Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
INT. MOBIL - CONTINOUS (FLASHBACK)
Pintu mobil tertutup, tangan tiara menarik sabuk pengaman lalu menggaitkannya sedangkan tangan yang satunya lagi memutar kunci untuk menyalakan mobil. Suara mobi menyala lalu mobil pun berjalan. Tiara mengeluarkan HP dari tasnya lalu mencari nomor, dan berhenti di nomor bertuliskan "KAK CAKRA". Ia membuat panggilan.
TIARA
Ayo angkat dong kak ayo.
Teleon tidak di angkat oleh cakra, Tiara semakin panik dan mencob menghubunginya lagi.
TIARA
Kak Cakra angkat kak...
Suara telepon diangkat.
CAKRA (ON PHONE)
Halo tiara. Maaf tadi
abis dari kamar mandi, ada apa?
TIARA
Kak...Ini Kak Aksa
CAKRA (ON PHONE)
Aksara kenapa?
TIARA
Dia pergi kak...
CAKRA (ON PHONE)
Pergi? pergi kemana?
TIARA
Gatau kak, ini aku lagi ngikutin dia.
Dia pake motor tapi pas tadi
aku samperin tuh kaya lagi mabok banget.
Aku khawatir kak.
CAKRA
Yaudah sekarang share lokasi kamu,
nanti aku nyusul kesana.
Kamu hati-hati.
TIARA
Iya kak.
Tiara mematikan telepon lalu mengirimkan lokasinya kepada Cakra. Dari kaca depan mobil terlihat Aksara mengendarai motor dengan agak ngebut. Jalanan agak sepi malam itu sehingga Tiara bisa mengikuti Aksara dengan mudah. Satu persatu persimpangan di lewati. Tiara semakin panik melihat Aksara yang tidak kunjung berhenti. Jalanan kota mulai berubah ke daerah yang agak gelap. Tiara semakin panik namun Ia sedikit mengenali daerah itu. Ia pun kembali menelepon Cakra.
TIARA
Ayoo angkat kak...
CAKRA (ON PHONE)
Halo, gimana Ra sekarang?
Ini aku di jalan.
TIARA
Ini aku masih ngikutin Kakak,
jalananya aku kenal, ini jalanan
ke tempat resepsi pernikahan
Kakak sama Kak Nada.
CAKRA (ON PHONE)
Ngapain dia kesana?
TIARA
Gatau kak, aku cuman takut
Kak Aksa kenapa napa dijalan,
dia bawa motor ngebut banget,
terus lagi mabok juga.
CAKRA (ON PHONE)
Okedeh aku ngebut juga.
Kamu hati-hati!
TIARA
Iya kak, Kak Cakra
juga hati-hati ya.
Telepon di tutup, lalu Tiara fokus kembali mengemudi. Tak lama kemudian Aksara berbelok ke sebuah restoran. Restoran yang digunakan sebagai tempat acara resepsi pernikahannya dengan Nada. Tiara pun ikut berbelok ke tempat tersebut. Terlihat Aksara memarkirkan motornya, Ia membuka Helmnya dan menyimpannya di spion motor. Tiara memarkirkan mobilnya juga dekat dengan motor Aksara, namun ia hanya memperhatikan gerak gerik Aksara dari mobil dan tidak turun dari mobilnya. Aksara berjalan ke arah pintu restoran dan melirik kenan dan kekiri seperti sedang mencari sesuatu. Tiara semakin penasaran dengan tingkah Aksara.
INT. RESTORAN- COUNTINOUS (FLASHBACK)
Didepan pintu restoran Aksara berdiri dan terus mondar-mandir seperti sedang mencari sesuatu. Kondisi restoran sudah mulai sepi karena akan tutup sebentar lagi. Dari kejauhan seorang pelayan menghampiri Aksara.
PELAYAN
Maaf mas, ada yang bisa saya bantu?
Aksara berbalik dan menghadap pelayan tersebut, dengan gelagat masih tidak bisa diam.
AKSARA
Mbak, sopir valet yang
kerja disini mana ya?
PELAYAN
Sebelumnya maaf, masnya mau
parkir atau ngambil mobil?
AKSARA
Bukan mbak, saya ada perlu sama orangnya.
PELAYAN
Ohh, sopir vallet yang
mana ya mas kalo boleh saya tau?
AKSARA
Cowo, lebih pendek dari saya,
rambutnya cepak.
PELAYANAN
Namanya mungkin mas bisa di sebutkan
AKSARA
Aduh saya gatau namanya.
Tapi dia pernah markirin mobil saya dulu.
PELAYANAN
Maaf mas, saya gabisa bantu kalo gitu,
ada yang bisa saya bantu lagi mas?
Dari kejauhan seorang pria datang mengenakan baju hitam. Ia membawa tas di pundaknya dan jaket di tangannya menandakan baru selesai shift bekerja.
AKSARA
Nah itu dia orangnya.
Aksara menunjuk ke seorang pria yang baru datang tersebut, pelayan itu pun melihatnya. Aksara bergegas menghampiri pria itu. Pria itu adalah seorang satpam sekaligus sopir vallet.
AKSARA
Hey!
SOPIR VALLET
Ehh, Pak Aksara ya?
AKSARA
Masih kenal gue ternyata.
SOPIR VALLET
Kenal lah Pak. Saya turut berduka
cita ya Pak atas kepergian Istri Bapak.
AKSARA
Jadi lo udah tau kalo istri gue meninggal?
Aksara menarik kerah baju Sopir Vallet itu. Sang Sopir Vallet panik dan kaget melihat apa yang Aksara lakukan.
SOPIR VALLET
Kenapa ini pak?
AKSARA
Gausah sok bego deh,
Lo kan yang bikin gue kecelakaan?
SOPIR VALLET
Saya ga ngerti pak maksudnya apa?
Sopir vallet itu ketakutan oleh Aksara yang sedang emosi. Mata Aksara merah, dan mulutnya yang beraroma alkohol membuat Sopir itu Semakin ketakutan.
AKSARA
Jangan pura-pura bego deh lo!
dulu yang parkirin mobil gue
sebelom kecelakaan kan Lo.
SOPIR VALLET
Iya pak, saya cuman parkirin aja.
AKSARA
Jangan boong deh, Gue tau lo
yang sabotase mobil gue sampe
bisa hilang kendali kan.
Gara-gara lo Nada tewas disana.
SOPIR VALLET
Demi Allah pak saya cuman parkirin aja.
AKSARA
Masih boong aja, Cuman Lo
yang punya Akses naikin mobil
gue saat itu.
SOPIR VALLET
Iya mas Mbak Nada yang ngasih
saya kunci dan suruh markirin
mobil nya, tapi cuman itu kok mas.
AKSARA
Kalo cuman itu, kenapa waktu
itu lama banget sampe gue nunggu?
SOPIR VALLET
Saya susah nyalain mobilnya mas,
Akhirnya saya minta bantuan
temen saya buat dorong.
AKSARA
Banyak bacot lu.
Aksara mendorong Sopir Vallet itu hingga terjatuh. Ia seperti akan menghajarya. Dari arah parkiran, Cakra berlari ke arah Aksara dan memeganginya. Di belekangnya Tiara mengikuti.
CAKRA
Woi Aksara! Apa-apan sih?
AKSARA
Ngapain lo kesini! Lepasin gue!
CAKRA
Sadar! Lo gaboleh kaya gini!
TIARA
Kakak apa-apaan sih!
Kenapa nyerang orang yang ga salah.
AKSARA
Ga salah? Dia yang sabotase
mobil gue sampe kecelakaan!
TIARA
Jangan ngaco dek kak! Malu maluin aja.
CAKRA
Denger kata dek lo,
Lo ga seharusnya kaya gini.
Aksara mulai tenang dan tidak lagi berusaha melepaskan diri dari hadangan Cakra. Aksara lalu berjalan tertunduk, tangannya memegangi kepalanya dan sesekali mengacak ngacak rambutnya. Ia kelihatan sangat bingung dan marah. Aksara kemudian duduk di tangga, kedua tangannya menutupi wajahnya.
Cakra berjalan ke arah Sopir Vallet yang terjatuh dan coba untuk membantunya terbangun.
CAKRA
Maaf ya pak.
Sopir Vallet itu hanya menganggukan kepalanya pada Cakra. Cakra terlihat malu terhadap Sopir Vallet itu. Sopir itu lalu pergi dari sana.
Tiara menghampiri Aksara yang duduk di tangga. Tiara duduk di samping Aksara dengan menghadap ke arahnya. Tiara terlihat sangat kesal melihat Aksara.
TIARA
Kakak kenapa sih? Aku khawatir kak,
cape tau liat kakak kaya gini terus.
AKSARA
Kenapa ga ada orang lain yang salah selain gue?
Kenapa semua ini harus karena kesalahan gue.
TIARA
Selalu aja tentang siapa yang salah.
Ga ada yang salah, semua kecelakaan.
AKSARA
Tapi kenapa semua ini ngerenggut
kebahagiaan gue, kenapa semua ini
ngerenggut kebahagiaan Nada juga.
Baru aja saat itu gue bahagia.
Tapi kebahagiaan itu hilang lagi.
Gue payah, gue gabisa menepati janji
gue ke Nada, janji gue buat bawa dia
ke tempat yang dia mau, buat bikin dia bahagia.
CAKRA
Apa cuman itu cara lo bikin dia bahagia?
Apa lo sadar, kalo Nada liat lo
kaya gini, dia ga bakalan bahagia?
TIARA
Mba Nada udah ga ada,
mungkin dia harusnya udah tenang
di alam sana. Tapi apa Mba Nada
masih bisa tenang kalo ngeliat ternyata
kematiannya bikin pria pujaannya
malah jadi kaya gini?
Aksara semakin menundukan kepalanya menahan tangis. Senggukan demi senggukan keluar dari Aksara. Tiara mendekati Aksara lalu memeluknya.
TIARA
Aku yakin impian Mba Nada
bukan cuman pergi ke Paris bareng Kakak.
Aku yakin bukan itu hal utama
yang bikin Mba Nada bahagia.
Mbak Nada pernah cerita,
yang bikin dia bahagia adalah
kehadiran Kakak di sisinya, yang bikin
dia bahagia adalah saat dia
tau Kakak bahagia. Mbak Nada bakal
sedih kalo tau Kak Aksa juga sedih.
Mbak Nada bakal sangat kecewa kalo
tau Kakak jadi kaya gini.
Tapi Mbak Nada yang aku kenal
itu sayang banget sama Kakak.
Apapun kesalahan Kakak bakal di maafin
asalkan Kakak mau berusaha berubah.
Aksara semakin menenggelamkan dirinya dalam pelukan Tiara dan menangis.
AKSARA
Kakak udah kaya gini masa
masih dimaafin sama Nada?
AKSARA
Kak Nada pasti maafin asalkan
Kakak janji bakal berubah.
AKSARA
Maafin Kakak ya ra.
CAKRA
Kalo lo bikin gue panik
lagi, gue hajar lo.
Aksara bangkit dan menatap ke arah Cakra dengan mata sembab.
AKSARA
Gue pegang kata-kata lo.
CAKRA
Ih anjing jelek banget lo abis nangis
AKSARA
Bangsat lo!
Mereka bertiga tertawa bersama dan Aksara berusaha menghapus air matanya.