Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
16. INT - KAMAR NANA - MALAM (PRESENT)
Kita melihat Nana mengusap-usap foto album masa kecilnya dulu. Foto yang diambil ketika dia dan keluarganya ikut study tour pengenalan profesi untuk taman kanak-kanak. Nana menangis lalu mendekap album foto usang itu.
DISSOLVE TO:
17. INT - RUMAH PUJI - RUANG MAKAN – PAGI
Kita melihat beberapa lembar roti di piring saji lebar, juga semangkuk besar nasi goreng yang dimasak oleh BIBI ART (50). Si bibi menuang susu untuk Nana, bergantian lalu menuang untuk Vino.
Vino membolak-balik roti di piringnya dengan lesu. Mukanya tertekuk karena malas.
Puji berpaling pada Nana yang juga belum menyuap apa pun ke mulut. Sejak tadi dia hanya memandangi sendok dan nasi di piringnya.
Nana melirik mamanya sekilas. Nana menggeleng pelan, Vino pun begitu. Lalu Vino berdiri, menenteng tas punggungnya.
Vino menenggak susu sampai habis setengah gelas, lalu berjalan mendekati Puji. Dia salim sebelum berlalu meninggalkan ruang makan.
Puji menatap Nana tajam, geram dengan sikap kedua anaknya itu.
Nana terdiam.
Nana menggeleng, meletakkan sendoknya. Dia berdiri, lalu berlari naik ke lantai dua. Nana masuk ke kamar, membanting pintu keras-keras lalu menguncinya.
Puji mengembuskan napas kasar, lalu menyandarkan punggung ke kursi.
DISSOLVE TO:
18. EXT – ASRAMA PEMBEKALAN - SELASAR ASRAMA TEMPAT PEMBEKALAN - SIANG
Terlihat Dika duduk di dudukan beton tepi selasar sambil mengusap-usap layar ponselnya. Matanya menyipit memandangi kontak Nana. Jempolnya bergerak ragu-ragu, hampir menekan ikon memanggil. Akan tetapi, Dika menjauhkan jempolnya dari layar.
Dika lalu mengetik pesan. “Na, gimana kabar kamu? Baik dan sehat?”
Tak lama kemudian pesan terbaca, berubah menjadi centang dua warna biru, tetapi tidak ada tanda-tanda Nana mengetik balasan. Dika mengembuskan napas kasar, satu tangannya mengusap wajah yang gusar dan bingung.
CUT TO:
19. INT – RUMAH NANA - KAMAR NANA – SIANG
Kita melihat Nana yang tengkurap, wajahnya tenggelam di selimut, tangan kanannya mencari-cari ponsel yang berbunyi. Dia mendongak sedikit, membuka dan membaca pesan masuk dari Dika. Nana menghela napas dalam, terdiam sesaat lalu membiarkan ponselnya tetap menyala tanpa membalas pesan dari Dika. Ponsel itu terlepas lagi dari genggaman.
CUT TO:
20. EXT – SEKOLAH SMA - SELASAR SEKOLAH SMA – SIANG (FLASHBACK)
Kita melihat Nana tersenyum sambil memandangi brosur untuk seleksi beasiswa kuliah perminyakan dari perusahaan yang diimpikannya sejak kecil. Dika ikut-ikutan tersenyum melihat Nana yang tampak sangat bahagia.
NANA
DISSOLVE TO:
21. EXT - SEKOLAH SMA - SIANG (FLASHBACK)(MONTAGE)
a. Kita melihat Dika dan Nana duduk berdua di perpustakaan sambil membaca buku dan berdiskusi tentang sesuatu.
b. Dika dan Nana membeli buku-buku penunjang di toko buku.
c. Dika dan Nana, juga beberapa siswa lain duduk di halaman kelas sambil mendengarkan guru mereka.
d. Dika dan Nana duduk di kelas bersama siswa-siswa lain untuk mengerjakan soal latihan.
DISSOLVE TO:
22. EXT - RUMAH NANA – DEPAN GERBANG RUMAH NANA – SORE (FLASHBACK)
Terlihat motor Dika berhenti di depan gerbang rumah Nana. Nana turun dari motor, melepas helm lalu mengembalikannya pada Dika.
Nana merapikan kucir rambutnya yang berantakan.
Nana langsung masam, males ditanya-tanya lagi oleh Dika.
Dika membuka mulut, tapi Nana keburu masuk gerbang.
DISSOLVE TO:
23. INT – RUMAH NANA - RUANG TAMU – SORE (FLASHBACK)
Nana melihat ada kertas lebar di tangan Puji. Nana berkerut dahi, heran melihat Puji sudah di rumah. Dia mendekat, lalu menyalami tangan Puji.
Nana langsung menangis. Dia berbalik lalu pergi berlari menuju kamar. Nana membanting pintu keras-keras, lalu mengambil ponsel dari sakunya. Nana sesenggukan, tangannya mencari kontak Dika. Nana melakukan panggilan.
Nana mematikan telepon, membuang ponselnya ke tempat tidur. Dia melepas tas, membiarkannya tergeletak di lantai lalu menjatuhkan badannya ke tempat tidur. Dia telentang, menutup kepalanya dengan bantal, Nana menjerit sekuat tenaga.
BACK TO:
24. INT – RUMAH NANA - DAPUR - PAGI (PRESENT)
Terlihat Vino turun dari tangga. Ada Nana tengah mencuci gelas bekas minum kopinya sendiri. Vino celingak-celinguk, mengawasi sekitar. Rumah sepi, Vino langsung menghampiri Nana.
Nana menggeleng, nafsu makannya tidak ada.
Nana tidak menyahut. Namun, dia mengangguk pelan untuk menemani Vino makan. Setelah mengeringkan tangan, Nana duduk di kursi meja makan. Begitu pun Vino, ikut duduk sambil meletakkan tasnya di kursi kosong di sampingnya.
Nana menangis, air matanya menetes. Tetapi dia buru-buru mengusap pipinya. Nana lalu mengambil seiris roti tawar dan membuka botol selain cokelat.
Vino mengangguk, wajahnya murung.
DISSOLVE TO:
25. INT – RUMAH NANA – PAGI
Nana mengantar Vino sampai teras. Mereka berpelukan singkat sebelum Vino masuk ke mobil. Mobil berjalan keluar gerbang. Nana kemudian berbalik, dia menuju tangga untuk kembali ke kamar. Bibi ada di ruang makan, tengah membereskan meja makan.
Nana tiba-tiba berhenti, lalu berbalik pada si bibi. Tangan Nana bertumpu pada pembatas tangga.
Nana tersenyum, lalu berbalik mau naik ke kamar. Tiba-tiba si bibi manggil.
Nana tidak mengatakan apa-apa lagi. dia langsung pergi begitu saja.
DISSOLVE TO: