Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
AKSARA
WOI BANGSAT!
AKSARA berjalan ke arah keributan
BIMO
Lo gausah so pahlawan ikut campur ya!
AKSARA
Eh kampret...Bacotan lo semua
bikin acara gue dan semua orang disini ke ganggu!
Temen gue di atas panggung lagi tampil...
Menunjuk kearah Cakra dan Bandnya yang terdiam meilhat AKSARA berbicara
AKSARA (CONT'D)
...dan Lo semua bikin penampilan mereka berhenti,
Lo ga menghargai mereka yang susah payah ngehibur.
lebih parahnya lagi, mood gue rusak gara-gara lo semua,
terutama Lo! Ga malu disiram dua cewe di malam yang sama?.
Jadi mending Lo semua keluar dari sini sekarang
lanjutin ributnya di luar! pintunya ada di sana.
AKSARA menunjuk ke arah pintu dibalas dengan Bimo mendorong Aksara, dan Aksara hanya tersenyum.
BIMO
Eh bangsat emang lo siapa!
AKSARA
Lo mau nyari ribut sama gue juga sekarang? Ayo kita keluar!
Semua orang melihat Bimo dengan tatapan marah, Bimo hanya diam melihat dirinya mejadi pusat perhatian. Ia lalu berjalan ke arah pintu. AKSARA memberikan isyarat pada band untuk kembali bermain dan kembali duduk di Bar. Suara musik kembali mengisi ruangan.
AKSARA
Heran, ada aja yang ngerusak mood disaat kaya gini.
BARTENDER
Cowo itu lumayan sering kesini Mas,
tapi tiap kesini tuh cewenya selalu ganti.
AKSARA
Ada ya orang bego yang selingkuh di tempat yang sama.
BARTENDER itu tertawa sambil membersihkan bar
BARTENDER
Mas, mau saya bikinin minum lagi?
AKSARA
Boleh deh, sama kaya yang ini ya.
BARTENDER
Siap, laksanakan!
Bartender pergi untuk membuatkan minuman dan Aksara kembali mengeluarkan menyalakan rokoknya. Terdengar suara pintu cafe terbuka dan AURORA masuk dengan wajah kesalnya. Ia berjalan menuju kursi bar tepat di sebelah Aksara.
AURORA
Mas bartender!
Aurora menepuk tangannya untuk memanggil Bartender yang sedang membuatkan minuman untuk Aksara. Aksara melihat Aurora dengan tatapan aneh.
AURORA
Mojito dong satu.
AKSARA
Heh lo cewe tukang ribut, ngapain balik lagi?
AURORA
Lo ngomomong ke gue?
AKSARA
Di bar ini cuman ada Lo.
Aurora
Terserah dong, emangnya lo siapa ngatur-ngatur gue?
Bartender kembali dan memberikan minuman pada Aksara dan Aurora.
BARTENDER
Mas ini pemilik...
AKSARA
Gue pengunjung yang pengen tenang,
tapi Lo bikin ribut mood gue.
Aksara memotong kalimat dari Bartender dan seolah memerintahkannya untuk pergi.
AURORA
Ohh jadi lo yang punya tempat ini,
bagus juga selera lo. Tenang gue ga akan
bikin ribut lagi. mood gue juga rusak hari ini.
rusak banget malahan.
AKSARA
Ya tapi ga sampe bikin ribut
di tempat umum juga dong.
AURORA
Iya maaf, gue emosi banget tadi.
Aurora mengambil bungkus rokok yanga ada di saku jaketnya, tapi sudah kosong. Aksara melihat itu lalu menyodorkan rokok nya pada Aurora. Aurora mengambilnya satu lalu ia menyalakannya.
AurorA
Tapi thanks ya lo udah
bantuin gue bikin malu dia.
AKSARA
Gue ga bantu lo, gue gasuka
ada yang bikin ribut di tempat gue.
AURORA
Tapi dia tuh emang bajingan,
bayangin yah 3 bulan lalu gue anter dia
ke Bandara buat pergi dinas luar kota.
Dan selama 3 bulan itu ga ada kabar sama sekali.
AKSARA
Lo aneh ya, sekarang tiba tiba cerita masalah lo.
AURORA
Udah dengerin aja kenapa sih,
gatau orang lagi sedih apa.
AKSARA
Kenapa gue harus peduli sama cerita lo?
Gue bahkan ga tau lo siapa.
AURORA
Gue Aurora, panggil aja Rora.
Aurora memberikan tangannya mengajak Aksara untuk berkenalan. Namun Aksara hanya menatapnya aneh.
AURORA
Sebutin nama lo,
tau caranya kenalan ga sih?
AKSARA
Gue Aksara. panggil aja Aksa.
AURORA
Keren juga nama lo. Tapi lo belom
pernah kenalan sama cewe sebelumnya?
Lo jomblo ya?
AKSARA
Bawel banget lo.
Aurora tertawa seolah mengejek Aksara.
AURORA
Oke oke sorry...
Gue boleh lanjutn cerita gue ga?
AKSARA
Hmm...
AURORA
Gitu aja ngambek haha,
oke jadi ceritanya berawal
dari tadi pagi...
INT. KAMAR TIDUR - PAGI (FLASHBACK)
Suara alarm terdengar nyaring di sebuah kamar apartemen bernuansa monochrome, kondisi kamar agak berantakan. Diatas meja ada sebuah asbak dipenuhi puntung rokok, dan ada dua botol minuman kosong tergeletak bertuliskan "Absolut Vodka". Bunyi alarm yang nyaring dimatikan oleh tangan seorang wanita - AURORA. Ia bangun lalu melihat ponselnya yang bertuliskan "Reminder. Saatnya melepas rindu!". Ia melompat dari Tempat tidur dengan riang lalu berlari kecil menuju turntable dan menyalakan musik. Lagu Haven't Met You Yet dari Michael Buble terdengar di seisi ruangan.
AURORA berjalan ke arah meja samping ruangan. Diatas meja ada sebuah foto berbingkai putih. Dalam foto tersebut ada AURORA yang di peluk oleh kekasihnya - BIMO. Tangan AURORA mengambi foto itu lalu Ia perhatikan sambil tersenyum. Ia memeluk foto itu sambil menari mengikuti irama lagu dengan kegirangan. Setelah beberapa saat, foto itu kembali di simpan lalu AURORA berlari kecil ke kamar mandi. Suara shower yang menyembur terdengar dari kamar mandi.
Suara shower berhenti menyemburkan air. Pintu kamar mandi pun terbuka, AURORA keluar dengan kimono putih di tubuhnya, dan handuk menutupi rambutnya. Ia berjalan ke arah lemari lalu membukanya. Satu per satu baju diambilnya lalu ditempelkan pada tubuh sambil menghadap cermin, kemudian setiap baju yang dirasa tidak cocok dilemparkan ke kasur hingga menjadi tumpukan baju. Hingga ia tersenyum saat melihat satu stel baju bergaya casual. Kimono dan handuk jatuh ke lantai.
INT. LOBBY APARTEMEN - SIANG
Pintu lift terbuka, AURORA keluar dari lift lalu berjalan menuju ke arah pintu depan Appartemen. Dengan pakaian casualnya dan membawa sebuah tas di tangannya, membuat unsur simpel dan sedikit tomboy tapi tetap cantik. Seorang SECURITY membukakan pintu lalu tersenyum pada AURORA.
SECURITY
Selamat pagi Mba Aurora!
Ceria banget nih Mbaknya hari ini.
AURORA
Aku udah cantik belum Pak?
AURORA bergaya seperti seorang model lalu mengedipkan sebelah matanya sambil tersenyum.
SECURITY
Tiap hari juga Mba Aurora cantik terus.
AURORA
Bisa aja nih si Bapak.
Hari ini pacar saya pulang,
ini saya mau jemput dia di Bandara.
Makanya saya ceria.
SECURITY
Pantes.
AURORA
Yaudah saya pergi ya Pak!
SECURITY
Iya Mbak Aurora, hati-hati di jalan!
SECURITY tersebut melambaikan tangan pada AURORA, lalu dibalas oleh AURORA sambil berjalan.
EXT. JALANAN - CONTINOUS
Matahari cukup terik menyinari jalanan. Trotoar jalan tidak terlalu ramai, hanya ada beberapa pejalan kaki lalu lalang disana. Suara mesin kendaraan menghiasi pemandangan Jakarta saat itu. AURORA berjalan dengan ceria menyusuri jalanan dan melewati sebuah tenda penjual bunga. Ia berjalan mundur kembali karena tertarik dengan bungan yang dijual disana. Tenda bunga tersebut dijaga oleh seorang Ibu-ibu.
AURORA
Bu, saya mau bunga yang ini dong, sama yang itu juga.
(Menunjuk bunga)
PENJUAL BUNGA
Baik Mbak
(Tersenyum)
Penjual bunga memberikan bunga itu pada AURORA. Bunga tersebut di terima Oleh Aurora lalu memberikan uang pecahan 100 ribu kepada penjual bunga.
AURORA
Kembaliannya ambil aja Bu.
PENJUAL BUNGA
Tapi ini kebanyakan Mbak.
AURORA hanya tersenyum dan mengedipkan sebelah matanya pada penjual bunga lalu berjalan pergi. AURORA berlari kecil ke halte bis yang berada tidak jauh dari penjual bunga. Ada sebuah bis yang berhenti disana, AURORA pun menaikinya.
INT. BIS - CONTINOUS
Pemandangan jalanan terlihat dari kaca depan kendaraan, Jakarta dengan jalanannya yang selalu macet. Kondisi bis saat itu tidak terlalu penuh sehingga masih ada beberapa bangku yang kosong, AURORA duduk di Kursi sebelah pintu keluar. Sebelah tangannya memeluk bunga yang baru saja Ia beli dan sebelahnya lagi mengeluarkan secarik kertas dari tasnya dan sebuah pulpen. AURORA menuliskan "Welcome home sweetheart, I Love You!", Ia menambahkan icon love dan lanjut muliskan "Aurora. Your home". Kertas tersebut disimpan pada bunga yang Ia bawa.
Bis berhenti pada sebuah halte di depan Bandara. Dari pintu bis para penumpang satu persatu keluar dari bis. AURORA pun turun di halte itu lalu lanjut berjalan masuk ke Bandara.
INT. BANDARA - CONTINOUS
Dari arah pintu depan Bandara, AURORA masuk berjalan dengan percaya diri. Suasana bandara ramai, banyak orang duduk diruang tunggu, beberapa lagi sedang antre dan ada juga yang lalu lalang berjalan. Di dinding ada sebuah jam Analog menunjukan pukul 13.00. AURORA berjalan dan mencari gerbang dimana BIMO akan muncul.
Sampai di ruang tunggu dan AURORA duduk di kursi yang kosong. Ia mengambil ponsel dari tasnya dan mulai merapikan rambut dan pakaiannya. Setelah itu ia menyimpan ponselnya kembali dan coba merapikan bunga dan kertas ucapan yang ada didalamnya. Kakinya tidak berhenti bergerak, pandangan matanya sberkali kali melihat gerbang kedatangan.
Jam di dinding bandara menunjukan pukul 14.00. Dari arah gerbang beberapa orang sedang berjalan keluar. AURORA berdiri melihat ke arah Gerbang kedatangan itu sengan tatapan senangnya. Matanya terus mencari BIMO yang belum kunjung terlihat. Dari kerumunan itu BIMO muncul membawa sebuah koper besar bersama seorang wanita. Mereka saling berpegangan tangan, lalu BIMO mencium tangan wanita itu. Tangan bimo berpindah merangkul wanita itu di susul oleh kepala wanita itu bersandar pada bahu BIMO.
Dari kejauhan AURORA berdiri terpaku melihat hal tersebut. Senyumannya memudar, tatapan matanya seolah tak percaya dengan apa yang baru saja dilihatnya. Tetesan air mata mulai di pipinya. Bunga yang ada dalam pelukannya jatuh ke lantai dan berserakan. Kertas ucapan yang Ia tulis di Bis terlempar seiringan dengan jatuhnya bunga.