Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
INT. RUMAH - TENGAH MALAM
Aksara mematikan rokoknya ke asbak lalu menuangkan minuman ke dalam gelas. Aurora pun menyodorkan gelasnya untuk meminta di isi juga.
AKSARA
Gue selalu nabung buat tiket ini
sampe akhirnya bisa gue dapetin.
Saat itu tinggal cari momen
yang tepat buat ngasih kejutan,
dan gue pikir setelah pernikahan bakal
jadi saat yang pas. Kebahagiaannya
bakal berlipat lipat. Tapi ternyata
Nada ga sempet dapet apa yang jadi mimpinya.
Semua itu gara-gara gue,
gue marah dan kecewa sama diri sendiri.
AURORA
Itu kan kecelakaan,
jangan jadi nyalahin diri sendiri.
AKSARA
Kalo saat itu gue merhatiin jalanan,
mungkin ga akan kejadian kaya gini.
AURORA
Berati kejadian itu juga
penyebab kenapa pas tadi kita neduh,
Lo diem terus pas hujan?
AKSARA
Setiap hujan apalagi petir,
kejadian itu tiba-tiba terlintas di kepala.
Tiket ini mau gue kasih ke Nada pas
di mobil sepulang pernikahan.
Gue simpen tiketnya di dashboard depan dia
biar dia bisa langsung ngebuka,
tapi momen itu ga keburu.
AURORA
Jadi unfinished business
yang lo maksud adalah karena
lo belom sempet ngasih tiket itu?
AKSARA
Bukan cuma itu, gue ngerasa masih
terlalu banyak utang janji yang
gue ga sempet bayar ke Nada.
Salah satunya mimpi dia yang ini.
Aksara menyimpan tiket itu di meja lalu mengambil sebatang rokok dan menyalakannya.
AURORA
Kenapa ga coba untuk bayar
semua mimpi itu sendiri,
Istri lo juga pasti pengen lo bahagia.
AKSARA
Buat apa? Mimpi ini milik berdua,
rasanya ga akan sama kalo
gue ngelkuin semua itu sendiri.
AURORA
Tapi Nada akan lebih sedih kalo ternyata
mimpinya ga lo lanjutin, kalo ngeliat lo malah
terus nyalahin diri sendiri kaya gini.
AKSARA
Lo tau apa? Lo bahkan
ga pernah ngerasain
apa yang gue rasain!
Aksara menghisap rokok yang Ia pegang, setelah itu ia meundukan kepalanya ke arah kedua lututnya. Nafasnya mulai tak beraturan, Ia coba untuk menahan tangis tapi tangisan itu tak tertahan.
AURORA
Hey...Aksa.
Aurora memanggil aksara dengan nada pelan, wajahnya berubah prihatin melihat kondisi Aksara. Aurosa turun dari kursi lalu duduk di samping Aksara dan terus menatapnya.
AURORA
Semuanya udah takdir,
lo gaboleh nyalahin diri
lo terus atas semua yang terjadi.
AKSARA
Sekarang bahkan Nada ga akan
bahagia di sana kalo ngeliat
gue kaya gini, tapi gue
gatau harus gimana lagi.
AURORA
Ini pertama kalinya lo ngungkapin
perasaan lo tentang semua yang
selama ini lo tanggung sendiri.
wajar kalo semua emosi jadi campur aduk,
lepasin aja, gue siap dengerin apapun.
Aurora merangkul pundak Aksara yang masih tertunduk dan menagis. Kepala Aksara perlahan jatuh bersandar pada Aurora yang berada di sampingnya.
AKSARA
Gue ngerasa bersalah ke semua orang,
gue ngecewain semua orang.
Aksara menatap pada foto Ia bersama teman-temannya yang berada di dinding. Aurora pun ikut menatap ke arah yang sama.
AKSARA
Gue ngecewain mereka,
padahal mereka temen paling setia
dari jaman sekolah.
Gue, Nada, Cakra, Benny, Vica dan Gina.
ita selalu bareng dari dulu.
AURORA
Ngecewain gimana?
AKSARA
Gue gatau apa yang ada
di pikiran saat itu,
gue marah, sedih, bingung.
Gue malah nyalahin mereka
atas kematian Nada dengan
alasan yang mungkin sangat ga jelas.
INT. RUMAH SAKIT - sore (FLASHBACK)
Kamar VIP rumah sakit dengan satu tempat tidur pasien. Tempat tidur itu kosong, suasana disana hening. Aksara berada di depan jendela duduk di kursi rodanya sambil menatap keluar, di sampingnya Tiara duduk disofa. Keheningan terpecah oleh suara pintu yang terbuka, Cakra, Benny, Vica dan Gina masuk. Benny membawa bingkisan berisi buah buahan dan Gina membawa bunga. Tiara berdiri untuk menyapa mereka.
TIARA
Eh ada temen-temen Kak Aksa.
Ayo masuk-masuk.
Tiara menghampiri mereka lalu menerima bingkisan dari Benny dan bunga dari Gina.
AKSARA
Ngapain lo semua kesini?
Aksara berbicara dengan masih menghadap jendela dan tidak menatap kedatangan teman-temannya. Cakra menatap Tiara dan di balas oleh gelengan kepala dari Tiara. Tiara pun menyimpan pemberian dari Teman-teman Aksara dan berdiri di belakang mereka.
BENNY
Kita pengen liat kondisi lo.
GINA
Kita cepet-cepet kesini setelah
denger kabar lo siuman.
AKSARA
Emang apa bagusnya gue siuman?
TIARA
Kak! Jangan ngomong gitu ah.
Cakra menghampiri Aksara yang berada dekat jendela lalu berjongkok di depan Aksara.
CAKRA
Gue tau lo sedih. Bukan cuman Lo,
kita semua juga ngerasa kehilangan.
Lo sama Nada itu bagian dari kita,
kita peduli sama kalian.
AKSARA
Semua salah gue Cak,
gue yang bikin Nada pergi
untuk selamanya.
VICA
Itu kecelakaan sa,
bukan Lo yang salah.
BENNY
Iya sa, Kita bersyukur lo selamet
dan masih bisa ketemu sama Lo.
AKSARA
Buat apa selamet tapi
hidup dengan rasa bersalah?
CAKRA
Sa...
Aksara berbalik dari kursi rodanya menghadap kepada teman-temannya.
AKSARA
Atau ternyata ini semua
salah kalian semua?
GINA
Maksud lo?
AKSARA
Haha, bener, mungkin yang
seharusnya di salahkan itu lo semua.
CAKRA
Ga ada yang salah sa,
lo lagi ga stabil aja.
AKSARA
Kalo Gue sama Nada ga ngobrol
sama kalian sampe sore pas hari
pernikahan itu. Mungkin kecelakaan itu
ga akan terjadi, Gue dan Nada
bisa pulang kerumah dengan
selamat sebelum hujan turun.
VICA
Kok lo mikir kaya gitu sih?
BENNY
Ngomong apa sih lo?
AKSARA
Kalian iri kan gue sama Nada nikah?
kalian ngehalangin gue buat pulang
saat itu karena kalian tau
bakal turun hujan.
GINA
Ngawur ni anak...
Cakra berdiri lalu berjalan ke arah teman-temannya dan berusaha melerai.
CAKRA
Kita paham kondisi lo masih
dalam masa trauma, lo baru aja kehilangan.
Tapi apa yang lo bilang barusan itu aneh,
ini bukan Aksara yang kita kenal.
Mungkin Lo butuh waktu sendiri buat tenangin diri.
Kalo gitu kita balik aja,
Semoga lo cepet sembuh dan membaik ya.
Teman-teman Aksara berjalan menuju pintu keluar dari ruangan itu. Cakra mendekati Aksara lalu berbisik padanya.
CAKRA
Baru kali ini gue kecewa sama Lo.
Ini bukan Aksara.
Cakra lalu meningkalkan Aksara yang kembali menghadap jendela. Sebelum keluar Cakra berbicara sedikit kepada Tiara.
TIARA
Maaf ya kak, aku gatau
kenapa Kak Aksa kaya gitu.
CAKRA
Kalo ada apa-apa hubungi gue,
jangan yang lain. Oke?
Tiara mengangguk, Cakra pun keluar dari ruangan.