Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
CAST : ICHA, DIMAS, KARINA, TUKANG PINTU
19. INT. KAMAR ICHA – PAGI
LONG SHOT : TETESAN AIR HUJAN YANGMENGENAI JENDELA KACA
Hujan mengguyur dengan deras. Kita diperlihatkan dengan kamar yang memiliki dua penerangan alami dari jendela dan lampu tidur yang dibiarkan masih menyala.
Kamar terlihat tidak berantakan. Perabotan kayu lebih dominan dengan single bed dengan seprai bintang berwarna merah muda pastel. Icha tidur meirngkuk di atas kasurnya sambil mengamati tas ransel di atas meja.
Icha bergerak dari atas tempat tidur lalu menggeledah tas ranselnya. Terdapat satu botol putih dengan tutup yang masih tertutup rapat.
FLASH BACK
PAGE 6 :
20. INT. RUANG DOKTER – SIANG
ICHA
Dokter percaya dengan apa yang saya lihat kan? Itu monster. Bayangan itu sekarang menjadi monster yang tidak lagi ramah dok. Sejak papa pergi. Iya..sejak papa pergi.
Dokter Firman melepas kacamatanya lalu meletakkannya ke atas meja. Sambil mengangguk mendengarkan, dokter tersebut menuliskan sesuatu di atas kertas.
DOKTER FIRMAN
Jangan khawatir Icha. Jika kamu rutin konsultasi dengan saya, monster itu pasti akan segera hilang. ( tersenyum aneh )
Icha menarik kertas gambar miliknya lalu merematnya di dalam saku jaket.
DOKTER FIRMAN
Nah Icha..kamu keluar dulu. Dokter mau bicara dengan mama kamu –
Icha bangkit dari duduknya dengan mengepalkan tangan kesalnya. Lalu menuju pintu yang ada di belakangnya. Membantingnya setelah melihat mamanya berdiri menunggu dokter memanggilnya.
CUT BACK TO
21. INT. KAMAR ICHA – PAGI
Icha meremat botol obat lalu memasukkannya kembali ke dalam tas. Mendengar suara besi yang dipotong, Icha keluar kamar kemudian mengendap menuju pintu depan.
22X1. EXT. KORIDOR RUSUN – PAGI
SFX : SUARA BESI TERGESEK DAN DI LAS
Icha keluar rumah sambil melipat tangan ke belakang.
AIPDA KARINA
Hei..Pagi Icha?
Icha berhenti melangkah lalu tertunduk tak berani menatap keduanya.
ICHA
Pagi –
AIPDA KARINA
Maaf. Suara mesinnya mengganggu yah?
ICHA
Enggak.
Tukang pintu ikut memperhatikan Icha dengan serius.
TUKANG PINTU
Nengnya takut lihat ibu polwan –
AIPDA KARINA
Hush!
KARINA ( CONT’D)
Ngg..ini udah jam Sembilan. Kamu kok nggak sekolah?
ICHA`
Libur.
Karina mengangguk sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
AIPDA KARINA
Oh..gitu. Oh iya..kakak punya kue pastel nih. Mau nggak?
Karina mengeluarkan plastik dan menyodorkannya kepada Icha.
ICHA
Kata mama jangan sembarangan terima makanan dari orang asing.
AIPDA KARINA
Eh? Tapi kan kita udah kenalana tadi malam –
ICHA
Ya tapi kita belum kenal dekat.
Tukang pintu mendengarkan sambil tertawa kecil.
AIPDA KARINA
Umur kamu berapa sih Icha?
ICHA
Enam belas.
AIPDA KARINA
Ohh enambelas. Eh iya, mama kamu ke mana?
ICHA
Pergi kerja.
AIPDA KARINA
Kerja di mana?
ICHA
Nggak boleh kasih tahu.
AIPDA KARINA
Lah..kenapa?
ICHA
Karena kakak orang asing.
Tukang pintu tertawa puas. Karina memukulnya pelan karena malu.
AIPDA KARINA
Jangan ketawa! Cepetan kerjanya!
TUKANG PINTU
Baru ini saya lihat ibu polwan dianggurin ama bocah.
KARINA
Pak Kariiimm –
TUKANG PINTU
O..ok buk siap delapan enam!
SFX : SUARA HUJAN DAN ANGIN
Pintu rusun milik Icha terbuka sendiri. Suara kaki terseret dengan bunyi kerincingan juga ikut terdengar dari belakang. Icha segera menutup pintu tanpa sedikitpun menoleh ke belakang.
SREK
SREK
Karina mencegahnya dengan berteriak.
AIPDA KARINA
Eh Icha!
Karina menuju pintu rumah Icha lalu mengeluarkan Dimas yang berdiri menangis kesakitan.
AIPDA KARINA (CONT’D)
Kamu nggak dengar Dimas manggilin kamu tadi?
ICHA
Dimas! Maafin kakak. Kakak nggak sengaja. Kakak pikir tadi bukan kamu.
AIPDA KARINA
( melirik bingung ) kamu nggak apa-apa kan Dimas?
DIMAS
( menggeleng ) kak..poop.
ICHA
Dimas poop? Ya udah ayuk masuk. Kak..maaf aku tinggal sebentar.
AIPDA KARINA
Oke.
PAGE 7 :
MONTAGE :
23. INT. RUANG TENGAH – PAGI
SFX : SUARA KILAT
Icha berdiri menunggu Dimas di depan toilet. Setelah selesai membersihkan Dimas, mereka berdua menuju dapur yang terhubung langsung dengan ruang tv.
Suara pecahan kaca menginterupsi Icha yang sedang berdiri di depan pantry.
ICHA
Dimas!
Icha memutari meja makan lalu sampai ke Dimas yang berdiri di depan dispenser air.
ICHA
Kamu mau ngapain sih?
DIMAS
Inum –
ICHA
Jangan pakai gelas. Pakai cangkir aja.
DIMAS
Maaf kak.
ICHA
Iya..kakak mau beresin ini dulu. Kamu nonton tv aja yah.
Icha jongkok mengutip pecahan kaca, Dimas berlari kecil menuju sofa. Menyalakan tv lalu tertawa dengan gembira.
ICHA
Dek –
Dimas melompat-lompat di atas sofa.
ICHA ( CONT’D)
Dek..kecilin volume tvnya –
Dimas masih terus melompat-lompat sambil tertawa.
ICHA
Dimas?
DIMAS
( Kekehan orang dewasa ) KEKEKEKEKEKE
Icha mengintip dari bawah kolong meja. Dimas masih terus melompat-lompat.
ICHA
Dek jangan lompat-lompat nanti kamu jatuh.
DIMAS
( Suara orang komat-kamit ) asadfghjkqlqbmokndsjkjaal
Icha terdiam lalu mendongak. Melihat Dimas yang kini duduk tenang di sofa sambil fokus ke depan tv.
ICHA
Dek..kecilin volumenya yah.
DIMAS
Ehm
SFX : SUARA TV RUSAK
Icha terbelalak. Ia menghentikan semua pekerjaannya mengutip pecahan kaca demi menyakinkan diri bahwa ia tak salah dengar. Suara Dimas berubah menjadi suara orang dewasa.
Icha berjongkok kembali dan mengamati Dimas dari bawah kolong meja. Dan yang ia dapati bukanlah Dimas, melainkan sepasang kaki berkulit gelap dan tentu saja berukuran orang dewasa.
SFX : SUARA GESEKAN DAN KERINCINGAN
Icha meringkuk sambil menutup mata. Kemudian ia menengadahkan kepala ke atas meja sambil membuka mata perlahan.
Sosok wanita berkepala lonjong nyengir di depan wajah Icha.
PAGE 8 :
MONTAGE :