140.INT.KANTOR JULI-SIANG
CAST:JULI, ARIIN, RACHEL
Juli bersama Ariin dan Rachel sedang membahas sebuah festival film.
ARIIN
(Menulis di papan tulis kaca di ruangan tersebut)
Ini asli keren banget Li, kalo aja kita bisa ikut kompetisi ini dan menang justru bisa menjadi batu pijakan pertama untuk PH Lo. Menurut gue ini oke banget ni.. Lo gimana Chel.
RACHEL
Gue setuju sama Ariin, gimana pun ini peluang besar buat kita..
JULI
(Mempertimbangkan masukan dari Ariin dan Rachel)
RACHEL
Tapi terus terang, kalo kita mengirim karya atas nama perusahaan Lo ini bisa jadi dua kemungkinan. Satu, bisa jadi kesempatan buat memperbesar nama PH. Kedua, karna PH ini baru kita harus punya nilai perfect untuk karya yang bakal diikut sertakan di ajang ini. Saingan kita juga PH yang udah terkenal dengan karya-karyanya.
ARIIN
Iya Lo benar juga, cuman yaa menurut gue kita bisa. Lagian Li, Lo pernah jadi sutradara untuk film KRI Dewaruci kan? Trus juga karya pertama kita berhasil tayang.
RACHEL
Yaa, setidaknya kita bisa pakai nama Lo dulu Li untuk festival itu.
JULI
Oke! Gue setuju, kita bakalan ikut festival film tahun ini.
ARIIN
Good decision!
JULI
Untuk menghemat waktu, kita segera meet dan bentuk tim kecil dulu. Rin, Lo yang take care yaa! Chel Lo tolong bantu ngumpulin tim yaa. Dan gue percayakan buat Ariin jadi sutradara dari film ini. Rachel Lo jadi Line Produser gue.
ARIIN
Oke!
RACHEL
Siip..
CUT TO:
141.EXT.PANTI ASUHAN-SIANG
CAST:JULI, ARIIN, ELANG, PUTRI, HATTA, EXTRAS
Terlihat proses syuting sedang dilaksanakan, Ariin sang sutradara tampak serius. Para crew sedang dalam tugasnya masing-masing. Ariin menatap sekilas jam tangan dan meneriakkan tanda break. Ariin menghampiri Juli yang duduk beralaskan tanah.
ARIIN
(Berteriak)
CUT!!All crew, we are break!
ELANG
Oke! Semua kita break dulu.
ARIIN
Ta, habis ini scene berapa?
HATTA
Scene sepuluh sampe tiga belas. Estimasi bisa sepuluh scene hari ini. Ini kan udah enam scene, tinggal empat scene.
ARIIN
Oke! Lo yang urus yaa perintilan-nya.
HATTA
Iya siip.
ARIIN
Ya udah, nanti sebelum take itu set sama talent udah harus oke. Gua ke sana dulu.. (Menghampiri Juli)
JULI
(Duduk sendiri)
ARIIN
Napa lo?
JULI
(Memberi segelas kopi pada Ariin)
ARIIN
Gracias..
JULI
Gimana lancar take hari ini?
ARIIN
Iya Alhamdulillah. Ehh nanti aja laporan yaa, udah ready sih cuman kemarin ketingga lan di rumah. Belum sempat ngambil gue.
JULI
Iye, lo kirim soft copy aja ke email gue..
ARIIN
Oke!
JULI
Gue udah ngomong ke Bu Winda biar kebutuhan syuting bisa lancar.
ARIIN
Thanks, tapi yang lo omongin kemarin benar lho.
JULI
Kemarin? Yang mana?
ARIIN
Yang masalah lho gugup jadi sutradara film dewaruci itu.
JULI
Haaa, nyahoo lo sekarang! Rasain! Giliran gue lo judge mulu!
ARIIN
Yaa, sorry dong. Gua sok ngejudge lo padahal sama aja sih.
JULI
Minum kopi dua liter aja sono!
ARIIN
Itu mah nyari penyakit!
CUT TO:
142.INT.KAMAR PANTI ASUHAN-SIANG
CAST:JULI, DIMAS, BU WINDA, HATTA
Juli tengah memeriksa ruangan bersama Hatta, Juli tidak sengaja melihat Dimas. Seorang anak yang sedang asyik dengan kegiatan melukis-nya, Juli menghampiri Dimas dan mengajaknya berbincang namun Dimas tidak merespon. Ia terus melukis, Bu Winda datang menghampiri Juli dan Dimas.
HATTA
Ini ruangannya kak, rencananya bakal dibangun set di sini untuk scene lima belas..
JULI
Propertinya gak banyak yaa di set ini?
HATTA
Gak kak, paling di tambah dikitlah..
JULI
(Tak sengaja melihat ke arah Dimas)
Oke Ta. Lo urus aja, gue ke sana dulu.
HATTA
Oke..(Meninggalkan Juli)
JULI
(Menghampiri Dimas)
Adik bikin apa? Wahh, gambarnya bagus yaa. Nama kakak Juli, nama adik siapa?
DIMAS
(Diam dan terus melukis)
JULI
Nama adik siapa?
BU WINDA
Dimas.
JULI
(Menoleh)
BU WINDA
Namanya Dimas..(Menghampiri Juli dan Dimas)
JULI
Maaf bu, tadi saya lagi memeriksa ruangan yang saya pinjam untuk take scene lima belas. Ngak sengaja lihat Dimas..
BU WINDA
Iya, ngak apa-apa. Dimas, ibu ke depan dulu yaa. Nanti kalau udah selesai melukisnya taruh lagi di tempat biasa.(Mengusap kepala Dimas)
CUT TO:
143.INT.PANTI ASUHAN-SORE
CAST:JULI, BU WINDA
Juli menatap hujan yang turun dari balik jendela, Bu Winda menawarkan teh hangat pada Juli.
BU WINDA
Minum dulunya tehnya nak..
JULI
Makasih bu, jadi bikin ibu repot nih..
BU WINDA
Ngak apa-apa.. Dimas itu jarang bisa dekat sama orang. Dia tidak bicara, main yaa sendiri. Tapi ngak nakal.. (tertawa)
JULI
(Tersenyum)
Dia ahli lho bu kelihatannya pintar juga..
BU WINDA
Orang tuanya ngak tau kemana. Ibunya pergi begitu saja, ayahnya hanya sekali pernah mampir dan melihat kondisi Dimas. Walaupun saya merasa Dimas tidak dalam kondisi baik, ngak ada yang bisa saya lakukan untuk Dimas.
JULI
Di antara anak-anak di sini, saya melihat Dimas anak yang pinter. Saya yakin, Dimas bia tumbuh dengan caranya sendiri.
BU WINDA
Lho sepertinya, Juli baru bertemu udah kenal Dimas?
JULI
(Tersenyum)
Saya tumbuh tanpa ibu, dari kecil diasuh sama ayah saya Bu Winda. Dari memandikan saya, memasak, mencuci baju saya. Semuanya di-kerjain sama ayah saya. Sempat tinggal sama ibu tapi yaa gak senyaman sama ayah. Alasan ekonomi jadi penyebab semuanya, perlakuan ibu saya membuat saya sakit tapi saya ngak bisa bicara kala itu. Yaa, setiap orang punya masa lalu buruk kan bu? Terkadang itu masih membekas dan sulit lupa..
BU WINDA
Setiap anak itu berharga, orang tua kadang khilaf berbuat kesalahan besar, mereka ngak sadar. Apa yang mereka lakukan berpengaruh untuk anaknya.
JULI
(Mengangguk)
BU WINDA
Ibu tidak tau bagaimana kisah nak Juli. Tapi apa saja yang terjadi pada kita di dunia ini itu karena kita mampu menghadapinya. Ayah nak Juli menurut ibu orang yang bertanggung jawab. Dialah madrasah pertama untuk nak Juli, jadi jangan mengecewakan ayahmu nak..
JULI
Iya bu, insyaallah tidak akan. (Tersenyum)
BU WINDA
(Tersenyum)
CUT TO:
144.EXT.SELASAR-MALAM
CAST:JULI, ARIIN, ELANG
Juli duduk bergabung dengan Ariin dan dan Elang di selasar panti asuhan.
JULI
(Menghampiri Ariin dan Elang)
ARIIN
Dekat banget ama Bu Winda lo.
ELANG
(Tertawa)
Nemu ibu ketemu gede lo?
JULI
Nyindir mulu lo!
ARIIN
Iya dehh, yang baru ketemu ibu.
JULI
Sekali lagi lo ngomong gue diskon gaji lo!
ELANG
Rasain lo Rin..
JULI
Lo juga!
ELANG
Ampun dah mak, galak banget lo.
ARIIN
Tau nih!
JULI
Jangan ngomong aja lo pada, kerjaan gimana?
ARIIN
Aman buk, paling weekend udah finish semua. Don't worry!
JULI
Yang bener! Bohong gue diskon lima puluh persen gaji lo. Lo berdua!
ELANG
Ngeri amat lo jul! Bos paling garang yang pernah gue temuin nih orang-nya!
JULI
Muji gue lo!
ARIIN
Pede banget lo!
JULI
(Menjentikkan jari)
Harus!
ARIIN
(Menatap aneh pada Juli)
CUT TO:
145.EXT.HALAMAN PANTI-SIANG
CAST:JULI, ARIIN, EXTRAS CREW
Dimas menghampiri Juli dan memberikan lukisan padanya, lukisan itu berisi gambar Juli tampak samping ketika ia sedang menatap jendela kemarin sore.
DIMAS
(Ekspresi diam menghampiri Juli)
JULI
(Menoleh)
Dimas? Kenapa?
DIMAS
(Memberikan lukisan pada Juli)
JULI
Wahh, bagus yaa..(Mengusap kepala Dimas) Pintar yaa kamu.. makasih.
DIMAS
(Meninggalkan Juli)
FADE OUT: