Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
65. EXT. SEKOLAH — SIANG
Seluruh siswa merayakan kelulusan. Ada yang menembakkan tepung warna ke atas langit. Ada juga yang bergiliran memberikan tanda tangan di baju mereka. Kian berdiri di tengah-tengah tidak menikmati keseruan itu.
Diana menghampirinya membawa tas hadiah. Ia tersenyum kepada Kian.
Kian seolah dapat mengekspresikan rasa bersalahnya saat melihat Diana. Saat itu juga Kian menatap Diana dengan kerinduan.
Diana tersenyum mencoba menghibur Kian
Diana memberikan tas hadiah itu kepada Kian. Kian menerimanya dan sedikit bingung. Ketika ia membuka tas itu ada kamera baru.
Kian terkejut mendengarnya.
Diana menudukkan kepalanya, ia tidak sanggup melihat wajah Kian yang penuh rasa bersalah.
Diana mengembangkan tangannya yang awalnya dikepal seperti mengikuti ledakan.
Kian sedih mendengar ucapan perpisahan Diana. Namun Ia sadar mungkin memang ini yang terbaik.
Diana memeluk Kian begitu juga dengan Kian.
66. INT. KAMAR KIAN — MALAM
Kian duduk di meja belajar. Ia mengetik naskah di laptopnya. Kita melihat catatn kecil yang bertuliskan orat-oret naskah skrip. Ada lingkaran-lingkaran pada setiap nama tokohnya. Lalu ada garis-garis yang menghubungkan lingkaran itu.
Andi masuk ke kamar Kian. Ia menghampiri Kian dan berdiri di sebelahnya cukup lama sambil menatap laptop Kian.
Kian menyadari keberadaan ayahnya dan tersenyum. Andi meletakkan brosur Universitas yang ada jurusan filmnya.
Andi meninggalkan kamar Kian. Kian melihat brosur itu dan membukanya. Ia melihat jurusan film dan terkejut. Ia kemudian menengok ke Andi yang menutup pintu Kian.
67. INT. RUMAH SAKIT — SIANG
Montage
Kevin duduk di sebelah kasur Rama. Ia meletakkan beberapa buku ekonomi di atas Kasur tepat sebelah Rama berbaring. Sementara laptopnya terbuka dan ia mengetik.
Kian datang membawa makanan. Ia duduk di sofa lalu melemparkan cemilan kepada Kevin.
Mereka berdua terlihat mengobrol seru.
68. EXT. SEKOLAH — SIANG
Malik, Andi dan kepala sekolah berdiri melihat Kian yang sedang mengarahkan talentnya. Ia terlihat sangat sibuk. Sementara Kevin duduk di dekat Kian membuka laptopnya. Ia mengunggah file filmnya ke youtube.
Ketika sedang mengarahkan para talent, ponsel Kian berbunyi. Ia mengambil ponselnya dan melihat panggilan masuk dari Wayan Sumartha. Kian mengangkat panggilan itu dan melihat Kevin.
69. INT. RUMAH SAKIT/KAMAR RAMA — SIANG
Kian dan Kevin berlarian di Lorong rumah sakit. Mereka tersenyum Bahagia dan membuka pintu kamar rama.
Senyuman lemah Rama ketika melihat Kian dan Kevin terlihat di antara celah dokter yang mengecek keadaannya.
Kian dan Kevin terharu sekaligus senang dan memeluk Rama yang berbaring. Mereka terlihat mengobrol akrab. Kian membuka laptop menunjukkan file film yang dibuatnya.
70. INT. RUANG TUNGGU RUMAH SAKIT — SIANG
Kian dan Kevin duduk di ruang tunggu. Kevin mengecek ponselnya. Sementara Kian berdiri saat pintu fisioterapi terbuka. Rama yang duduk di kursi roda keluar dari ruangan itu. Kian berinisiatif menggantikan perawat yang mendorongnya.
Sementara Kevin masih menatap ponselnya dengan tatapan tidak percaya.
Kian merampas ponsel Kevin. Ia menatap tak percaya dan bersorak Bahagia. Semua penunggu melihat mereka. Lalu mereka memelankan suaranya sambil berpelukan.
71. INT. RUMAH SAKIT — BEBERAPA HARI KEMUDIAN
Rama bersandar di kasurnya. Ia terlihat sedikit membaik. Ia kemudian menoleh ke Kevin dan Kian yang duduk sisi kiri dan kanannya. Kevin dan Kian terlihat menikmati makanan mie instan. Ditambah dengan gorengan yang ada di atas kaki Rama. Kian dan Kevin bergilir mengambil gorengan itu memakannya. Rama terlihat kesal ia kemudian melihat ke makanannya. Makanan Rama hanya semangkuh buah.
Kevin dan Kian tidak menghiraukannya. Ponsel Kian berbunyi. Ia meraba sakunya dan menekan tombol pengeras suara. Sambil makan dia menerima panggilan itu.
Kian, Kevin dan Rama terlihat Bahagia
Suara dari telpon itu meredup. Kevin, Kian berdiri dan lompat sambil berpegangan tangan.
72. INT. BIOSKOP — MALAM
Tiga tahun kemudian
Kita melihat punggung Kian yang berjalan di bioskop. Ia kemudian membuka pintu dan banyak flash kamera.
Kian dan kru lainnya bediri di depan layar untuk menutup acara screening filmnya.
Kevin datang memeluknya. Ia juga memeluk Rama.
Merek mengobrol sambil tertawa.
73. LORONG BIOSKOP — MALAM
Kian berjalan di Lorong bioskop. Ia menghentikan langkahnya saat melihat sosok Diana dari kejauhan yang menatap poster filmnya. Kian melangkahkan kakinya pelan menghampiri Diana.
Diana menoleh ramah, ia terlihat sangat ceria.
Mereka berdua Kembali canggung.
Mereka berdua diam kembali karena canggung.
Kian terlihat sedih sekaligus kecewa. Ia memberanikan dirinya bertanya.
Diana tertawa.
Mereka kembali diam canggung. Kian ingin mengatakan sesuatu.
Mereka berdua tersenyum.
Moontage shoot.
Kevin bersandar di tembok sisi lain bioskop. Ia memegang buku yang berjudul “menjadi produser”
Diana dan Kian berjalan bersebelahan malu-malu.
TAMAT.