Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
7. INT. RUANG KELAS — PAGI
Kita melihat papan kecil yang bertuliskan 11 IPS. Di dalam kelas itu para siswa membuka buku Bahasa Indonesia. Ajeng duduk di depan membuka absen. Ia memanggil anak satu per satu sambil mencontrengnya. Para siswa bergilir menjawab hadir.
Ajeng menengok dari buku absennya dan menurunkan kacamatanya.
Semua siswa saling menoleh.
CUT TO:
8. EXT. BELAKANG KELAS XI IPA 1/RUANG KELAS XI IPA 1 — SIANG
Kian memegang lehernya sambil bergetar seperti kedinginan dan berjalan lagi mendekati belakang kelas XI IPA 1.
Kian naik ke atas kursi yang sudah rusak. Kian menaikkan alisnya saat Kevin melihatnya. Kevin menggelengkan kepalanya dan mendongakkan kepalanya ke arah Guru Matematika yang sedang menulis di papan. Kian memaksanya untuk keluar namun Kevin tetap menolak. Diana yang sedang menulis kemudian mengikuti pandangan Kevin dan melihat Kian. Kian menyadari jika Diana melihatnya. Grogi karena bertatapan dengan Diana, Kian kehilangan keseimbangannya dan jatuh.
Guru matematika melihat ke sumber suara. Kian yang sedang kesakitan menyadari jika ia telah menarik perhatian.
Guru matematika terlihat bingung dan hampir menghampirinya.
Guru matematika sedikit ragu namun akhirnya mempercayai ucapan Kevin dan menulis lagi di papan. Kevin terlihat khawatir ia menoleh ke jendela kelasnya.
9. EXT. BELAKANG SEKOLAH — SIANG
Kevin berlari menghampiri Kian yang duduk bersandar pada tembok sambil memegangi pergelangan kakinya.
Kian berupa-pura menangis sambil memeluk Kevin.
Kevin mentoyor kepala Kian sambil kegelian.
Kevin membantu Kian berdiri.
10. INT. RUANG OSIS — PAGI
RAMA (17 tahun) mondar mandir di depan lemari penyimpanan osis. Ia kemudian bernapas lega saat melihat Kevin dan Kian. Namun berubah menjadi khawatir karena Kian berjalan dibantu oleh Kevin.
Kevin dan Rama bergilir mentoyor kepala Kian. Rama melihat jam tangannya seperti tidak ingin menunggu lagi.
Rama dan Kian tersenyum sementara Kevin kebingungan.
Rama memasukkan kunci dan membuka lemari penyimpanan osis.
Kita melihat stabilizer, tiga kamera baru, satu laptop dan mic. Barang-barang itu membuat Kevin terpukau.
Kevin dan Rama memeluk Kian.
Mereka bertiga bersemangat. Namun Rama tiba-tiba terdiam.
Kian dan Rama lemas seketika, namun Kevin tersenyum.
11. INT. RUANG OSIS /MOMENTS LATER — PAGI
Kian dan Rama duduk mendengarkan Kevin yang berdiri.
Kevin dan Rama memberikan tepuk tangan. Kian terlihat bingung namun ia akhirnya ikut bertepuk tangan.
Kevin menunjuk ke atas.
Kevin duduk mendekati mereka bertiga.
Kevin duduk mendekati mereka bertiga. Kian mengangguk mantap.
Tiba-tiba saat itu Andi Bersama Ajeng dan Malik masuk ke ruang osis. Kepala sekolah juga ikut masuk. Mereka bertiga terkejut lalu berdiri. Kian bergegas menutup lemari penyimpanan osis.
Andi mengisyaratkan Malik menggeledah lemari. Mereka bertiga berusaha bertahan namun akhirnya kalah juga. Andi melihat peralatan Kian di sana.
Andi mengisyaratkan Malik untuk menyita semua barang-barang mereka. Mereka bertiga berdiri lemas.
Kian terkejut. Ia kesal sekaligus sedih namun tidak bisa melakukan apapun.
CUT TO:
12. INT. KAMAR KIAN — SIANG
Kian membuka kamarnya dan melihat orang-orang mencabut kabel LCD dan proyektornya. Mereka juga mengambil laptop Kian. Tiba-tiba Andi muncul di belakang Kian. Ia meletakkan map di dekat meja Kian berdiri.
Detail: Permohonan Kebutuhan Penerima Beasiswa.
Andi menepuk Pundak Kian.
Kian menghela nafasnya tidak percaya. Tidak tega melihat anaknya yang bersedih Andi memberikan Kian Ipad.
Andi meninggalkan Kian dan berjalan keluar. Kian menghela nafasnya lemas. Ia bersandar pada meja dan tidak sengaja melihat map itu. Kita melihat pulpen.
Saat para tukang lewat membawa barang-barang Kian, Kian meletakkan map itu di atasnya.
Detail: Kian memegang pulpen di tangannya.
13. INT. KAMAR KIAN /MOMENTS LATER — SORE
Kian duduk sambil mendengarkan penjelasan guru les. Ia berpangku tangan. Ia mengarsir kertas bukunya. Ia menguap terus menerus.
Kian merebahkan dirinya di atas Kasur. Ia menulis ide cerita namun mencoretnya lagi. Lalu menulis ide cerita dan mencoretnya lagi. Ia menghela nafasnya.
14. INT. KELAS IPS — PAGI
Semua siswa terlihat mengambil buku di tasnya. Kian membuka buku catatan kecil dan menulis premis setelah itu ia bengong karena tidak mendapatkan ide. Ia mencoretnya lagi. Kian melihat sekelilingnya. Ia berdiri dan berjalan keluar. Namun ia melangkah mundur . Ajeng berjalan di depannya membawa penggaris. Kian kembali ke tempat duduk dan mendengarkan pelajaran.
15. INT. RUANG TAMU RUMAH KIAN — SIANG
Kian mendengarkan guru les yang sedang memaparkan materi. Ia kemudian menjawab latihan soal. Ketika istirahat guru lesnya minum secangkir kopi dan kue.
Kian memanfaatkan momen itu untuk menulis ide skrip. Ia menulis “premis” di buku catatannya. Namun tangan guru les itu menutupinya. Kian mendongak dan melihat guru les yang menggelengkan kepalanya. Kian hanya bisa menghela nafas lemas.