Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
PAGE 1 .
FADE IN :
Cast : Icha, Papa Wira dan Mama Naura
ESTABLISHIING SHOT : Rumah kayu tingkat dua. Hujan deras.
1. INT. RUMAH – MALAM
SFX : Bunyi cicak mengerik
Kita melihat pintu putih gading terbuka secara perlahan. Suara gesekan pintu menyamakan langkah punggung seorang gadis yang keluar dari kamar gelapnya menuju tangga yang menghubungkan langsung ruang keluarga yang temaram.
LONG SHOT : DUA ORANG DEWASA SALING BERHADAPAN.
PEREMPUAN DEWASA ( O.S)
Kamu selalu begitu! Melampiaskan kegagalan kamu ke aku!
LAKI – LAKI DEWASA( O.S )
Kegagalan apa?! Siapa yang gagal! Pokoknya anak-anak ikut aku! Aku bisa jaga anak-anak lebih baik daripada kamu!
2. TALKING HEAD
SEORANG GADIS ( POV )
Sejak papa sama mama lebih sering bertengkar, bayangan itu..semakin sering muncul dan terlihat begitu nyata.
3. INT. TANGGA - MALAM
LONG SHOT : KAKI TERSERET DI LANTAI KAYU
Kita melihat kaki gadis perlahan menaiki tangga dengan cara mundur. Tangannya gemetaran berpegangan di pembatas tangga. Terbelalak memperhatikan bayangan hitam tinggi dengan tangan yang menjuntai sampai ke betis. Berjalan dengan kepala tertunduk dengan rambut yang menutupi wajahnya.
MONTAGE
Bayangan hitam terus berjalan dengan kaki terseret melewati dua orang dewasa dengan mudah.
Kaki gadis remaja itu akhirnya sampai kembali ke pintu kamarnya, lalu kita melihat papan kamar bertuliskan nama si pemilik kamar, ICHA. Pintu tertutup dengan keras lalu –
MONTAGE
4. INT. KAMAR ICHA – MALAM
ESTABLISHING SHOT : LAMPU DARI BAWAH PINTU
Icha naik ke atas tempat tidur lalu menarik selimut hingga menutupi kepalanya. Gemetaran mendengarkan suara kerincingan yang kian mendekati pintu kamar.
SFX : SUARA KERINCINGAN terdengar kian mendekat.
ICHA
Pergi..pergi!
5. TALKING HEAD ICHA
ICHA
Kata papa..aku anak yang cerdas dengan kemampuan imajinasi yang mengagumkan—
Icha meringkuk ketakutan.
ICHA
Dapat menciptakan makhluk imajiner yang tak biasa.
Bayangan hitam berdiri tepat di belakang pungung gadis itu. Tangannya yang panjang mencoba menyentuh selimut.
ICHA
Tapi perlahan..makhluk itu kian menyeramkan. Aku takut setiap kali ia muncul.
Bayangan itu lalu diam mengamati Icha dengan mata merah yang menyala.
CUT TO
PAGE 2.
FADE OUT :
6. EXT. HALAMAN RUMAH – SORE
ENAM BULAN KEMUDIAN
Cast : Icha, Mama Naura, Dimas
ESTABLISHING SHOT : MOBIL APV HITAM DENGAN SAU ORANG DEWASA TENGAH MENGEMAS BARANG KE DALAM BAGASI MOBIL.
Kita mengarah ke seorang wanita dewasa yang baru keluar dari dalam mobil – Naura.
NAURA
Nggak ada yang ketinggalan, kan?
Seorang anak kecil berumur lima tahun tengah menarik tangan Icha. Gadis itu melamun memandangi lurus-lurus pintu rumah berwarna putih gading.
FLASHBACK :
Kita melihat pria dewasa tengah bersenda gurau dengan kedua anaknya. Lalu SCENE berubah cepat berubah. Pria dewasa tersebut menyeret tas kopernya meninggalkan Icha dan adiknya, Dimas.
CUT BACK TO.
7. TALKING HEAD ICHA
ICHA
Setelah bercerai, papa janji akan membawa kami pergi bersamanya. Tapi nyatanya..papa malah pergi ke Yang Maha Kuasa.
8. EXT. PAGAR HALAMAN RUMAH – SORE
Naura mengemas barang-barang ke dalam mobil.
NAURA
Icha? Kenapa masih bengong di situ?
DIMAS
Kak…
ICHA
Iya.
SFX : SUARA KERINCINGAN
Icha menarik Dimas buru-buru untuk masuk ke dalam mobil. Naura memperhatikan keduanya yang langsung duduk di kursi depan tanpa berani menoleh ke manapun.
NAURA
Kenapa dek?
DIMAS
( terdiam )
NAURA
Kenapa Cha?
ICHA
Kita pergi ma! Buruan!
Naura menoleh ke kiri dan ke kanan dan tak melihat sesatu yang aneh. Ia kembali melihat Icha yang malah menekan klakson mobil mereka.
SFX : SUARA KERINCINGAN KIAN MENDEKAT. GULUNGAN ANGIN MENAMPAKKAN SEPASANG KAKI YANG BERJALAN DENGAN TERSERET-SERET.
Naura menghentakkan tangan Icha untuk berhenti menekan klakson.
NAURA
Stop Icha! Stop! Oke..kita berangkat!
Naura masuk ke dalam mobil sambil membantingnya keras. Menoleh ke arah Icha yang mematung di tempatnya sambil melirik ke arah spion.
CUT TO
PAGE 3 :
9. INT. MOBIL MPV HITAM – MENJELANG SENJA
LONG SHOT : Jalanan yang lengang dengan pemandangan hutan.
Icha memperhatikan Naura yang tengah mengendarai mobil sambil menerima telepon. Naura terdengar kesal hingga ia nyaris menyerempet kendaraan lain karena kurang fokus.
ICHA
Ma..awas!
Naura banting stir dengan cepat namun jalunya masih aman. Ia kembali melajukan mobilnya dengan kecepatan yang stabil.
NAURA
Saya sudah sabar menghadapi anda! Sudah berapa kali saya bilang bahwa pencairan asuransi itu nggak gampang. Tunggu konfirmasi dari saya. Sisa dari asuransi akan segera diberikan, kok! Jangan ganggu saya terus dengan sms norak anda itu yah!
Icha melirik mamanya yang masih bersitegang dengan di penelepon. Icha meremat ujung jaketnya untuk menghilangkan rasa gugup.
ICHA
Ma…berhenti atau maatiin dulu teleponnya ma.
NAURA
Iya Icha, bentar. Apa? Lapor polisi? Coba saja anda lapor ke polisi. Pasti hasilnya akan sama saja.
Icha mendekati stir mobil agar ia bisa meraih klakson. Namun belum sempat hal itu dia lakukan, sebuah kepala menyembul dari bawah kemudi. Tepatnya di sela-sela kaki mamanya yang tengah menyetir. Icha menjerit.
Mobil berhenti mendadak. Naura ikut terkejut lalu meredakan Icha yang masih meringkuk ke sudut.
NAURA
Icha! Kamu kenapa sih?
Icha membuka mata lalu melirik ke arah bawah kaki mamanya. Makhluk menyeramkan itu tak tampak di sana.
MONTAGE
ICHA
Mama nggak denger aku tadi ngomong apa kan? Mama nggak fokus nyetir karena orang itu.
NAURA
Ini udah mama matiin kok. Kenapa kamu jerit kayak gitu?
ICHA
Aku jerit buat berhentiin mama.
NAURA
Ya udah. Sekarang duduk tenang. Kasihan adik kamu kebangun nanti.
Mobil kembali melaju. Icha duduk kembali dengan tenang sambil kembali melirik kaki bawah.
ICHA
Kita mau pindah ke mana sih, Ma?
NAURA
Ehm..nanti kamu juga tahu.
ICHA
Kenapa kita pindah sih? Rumah itu kan masih bagus.
NAURA
Rumah itu bukan punya kita lagi –
ICHA
Maksud mama? Rumah itu mama jual?
NAURA
Iya.
ICHA
Mama bilang kita pindah sebentar supanya aku nggak ngerasa digangguin sama bayangan itu. Jadi mama bohong?
NAURA
Ya iya. Kita pindah memang karena cari nuansa baru. Biar kita nggak terus-terusan sedih mengenang papa –
ICHA
Yang Icha tahu mama nggak pernah ngerasa sedih papa udah nggak ada.
NAURA
Icha! Jaga bicara kamu yah. Mama tuh sedih kehilangan papa. Walaupun kita sudah berpisah.
ICHA
Mama bohong. Semua yang mama bilang itu kebohongan ! Mama bilang untuk atasi halusinasi aku, sekarang untuk hilangin kenangan sama papa! Aku nggak mau pindah! Aku nggak mau pindah!
NAURA
Icha jangan seperti ini sayang. Icha..tolong ngertiin mama –
ICHA
Mama pembohong..mama pembohong!
NAURA
Mama bisa jelasin ini ke kamu lagi nanti. Icha –
Icha menangis. Menutup wajahnya sambil menekuk lutut untuk meredam tangis agar sang adik tak terbangun karena dirinya.
CUT TO
FADE OUT :