanggung beban pikiran yang berat. Propinsi Roma dalam masalah besar tetapi aku tidak mampu mengatasi.

Lola

Kira-kira permasalahan apa Tuan?

Gubernur Roma

Panglima Seth dengan bantuan pasukan roh jahat yang berasal dari Sungai Akheiron akan menyerang Istana Gubernur ini. Panglima Sethberambisimenjadi Gubernur Roma denganmengkudeta diriku.

Lola

Bukankah Gubernur diangkat oleh Maharaja Shambala yang berkuasa di Agartha. Kenapa dia tidak menghadap Maharaja untuk menjadi Gubernur?

Gubernur Roma

Panglima Seth dari golongan Hitam tidak mengakui Maharaja Hades dan Kerajaan Shambala sebagai penguasa Agartha. Dia secara arogan ingin mengambil alih Pemerintahan kami.

Aliando

Siapa sebenarnya Panglima Seth itu?

Gubernur Roma

Tidak jelas, apakah Panglima Seth adalah dewa minor yang terisolir dari peradaban atau hanya manusia biasa. Tapi pastinya dalam raganya ada roh jahat yang dulu mendiami sungai akheiron. Roh jahat itu dulu pekerjaannya mengganggu manusia atau roh-roh lain yang melintasi sungai. Sementara aku dulu sebagai pendayungSungai Akheiron seringkali membantu manusia dan roh yang melintasi sungai itu.

Lola

Kalau begitu anda adalah Charonyangdikenal amat berjasa menyelamatakan kapal-kapal yang melintasi sungai Akheiron.

Gubernur Roma

Anda benar, aku telah banyak menyelamatkan kapal-kapal yang melintas,termasuk kapal mewah milik keluarga Maharaja Hades. Kapal rekreasi itu hampir karam karena dipasang karang di tengah sungai oleh Roh Jahat.

Aliando

Pekerjaan anda sangat mulia.

Gubernur Roma

Aku juga berhasil menetralisir sungai Akheiron. Dimana dulu kondisinya sangat parah, airnya disebut beracun, korosif, dan mematikan. Sehingga air sungai sekarang menjadi steril dan bisa dimanfaatkan oleh penduduk. Namun roh-roh penghuninya terganggu, mereka lalu berurbanisasi ke kota-kota kerajaan sebagai abdi ataupun dayang. Aku menduga dewanya roh jahatpenunggu sungai Akeiron juga tidak terima. Sekarang ingin balas dendam dengan mengatas namakan Panglima Seth untuk menggulingkan kami.

Aliando

Itu artinya Panglima Seth dengan anda sudah ada permusuhan sejak awal.

Gubernur Roma

Ya, begitulah kira-kira. Bahkan dia telah mengorganisir roh-roh jahat lainnya menjadi pasukan perang.

Aliando

(tersenyum mengangguk)

Masuk akal, sama-sama penghuni Sungai Akeiron tapi anda yang menjadi Gubernur bukan dia?

Gubernur Roma

Andai kami tiga dewa bersaudara Gubernur Posid, Gubernur Shingwa, dan aku Gubernur Roma, bisa bersatu bersinergi, mungkin bisa mengalahkan Panglima Seth. Akan tetapi keadaan kami saat ini sama-sama sedang menghadapi masalah.

Lola

Ya, kami memaklumi.

Gubernur Roma

Panglima Seth memiliki Pedang Frostmourne yang terbuat dari partikel elemen es, yang diciptakan oleh si iblis Nathrezim. Aku sendiri tak sanggup menandinginya

Aliando

O, begitu permasalahannya.

Lola

Pemilik pedangFrostmourne aslinya menjadi sang Lich King yang dikutuk berubah wujudnya menjadi satu dengan pedang itu. Karakter dari senjata itu bila pemiliknya mampu mengendalikan, maka akan menjadi semakin kuat. Tetapi bila tidak justru sebaliknya, akan mencelakai dirinya sendiri.

Gubernur Roma

Panglima Seth dan pasukan roh jahatnya saat ini paling menakutkan.Kalau mereka datang menyerangIstana Roma, maka habislah kami semua.

Lola

Tenanglah…kami akan berusaha membantu mengatasi permasalahan anda.

Gubernur Roma

Terima kasih Ksatria,aku sudah tidak mampu lagi untuk berpikir, kami sudah pasrah, semuanya kuserahkan pada anda.

Lola

Kalau begitu izinkan aku meminjam satu lampion untuk media.

Gubernur Roma

Silahkan Ksatria, apa saja yang di perlukan kami siapkan.

Gubernur Roma memerintahkan seorang abdi istana mengambil sebuah lampion sebesar bola kaki lalu memberikannya pada Lola.

Lola

(Mengangkat lampion sambil menjelaskan)

Melalui media Lampion ini aku akan memanggil Panglima Seth secara telephati. Aku akan mentransfer energy mental ke dalam Lampion.Energy ini memiliki kekuatan Kosmik yang bisa mengendalikan alam sekitar. Fungsinya menyerap energy chaos terhadap manusia yang dikeendaki.

Lola segera melakukan ritual ringan, Lampion diletakkan diatas meja. Lalu dioperasionalkan dengan mekanisme khusus sebagai ramalan orakel. Setelah beberapa saat Lampion memunculkan visualisasi gambar hologram. Dimana sinyal berhasil mendeteksi keberadaan Panglima Seth.

Lola mengirim sinyal langsung ke otak Panglima Seth yang terhisap dan terlempar ke alam lain. Dalam keadaan pikiran kosong Panglima Seth mudah dikendalikan. Lola memanggil secara paksa Panglima Seth untuk mengikuti perintah.

Tiba-tiba gambar pada Lampion muncul bergelombang. Rupanya Panglima Seth mengetahui pemanggilan secara telepati berasal dari Istana Gubernur Roma. Lola memprovokasi dengan menantang Panglima Seth Duel satu lawan satu. Terlihat Panglima Seth sangat marah dan mengutuk habis-habisan Gubernur Roma. Dengan mengenakan busana dan atribut seorang Panglima dan Pedang Frostmourne-nya, dia langsung menunggang kuda berpacu menuju Istana Roma.

Ritual selesai

Lola, Aliando, dan lainnya keluar kamar ke depan Istana. Setelah beberapa saat dari jauh terdengar berhembus angin kencang. Diikuti derap langkah kaki kuda menuju istana. Terlihat penunggang kuda memasuki gerbang istana sambil mengacungkan pedang Frostmourne-nya. Semua perhatian mengarah pada penunggang kuda yang datang. Para prajurit bergerak siap siaga menghadang tetapi Lola melarangnya.

Panglima Seth

(membentak menyebut nama Gubernur Roma)

Heiii, Tanathos…berani benar kau menantang duel melawan aku…ayo lawanlah aku…!

Lola

(meloncat menghadang)

Aku yang menantang anda Panglima Seth.

Panglima Seth

(Dengan muka meremehkan)

Kau belum tahu siapa aku?! Ayoo minggiir…aku akan memenggal kepala Tanathos Gubernur Roma.

Lola

Aku utusan Maharaja Shambala, akan menyelesaikan permasalahan dengan anda.

Panglima Seth

Hehehe…kau perempuan jangan ikut campur, aku tidak takut dengan Maharaja Shambala.

Lola

Perbuatanmu adalah makar, akan mengkudeta Gubernur yang syah

Panglima Seth

Kau berbicara kayak ksatria. Huhh, aku bisa menghukummu…ayo minggir!

Lola

Begini Panglima, kau bisa berdamai dengan Gubernur Tanathos dan kau bisa hidup nyaman di wilayah Roma.

Panglima Seth

(terkesiap mendengar ucapan Lola)

He, he, he, wanita cantik, sungguh menyenangkan permintaanmu. Aku memang akan tinggal di Istana Roma sebagai Gubernur yang baru, dan kau akan menjadi isteriku, Setujuuu?

Lola

(bibirnya tersungging)

Aku masih memberi kesempatan padamu untuk berdamai, kalau tidak…aku atas nama Maharaja Shambala yang akan menghukummu.

Panglima Seth

(kembali marah)

Bangsaat…jangankan kau, Maharaja Shambala sekalipun akan kulibas.

Lola

(menghunus Rudra Chakrin)

Kalau begitu…bersiaplah…kita perang tanding satu lawan satu.

Panglima Seth

(berteriak mengangkat pedangnya tinggi-tinggi sambil meloncat turun dari kudanyaberhadapan dengan Lola)

Perempuan tak tahu diuntung… sebenarnya targetku adalah Tanathos, tapi kau malah menghalangiku…Hhiaaatt!!

Panglima Seth mulai menyerang Lola dengan senjata Frostmourne-nya. Sementara Aliando dan para prajurit menyebar membentuk arena tanding. Pedang frostmourne Panglima Seth menyambar dari segala penjuru arah. Lola memperagakan teknik meringankan tubuh dengan sempurna. Menyelinap di antara sinar pedang lawan tanpa menangkisnya. Panglima Seth terkejut, tidak mengira Lola bisa lolos dari gulungan sinar Frostmourne-nya. Untuk yang kesekian Panglima Seth menghentak keras sambil memainkan pedangnya. Seberkas sinar laser meluncur deras ke arah Lola. Kali ini Lola menangkisnya dengan sinar putih rudra chakrinnya. Panglima Seth kembali terkejut, setiap ujung pedangnya berbenturan dengan pedang Lola tangannya selalu tergetar. Namun Panglima Seth yang sudah sangat emosi. Dia terus menyerang dengan memainkan jurus-jurus mematikan.

Dalam strateginya Lola memang hanya menahan jangan sampai Panglima Seth masuk istana. Serangan-serangan Panglima Seth semakin brutal dan tak beraturan arah. Setiap kali serangannya tidak disertai dengan konsentrasi pikiran yang benar. Menyerang secara liar yang hanya menghamburkan tenaga saja. Dia lupa akan sifat-sifat pedang frostmournenya. Tindakannya seperti itu justreru akan membahayakan dirinya sendiri.

Lama kelamaan Panglima Seth tidak mampu mengendalikan senjatanya. Kini malah berbalik Pedang Frostmourne-lah yang mengendalikan. Akibatnya sangat fatal, diaterkena kutukan terseret oleh senjatanya sendiri.Seperti terbawa oleh gelombang angin putting beliung. Tubuh Panglima Seth berputar-putar sebelum akhirnya terhempas ke tanah.

Jazad Panglima Seth sedikit demi sedikit membeku setelah bersentuhan dengan tanah. Senjata frostmournenya terlepas dan jatuh menancap kedalam tanah tak jauh darinya. Terlihat roh jahatnya terlepas dari tubuh Panglima Seth dan terlempar kealam lain. Baju kebesaran seragam Panglima pun ikut lenyap. Jazad Panglima Seth berubah menjadi manusia biasa. Para Prajurit bersorak-sorai merayakan kemenangan.

Namun dengan tiba-tiba muncul pasukan roh-roh jahat menyerbu prajurit-prajurit yang sedang merayakan kemenangan. Serangannya bertubi, bergelombang, ganas, dan mematikan. Sehingga banyak prajurit Roma yang terlena menjadi korban.

Perang terbuka pun terjadi dalam suasana yang mencekam. Kedua belah pihak berusaha saling menjatuhkan lawan-lawannya. Lola dan Aliando dengan senjata Rudra Chakrinnya turut membantu pasukan Roma. Pasukan roh terkejut bukan kepalang melihat kilatan sinar putih dari Rudra Chakrin. Kepercayaan dirinya pun lenyap, mereka tidak mampu menahan serangan itu. Pada akhirnya Pasukan Roh lari tunggang langgang menyelamatkan diri.

Para prajurit Roma akhirnya berhasil mengusir pasukan roh yang mengerikan itu. Setelah beberapa saat Prajurit Roma terdengar kembali merayakan kemenangannya dengan bersorak-sorai. Pertempuran telah berakhir, tak satu pun pasukan roh yang tersisa. SementaraAliando yang berusaha mengambil Pedang frostmourne tak bisa mencabutnya dari tanah.

Lola

Pedang Frostmourne baru akan bisa dicabut apabila pemiliknya telah memiliki hati yang suci, maka biarkan pedang itu tetap disitu sebagai monument.

Aliando

Lalu bagaimana dengan jasad Panglima Seth yang telah berubah menjadi manusia biasa?

Lola

Silahkan para prajurit meng-kremasi jasad itu, diberi tempat yang layak untuk melakukan recovery. Bila suatu saat dia berjodoh pasti akan mampu mencabut pedangnya kembali.

Aliando

Menurutmu siapa manusia itu?

Lola

Kemungkinan dia juga Topsoiler seperti kita yang tak bisa kembali keatas. Namun dia salah jalan bersekutu dengan Roh Jahat dan Bani Seth dari Golongan Hitam.

DISSOLVE TO.

Dalam waktu bersamaan Gubernur Posid(Hypnos) dan Gubernur Shingwa (Moros) datang di Istana Roma. Terlihat juga anak-anak mereka Morfeus, Ikelos, Fantasos dan Moirai yang saling berpasang-pasangan. Gubernur Roma (Tanathos) mendadak sembuh dari sakitnya. Pertemuan Tiga dewa bersaudara itu membuat suasana haru dan bahagia. Kegembiraan bertambah melihat putra-putrinya kompak, rukun, dan damai. Seluruh penghuni istana mulai dari abdi dalem, para nimfa, para prajurit, para punggawa, semuanya bergembira.

FADE OUT.

 


Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar