Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
1. INT. BIOSKOP — MALAM
Kita melihat popcorn yang berputar pada mesin. Kemudian di sebelahnya mesin minuman mengeluarkan susu coklat. Barista mengambil minuman itu dan memberikannya kepada ANGGI (38 tahun), ibu Kian.
KIAN (7tahun) melihat sekitar bioskop. Ia melihat anak kecil yang dipangku. Beberapa pegawai yang baru pulang kerja mengobrol dengan rekan kerjanya. Lalu beberapa orang yang berpacaran. Ada juga para keluarga yang menonton Bersama anak-anak mereka.
Anggi duduk di sebelah Kian. Ia melepaskan sepatu haknya dan bersandar karena kelelahan.
Ngapain si orang-orang ke bioskop?
Anggi tersenyum dan memegang kepala Kian.
Kian dan Anggi memperhatikan orang-orang di bioskop.
Anggi menggenggam tangan Kian.
Anggi tertawa.
Kian dan Anggi membuat janji kelingking.
Disolve To:
2. INT. KAMAR KIAN — PAGI
Kita melihat cahaya proyektor yang menyala. Proyektor dimatikan dan cahaya menghilang. Kita melihat KIAN (17 tahun) membuka gorden. Cahaya masuk ke kamarnya yang luas dan membuat Kian terlihat seperti siluet. Kian menghirup udara dan menghembuskannya. Ia mengambil tasnya di atas meja. Pada dinding dekat meja, kita melihat poster-poster film. Kian memasukkan semua bukunya. Kemudian ia melihat sekitar mencari buku sosiologi. Ponsel Kian yang menyala berada di atas meja terhubung dengan nama kontak Kevin. Ponsel itu bersebelahan dengan foto Kian kecil dan Anggi. Kian menekan tombol loudspeaker pada ponselnya. Sambil mencari buku di sekitar, Ia menelpon.
Kevin mematikan ponselnya. Sementara Kian masih mencari bukunya.
Kian tersenyum saat menemukan buku sosiologinya di bawah proyektor dan mengambilnya. Sebelum keluar kamar, ia berkaca pada cermin besar di dekat kasurnya dan membenahi kerah bajunya. Saat akan membuka pintu, ia melihat poster Hayao Miyazaki yang tertempel di pintunya. Ia tersenyum bersemangat. Kian kemudian keluar dan pintu tertutup.
3. INT. RUANG TAMU — PAGI
Kian turun dari tangga sambil bersiul. Ia membuka aplikasi belanja online dan membeli tripod. Kian berjalan melewati AYU (mbak Kian 40 tahun) yang sedang mengepel lantai. Ayahnya, ANDI (56 tahun) duduk di sofa menengok ke arah Kian.
MALIK (38 tahun) guru olahraga Kian yang sedang meminum secangkir kopi terkejut. Malik menoleh ke arah Kian dan pandangan mata mereka bertemu. Kian memutar bola matanya.
Andi menghampiri Kian sambil membawa koran di tangannya.
Kian seolah bisa membaca Gerakan pukulan Andi. Ia menghindari pukulan dipantatnya, bahunya dan kepalanya. Semua pukulan Andi tidak ada yang mengenai Kian.
Andi emosi melihat Kian terus menghindarinya. Ia merebut pengepelan dari Ayu dan hampir memukulnya namun Ayu menghalanginya dan Malik berusaha menghentikannya.
Kian berhasil lolos dari celah Ayu dan Malik.
Kian menoleh dan ia menghindari lemparan pengepelan yang nyaris mengenainya. Sambil tertawa bangga Kian pergi dari rumah.
Kita melihat foto almarhum Anggun yang tersenyum.
4. EXT. LORONG SEKOLAH — PAGI
Seluruh siswa tiba di sekolah. Mereka berjalan ke kelasnya masing-masing. Ada juga yang mengobrol di depan kelas. DIANA (17 tahun) berjalan sambil membagikan brosur kafe yang baru buka. Beberapa anak ada yang menerimanya dan memasukkannya ke kantong, ada juga yang berjalan beberapa langkah lalu membuangnya. Diana memungut brosur “croissant & coffee” yang dibuang.
Diana menghela nafasnya. Ia memasukkan semua brosurnya ke dalam tasnya. Setelah itu ia berbelok ke ruang guru. Kian dan Kevin berjalan dibelakangnya dan melewatinya. Sambil merangkul Kevin, diam-diam Kian menengok ke belakang tersenyum melihat Diana.
Kian terlihat berpikir sebentar dan tersenyum karena menemukan ide.
Kevin mentoyor Kian. Tepat di depan kelas 11 IPA 1 mereka menghentikan langkahnya.
Kevin masuk ke kelas.
CUT TO:
5. INT. RUANG GURU — PAGI
Diana yang masih menggendong tasnya masuk ke ruang guru. Ia menghampiri Ajeng (36 tahun) yang sedang minum secangkir kopi.
Ajeng tersenyum gemas. Diana duduk di depan meja Ajeng, ia mengamati bando Ajeng yang bewarna kuning. Pengamatannya berhenti Ketika menyadari Ajeng meletakkan formulir di atas mejanya.
Diana melihat formulir itu.
Ajeng seperti mengabaikan pendapat Diana. Diana memikirkan cara untuk menghindari lomba ini dan ia teringat pada brosurnya. Diana membuka tasnya dan memberikan brosur itu.
Ajeng mengambil brosur itu. Ia kemudian menghela nafasnya. Ajeng mengambil kembali cangkir kopinya.
Ajeng berdiri dan menghampiri Diana. Ia memeluk Diana dan kepalanya ndusel-ndusel di kepala Diana. Sementara Diana terlihat tidak memiliki pilihan lain.
CUT TO:
6. EXT. HALAMAN SEKOLAH — PAGI
Kita melihat semua siswa berbaris dan para guru berbaris di seberang siswa. Kepala sekolah berdiri di tengah memberikan ceramah dengan suara rendah. Kevin melempar batu ke arah Kian yang berbaris pada kelas IPS. Kian menoleh. Kevin mengisyaratkan agar Kian menghampirinya. Kian melihat ke depan dengan waspada lalu berjalan mendekati Kevin pada celah-celah barisan. Setelah sampai Kevin menyodorkan ponselnya. Tapi Kian terlihat tidak tertarik dan tidak peduli.
Kevin memukul kepala Kian.
Semua orang bertepuk tangan. Otomatis Kevin dan Kian ikut bertepuk tangan sambil menghadap ke depan. Kian melihat Diana menyalami kepala sekolah. Setelah menyalaminya Diana berjalan ke arah barisan.
Diana baris pada barisan Kevin. Kian memperhatikan Diana sambil tersenyum meski Diana tidak menyadari keberadaannya. Kian tetap memperhatikannya lalu ia tidak sengaja melihat sepatu Diana yang robek. Ia terlihat sedang berpikir namun senggolan Kevin membuyarka pikirannya.
Malik muncul di belakang mereka dan berdehem keras.
Kevin dan Kian menundukkan kepalanya mereka saling menyenggol. Malik memukul kepala Kevin dengan koran namun saat akan memukul kepala Kian ia berdehem dan melipat tangannya ke belakang
Kian berlari ke barisan kelasnya. Saat itu Diana diam-diam memperhatikannya.