Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
6. EXT – RESTORAN – AREA OUTDOOR RESTORAN - SORE (FLASHBACK)
Terlihat Nana dan Bimo duduk bersebelahan di bangku kayu panjang. Di meja persegi depan mereka ada minuman dan makanan yang masih utuh. Nana memakai seragam sekolah, tas punggungnya tergeletak di dekat kursi bangku.
Nana menunduk, memainkan ujung sweaternya lagi.
Bimo mau menyentuh pipi Nana yang masih menyisakan luka gores akibat terbentur tepian sofa. Akan tetapi, Nana menghindar. Bimo langsung menarik lagi tangannya.
Nana bangkit sambil menarik tas punggungnya yang tergeletak di kursi kosong sebelah.
Nana tersenyum dan mengangguk. Dia berlalu pergi, tanpa mengatakan apa-apa lagi.
BACK TO:
7. EXT - PENGADILAN NEGERI AGAMA – LOBI - SIANG (PRESENT)
Terlihat Nana menatap ke luar jendela. Mobil sudah berhenti di parkiran. Puji turun dari mobil lebih dulu. Dari arah lobi, Bimo bersama KAKEK (65) dan NENEK (60) berdiri menunggu. Nana menurunkan satu kakinya, lalu keduanya. Dia menelan ludah, matanya merah hampir menangis. Nana tak dapat menyembunyikan kesedihannya.
Puji memperhatikan gerak-gerik Nana. Dia Menggandeng Nana, satu tangannya setengah mendorong punggung Nana agar cepat berjalan.
Nana tidak menjawab. Dia berusaha tersenyum.
Nana menurut, dia mendongak. Keduanya sudah dekat dengan pintu lobi. Pintu lobi pengadilan negeri agama terbuat dari kaca tembus pandang, sehingga Nana bisa melihat Bimo tengah memandang ke arahnya. Pandangan Nana terpaku pada sang ayah. Air mata Nana menetes, dia buru-buru mengusapnya.
CUT TO:
8. INT - KAMAR NANA – KAMAR KONTRAKAN TIGA BELAS TAHUN LALU – PAGI (FLASHBACK)
Kita melihat lemari plastik warna biru muda di sudut kamar, bersebelahan dengan kasur lantai single. Nana duduk di tepi kasur, Bimo di belakangnya mengucir rambut Nana.
Nana berbalik memandang Bimo. Dia tersenyum sampai tampak gigi.
Puji masuk kamar dan melihat putrinya sudah siap diantar ke taman kanak-kanak.
Bimo pun berdiri, lalu menyodorkan tas sekolah Nana. Dia mengecup puncak kepala Nana, lalu memberikan uang saku pada putrinya. Bimo berjalan mendekati Puji, lalu mengecup pipi Puji.
BACK TO:
9. INT – PENGADILAN NEGERI AGAMA - RUANG TUNGGU SIDANG - SIANG (PRESENT)
Kita melihat Nana dan Puji duduk di kursi tunggu panjang. Bimo, kakek dan nenek duduk di kursi panjang lain yang letaknya agak jauh dari Nana dan Puji. Semuanya diam. Puji sesekali melirik ke Bimo. Begitu pun sebaliknya.
Pintu ruang sidang terbuka, beberapa orang keluar ruangan. Lalu terdengar panggilan untuk Puji dan Bimo.
Mereka semua berdiri, saling pandang sesaat sebelum berjalan masuk ke ruangan.
DISSOLVE TO:
10. INT – PENGADILAN NEGERI AGAMA - RUANG SIDANG PENGADILAN NEGERI - SIANG
Tampak semua orang sudah duduk di tempat masing-masing. Puji selaku penggugat, Bimo selaku tergugat. Nana, kakek, dan nenek duduk agak di belakang sebagai keluarga sekaligus saksi.
Kita melihat hakim ketua merapikan berkas-berkas kasus gugatan cerai.
Hening. Kita melihat seisi ruangan yang seperti tidak berpenghuni. Wajah semua orang menjadi tegang. Nana memilin-milin jarinya sendiri sambil terus menunduk.
Nenek kasihan melihat Nana, lalu memeluk Nana dari samping. Nana berjingkat, tetapi dia tidak menarik diri.
DISSOLVE TO: