Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
57. INT. RUMAH LIZA DAN DEV - KAMAR - PAGI
Liza menuruni tangga, terlihat Dev sedang duduk di sofa memasang sepatu. Tas ransel di sampingnya. Liza terus berjalan menuju dapur, mengambil air putih lalu duduk di kursi meja makan.
DEV
Aku ke Jogja dulu, nginap di rumah Ibu.
LIZA
… (meminum air)
DEV
Mungkin dengan cara aku pergi kamu bisa lebih tenang.
LIZA
Lari dari masalah?
DEV
Lari? Nggak ada yang mau lari. Lebih baik aku pergi dulu sebentar daripada kita saling panas lalu keluar kata-kata pisah. Aku nggak mau.
LIZA
Kata-kata pisah? Tanpa kamu sadari kamu sudah mengucapkan kata pisah dengan kelakuan dan sikap kamu itu, Dev.
DEV
Nah, kan. Mulai lagi.
LIZA
Kamu pikir ini masalah sepele? Kamu tidur sama perempuan lain Dev, kamu nggak merasa bersalah?
DEV
Iya aku salah.
LIZA
Jelas salah.
DEV
Lalu?
LIZA
Lalu pertanyaanku sederhana.
DEV
Apa?
LIZA
Apa yang bakal kamu putuskan jika kamu di posisi aku?
DEV
…
LIZA
Apa yang kamu lakukan jika tahu kalau aku tidur dengan laki-laki lain? (air mata mengalir di pipinya)
DEV
Aku akan mencoba memaafkan dan memperbaiki semuanya.
LIZA
(tersenyum) Sayangnya aku bukan kamu, Dev.
DEV
…
LIZA
Urus perceraian kita.
DEV
Liza Caroline… Aku salah, aku siap dapat hukuman tapi jangan perpisahan. Aku nggak bisa. (memohon)
LIZA
Urus saja dulu…
DEV
Kamu jangan semudah itu mengambil keputusan, Za.
Liza pergi ke kamar tanpa menjawab. Dev membanting tasnya hingga mengenai beberapa hiasan kaca di atas lemari dan pecah. Gerakan Liza di atas tangga terhenti mendengarnya. Ia memejamkan mata sesaat kemudian kembali naik ke atas.
FADE IN.
58. INT. RUMAH MELANIE - KAMAR - SIANG
Tia masuk ke kamar melani.
TIA
Maaf ya, gue telat. Lo gimana, Za? (khawatir, matanya berair)
Tia duduk di samping Liza, merangkul bahunya. Liza menangis. Sementara Melanie duduk di sofa kamarnya berhadapan dengan Tia dan Liza.
MELANIE
Liza mau cerai, Tia.
TIA
Za… lo yakin sama keputusan lo? Tenangin dulu hati lo.
MELANIE
Iya, gue juga udah bilang tadi. Meski pernah cerai gue nggak akan langsung setuju sama keputusan lo, Za. Lo tuh sekarang masih kacau aja lagi, lo butuh tenang.
TIA
Apa mau liburan dulu?
LIZA
Nggak ada gunanya juga… Gue sakit banget please… gue nggak tahan… (menangis)
MELANIE
Iya, Za, ngerti banget gue perasaan lo. Gue ngerti gimana rasanya dikhianati. Cara basi untuk menyakiti. Tapi kan, Dev bilang dia dijebak.
TIA
Sabar atuh sahabat gue kok gini… (menangis)
LIZA
Gue nggak mempermasalahkan dia dijebak atau nggak, tapi kok ya dia mau aja main ke rumah perempuan itu terus. Sementara gue kepikiran gitu aja nggak.
TIA
Yaudah kita liburan aja dulu deh, biar lo bisa tenang. Lo mau ke mana?
LIZA
Gue nggak mau ke mana-mana, gue cuma mau rasa sakit ini hilang.
MELANIE
Butuh waktu, Za. Sekarang lo puasin aja dulu numpahin semua rasa sakit lo.
TIA
Iya, benar, lo teriak aja di pantai nanti ya, kita temenin. Atau apa pun yang mau lo lakuin agar sakitnya reda kita temenin.
Tia dan Melanie saling tatap kemudian mengangguk.
CUT TO.
59. INT. RUMAH IBU DEV - RUANG KELUARGA - SIANG
IBU DEV
Kalian ini sama-sama egois.
DEV
…
IBU DEV
Ibu selama ini sering menyindir kalian bukan karena ibu jahat. Ibu hanya khawatir jika kalian lambat memiliki anak akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, dan ternyata benar. (menatap Dev sedih) Kalian dilanda jenuh. Terkadang rasa sayang bisa saja diwujudkan dengan marah-marah. (menahan tangis)
DEV
……………
IBU DEV
Dalam pernikahan tak ada masalah yang tak bisa diselesaikan, asal mau bersabar dan menurunkan ego masing-masing.
DEV
Liza sudah sangat kecewa, Ma.
IBU DEV
Perempuan mana yang rela melihat suaminya di rumah perempuan lain. Istri nabi sekalipun tetap cemburu, hanya saja ia tahu bahwa itu perintah Tuhan. Apalagi kamu manusia biasa, Dev. Kalian salah paham saja, hal itu membuat kalian sama-sama kecewa.
DEV
……
IBU DEV
(sambil beranjak berdiri) Pikirkan lagi, selamatkan pernikahan kalian.
DEV
……
CUT TO.