Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Cast : ICHA, DIMAS, KARINA
24. INT. RUANG TV DAN DAPUR – PAGI MENJELANG SIANG
Icha menjerit sangat kuat hingga sang adik pun ikut menjerit. Listrik juga padam bersamaan dengan kilatan petir dari jendela.
Icha memeluk Dimas erat.
ICHA
Maafin kakak dek..maafin kakak.
Pintu terbuka diiringi langkah kaki cepat seseorang yang masuk ke dalam rumah.
AIPDA KARINA
Icha? Kalian kenapa?
ICHA
Kak Karina –
AIPDA KARINA
Awas itu ada kaca. Sini biar kakak yang bereskan.
Karina menyalakan lilin yang ia temukan di atas meja. Lalu mengambil tong sampah sambil mengutip pecahan kaca.
AIPDA KARINA
Nggak ada yang terluka kan?
Icha dan Dimas kompak menggeleng. Perhatian Icha beralih kepada sepucuk pistol yang berada di pinggang Karina.
ICHA
Kak..itu pistol beneran?
AIPDA KARINA
Oh ini? bukan. Cuma gas airmata.
ICHA
Ohh..
AIPDA KARINA
Sebenarnya tadi ada apa? maaf kakak masuk begitu saja setelah mendengar kalian teriak.
ICHA
Aku tadi –
DIMAS
Kakak lihat hantu!
AIPDA KARINA
Hah? Apa?
ICHA
Nggak ada..Dimas sembarangan ngomong. Oh ya, kakak bilang di sini rawan. Emangnya rawan apa kak? Hantu?
AIPDA KARINA
Hah? Hantu? Bukan. Ada –ada aja kamu tuh –
ICHA
Emang kakak nggak percaya yang begituan?
AIPDA KARINA
Percaya sih tapi nggak pernah kepikiran ke situ.
ICHA
Emang yang kakak pikirin apa yang lebih menakutkan dari hantu?
AIPDA KARINA
Yang lebih menyeramkan dari hantu? Ada. Yaitu manusia itu sendiri.
ICHA
Hah? Kok takut sama manusia?
AIPDA KARINA
Kamu nggak percaya? Bahkan kalau Icha banyak baca berita criminal bagaimana mansuia memperlakukan manusia, justru lebih menyeramkan dari hantu itu sendiri.
ICHA
( terdiam )
AIPDA KARINA (CONT’D)
Manusia sekarang adalah makhluk yang tak terduga. Kita ini sejatinya makhluk yang sempurna baik akal dan pikiran. Manusia bisa melebihi malaikat jika berbuat baik, tapi jika tidak perbuatannya bahkan lebih mengerikan dari iblis.
SFX : SUARA HUJAN DARI JENDELA
`
AIPDA KARINA
Ah..kakak bicaranya ngelantur yah?
ICHA
Nggak kok. Biasa aja.
DIMAS
Kak..laper
ICHA
Dimas laper?
AIPDA KARINA
Ini dimakan saja lumpia yang kakak beli –
ICHA (COND’T)
Kakak ngantongin lumpia di saku?
AIPDA KARINA
Ngg..yang penting kan bersih.
Icha mengambil dua buah lumpia lalu memakannya.
AIPDA KARINA
Eh lampunya sudah nyala. Kalau begitu kakak pergi dulu.
ICHA
Kemana kak?
AIPDA KARINA
Patroli.
ICHA
Oh.
AIPDA KARINA
Kalian bertiga saja?
ICHA
Iya.
AIPDA KARINA
Oh..begitu. ya sudah, kakak pergi dulu. Kalau ada apa-apa telepon. Oke!
ICHA
Sebegitu rawannya kah tempat ini kak?
Karina yang sudah nyaris melangkah keluar rumah kembali berbalik. Untuk menenangkan keduanya Karina menyakinkan –
AIPDA KARINA
Kalian kan masih di bawah umur. Kalian juga sendirian. Kakak Cuma suka berbagi kontak kalau-kalau ada yang butuh bantuan.
ICHA
Kakak polisi yang berdikasi.
Karina beranjak lalu menutup pintu dengan perlahan. Lorong rusun terlihat masih gelap. Karina pergi lewat tangga darurat.
SFX : SUARA KERINCINGAN
Icha menoleh dan melihat ada bayangan tinggi setelah kilatan pertir lewat. Icha masuk ke dalam rumah menarik serta Dimas untuk masuk.
SFX : PINTU YANG DIBANTING KERAS.
CUT TO :
PAGE 8 :
25. INT. KAMAR ICHA - MALAM
ESTABISHING SHOT : HANYA ADA LAMPU TIDUR YANG MENYALA
Icha yang tengah berbaring di atas ranjang. Bermain ponsel.
*Muncul balon chat*
26. TALKING HEAD
ICHA
Kinar. Kamu lagi apa?
Di sini hujan terus.
*Balon chat muncul*
KINARA SEDANG MENGETIK...
KINARA
Ngerjain pr.
Gimana rumah baru kamu?
ICHA
Aku nggak suka tempat ini. Kamarnya sempit. Aku aja sekamar sama Dimas.
KINARA
Hmm..
Jadi tambah jauh sama kamu. Padahal kangen mau main.
ICHA
Sama. Aku juga.
KINARA
Kenapa sih Cha kamu pindah?
ICHA
( Menghela napas )
Kata mama, kami bangkrut. Rumah itu dijual.
KINARA
Serius? Ya ampun..kasihan banget kamu Cha!
ICHA
Kinar..tempat ini nggak nyaman banget.
KINARA
Emang kenapa Cha?
ICHA
Selain sempit, tempat ini banyak penghuninya yang aneh. Nggak pernah kelihatan ramai. Padahal rusun.
KINARA
Mereka sibuk kerja kali.
ICHA
Anak-anak juga nggak ada.
Tapi aku tetanggaan sama kakak polwan. Dia baik. Tapi suka kepo.
KINARA
Bagus dong. Jadi ada yang perhatian sama kalian yang suka ditinggal mama kamu itu.
ICHA
Humm iya.
KINARA
Mama kamu udah pulang?
ICHA
Ya belum lah.
Mama juga belakangan suka pulang lewat terus.
KINARA
Yah mungkin mama kamu ada banyak kerjaan kali.
ICHA
Maybe.
27. INT. DEPAN PINTU RUMAH - MALAM
Ketukan pintu tiga kali terdengar dari luar.
TOK
TOK
TOK
28. INT. KAMAR ICHA - MALAM
ICHA
Ada suara orang ketok pintu.
KINARA
Siapa Cha? Tetangga kamu mungkin.
Icha terdiam sebentar.
SFX : SUARA KETOKAN PINTU TIGA KALI
ICHA
Nggak mungkin.
Aku cuma kenalan sama kak Karina.
KINARA
Kalau orang asing, mending jangan buka pintu Cha!
Icha beranjak keluar dari kamar sambil menoleh ke arah pintu depan. Memperhatikan pintu apakah sudah terkunci atau belum.
ESTABLISHING SHOT : Zoom ke arah pintu.
SFX : KETUKAN PINTU TIGA KALI
KINARA
Cha..masih ada suara ketukannya?
ICHA
Ma..sih.
29. INT. DEPAN PINTU - MALAM
LONG SHOT : HANYA ADA SATU LAMPU MENYALA
Icha mengaitkan besi dengan hati-hati. Kemudian gadis itu menunduk ke bawah untuk mengintip bayangan sepatu atau apapun di bawah pintu.
Kita melihat mata Icha yang tengah mengintip.
Sepasang kaki berdiri di depan rumahnya. Diam mematung dan tak melakukan apapun. Tak lama sepasang tangan terlihat di lantai. Orang tersebut juga mengintip dari bawah pintu.
Icha mundur perlahan sambil menutup mulut. Ponselnya bergetar tanda pesan masuk.
*Balon chat*
KINARA
Kamu ngapain Cha?
ICHA
Ngintip. Siapa yang datang.
KINARA
Ih..kamu nekat banget!
Jadi itu siapa Cha?
ICHA
Nggak tahu.
Aku cuma ngintip dari bawah pintu.
Icha kembali mengintip untuk memastikan bahwa ia baru saja mendengar suara langkah kaki pergi meninggalkan depan rumahnya.
Dan memang di sana sudah tidak ada lagi orang tersebut.
ICHA
Udah pergi.
KINARA
Bagus kalau gitu. Serem juga yah tinggal di rumah rusun atau apartemen gitu.
ICHA
Iya.
SFX : SUARA KAKI TERSERET
SREK
SREK
SREK
Icha terbelalak. Ia ingin menoleh ke belakang tapi lehernya terasa kaku. Dengan gemetaran ia menaikkan ponselnya. Lalu membuka kamera depan untuk melihat ada apa di belakang punggungnya.
Dan BLAA!
Makhluk bertangan panjang itu tertawa nyengir menatap Icha.
CUT TO :
PAGE 9 :
MONTAGE :