Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Muda Membara
Suka
Favorit
Bagikan
9. Scene 52-58

52. EXT. HALAMAN SEKOLAH — SORE

Kian, Rama dan Kevin duduk di pinggir halaman sekolah memakan es krim.

Kevin
Cepet banget waktu berjalan, bulan depan lagi udah Asesmen Nasional.
Rama
Sekarang kita udah 18 tahun aja
Kian
Gue punya waktu tiga tahun lagi.

Kian berdiri dan gelisah.

Kian (CONT’D)
Ini gak bisa dibiarin, gue harus ketemu produser.
Kevin
Sepantauan gue gak ada produser yang lagi liburan ke Bali.
Kian
Gue yang bakalan nyamperin produser.

Kian mengambil ponselnya di saku. Ia mencari jadwal penghargaan film. Kian mengeklik festival film Yogyakarta yang akan diadakan bulan depan.

Kian (CONT’D)
Gue bakalan ke Jogja bulan depan
Kevin
Lu gila, bentar lagi kita bakalan Assesmen Nasional.
Kian
Gue gak peduli

Kian penuh dengan semangat dan percaya diri. Ia pergi meninggalkan Rama dan Kevin.

53. INT. RUANG TAMU — SIANG

Kian mengikuti les dengan sungguh-sungguh. Ia mendengarkan semua perkataan gurunya. Andi melihatnya belajar. Di sela-sela gurunya meminum air dan makan kue. Kian berpura-pura menyalin materi padahal ia menulis premis. Sesekali ia melihat ke buku pelajaran. Sesekali juga ia menulis namun matanya mengarah ke buku pelajaran. Itu dilakukan untuk mengelabuhi guru lesnya.

54. INT. KAMAR KIAN — MALAM

Kian tidur di kasurnya memakai selimut dan lampunya telah mati. Andi membuka pintu kamar memastikan Kian sudah tertidur atau belum. Setelah itu ia menutup pintu kamarnya lagi. Kian lalu membuka selimut dan menyalakan lampu belajar. Ia kemudian menulis pada buku catatan kecilnya.

55. INT. KELAS — PAGI

Kian duduk mencatat. Buku Bahasa Indonesia terbuka. Ajeng mengangguk melihat Kian yang bangga karena mau mendengarkan. Padahal Kian sedang menulis orait oret naskah skrip.

54. INT. KAMAR KIAN — MALAM

Kian melipat baju-bajunya dan memasukkannya ke dalam tas. Ia mengambil print out skrip. Kevin duduk di atas kasurnya melihat Kian yang terlihat sangat sibuk.

Rama
Kian lu yakin gak bakalan ngasi tau papa lo? Kalo kita bakalan ke Jogja?

Kevin masuk ke kamar Kian.

Kevin
Kita berangkatnya pake travel, gue udah nemu mobil travel yang murah. Nanti kalo udah sampe di jawa kita naik bus.
Kian
Kalian yakin mau ikut?
Kevin
(Mengangguk) kan gue juga punya mimpi jadi produser. (Ke Rama) lu kenapa ikut?
Rama
Pengen aja. Seru aja kayaknya berpetualang. Selama ini gue ikut lomba dan pasti menang. Tapi kalo petualangan nyari produser ini bikin gue berdebar karena gak tau akhirnya gimana.

Diana mengetuk pintu yang terbuka. Ia tersenyum lebar dan masuk. Kian mengisyaratkan Rama dan Kevin untuk pergi. Kevin menarik tangan Rama keluar dan menutup pintu.

Kevin (CONT’D)
Kian jangan remake film dua garis biru.

Diana tertawa mendengar Kevin sementara Kian langsung memeluknya.

Kian
Kamu gak bales chat aku.
Diana
Ponsel aku masih dibenerin

Kian mengangguk, lama ia menatap Diana.

Kian
Bisa gak ya aku hidup tanpa kamu selama seminggu.

Diana kebingungan dan melepaskan pelukan Kian. Ia melihat barang-barang Kian yang sudah terpacking.

Diana
Kamu mau kemana?
Kian
(memukul jidat) aduh aku lupa ngasi tau ya. Aku mau ke Jogja karena ada festival film di Jogja dan di sana pasti ada produser-produser.

Diana terkejut sekaligus tidak habis pikir.

Kian (CONT’D)
Jadi aku gak perlu ngejar-ngejar produser. Langsung ketemu di sana dan langsung aku serahin naskahnya.
Diana
Kamu gila ya? Kamu sadar gak sih kita bakalan ada asesmen nasional?
Kian
Sadar tapi ini mimpi aku.
Diana mengatur nafasnya.
Diana
Kapan berangkatnya?
Kian
Besok.

Diana melihat Kian penuh dengan kekecewaan.

Diana
Kenapa kamu gak diskusiin ini ke aku Kian? Sebenarnya aku ini pacar kamu atau bukan sih?
Kian
Kok kamu ngomong gitu sih? Aku sayang sama kamu Diana. Aku lupa karena sibuk nyiapin naskah. Aku lupa karena terlalu excited untuk ngejar mimpi aku.
Diana
Kian hidup itu gak sepenuhnya ngejar mimpi, kita harus realistis dan bikin prioritas, paham mana yang penting atau gak. Asesmen nasional penting sementara…

Kian memandang Diana skeptis. Diana menghela nafasnya.

Kian
Diana kamu gak paham sama perasaan aku. Gini apa yang aku rasain sama kayak apa yang kamu rasain Ketika pengen masuk UI.
Diana
Terluka. Rasanya Terluka Kian. Karena aku gak bakalan masuk UI.

Kian terkejut.

Diana (CONT’D)
Aku bakalan kuliah di Singapura jurusan akuntansi.

Kian tidak percaya.

Kian
Bohong aku tau kamu. Mimpimu itu masuk kedokteran UI.
Diana
Kian gak semua orang bisa raih mimpi mereka, ada juga yang cuma jadi renungan tiap malam. Hidup itu harus realistis. Keputusan kamu ke Jogja gak realistis, kamu terlalu terburu-buru.

Kian menggelengkan kepalanya.

Kian
Pandanganku sama kamu beda, bagiku apapun bakalan aku lakuin supaya bisa dapetin mimpiku entah itu realistis atau gak. Aku gakmau jadiin mimpiku renungan tiap malam.

Diana menggeleng tidak percaya. Diana diam sebentar seperti mendapatkan kesimpulan dari pembicarannya dengan Kian.

Diana
Kamu macarin aku karena suka sama diri aku atau macarin aku karena pemikiranku? Pemikiranku untuk bantu kamu ngeraih mimpi kamu.

Kini giliran Kian yang menatap Diana tidak percaya.

Diana (CONT’D)
Setelah aku inget-inget kebayakan obrolan kita selalu bahas tentang ide cerita filmmu. Semua tentang kamu dan mimpimu umur 21 tahun filmnya tayang di bioskop.

Kian mengatur nafasnya. Ia terlihat sangat kecewa.

Kian
Jadi itu yang kamu rasain tentang aku?

Diana tidak tega melihat Kian.

Diana
Kalo kita memang pasangan dengerin saranku, jangan pergi ke Jogja.

Diana keluar dari kamar Kian terburu-buru. Ia membuka pintu dan melewati Rama dan Kevin. Rama dan Kevin melihat Kian prihatin.

56. INT. KAMAR KIAN — PAGI

Kian menulis surat yang ditujukan untuk Andi “papa aku ke Jogja aku bakalan jadi sutradara. Papa gak usah khawatir aku akan baik-baik aja”. Kian meletakkan surat itu di atas meja. Ia menutup pintu kamarnya.      

Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar