Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
29.FADE IN – COFFE SHOP – SIANG
Cast : Serbia, Nikita, Ekstras pelayan dan pengunjung
CU – Raut wajah Serbia tampak murung, duduk di depan Nikita. Di satu meja yang tersedia minuman.
NIKITA
Jelas itu cewek BO. Kenapa lo gak cerita sama nyokap lo?
SERBIA
(Menggeleng)
Gue takut keluarga gue berantakan, Nik.
NIKITA
Oke... Coba kita ulas permasalahan awalnya. Masalah eksternal biasanya berasal dari masalah internal.
(Membakar rokok dan menatap Serbia)
Biasanya.
SERBIA
Maksud lo?
NIKITA
Boleh gue tahu hubungan intim lo seperti apa?
SERBIA
Hah.
NIKITA
Iya... Permasalahan ini jalas tentang seks. Di sini gue mau berlaku seadil mungkin. Gue gak mau dong, menatap ke elo pakek kacamata kuda. Sementara, di samping gue itu adalah suami lo. Gue cuma mau jadi penengah aja. Tapi, lo juga musti terbuka sama gue.
SERBIA
Sebenarnya emang ada, permasalahan kita di ranjang. Eh, ini musti gue jelasin, gitu?
NIKITA
Oke, gak usah. Gue dah bisa bayangin.
(Raut agak tertawa)
SERBIA
Serius lo?
(Tersenyum heran)
NIKITA
Iya... Mau gue ceritain detailnya? Nanti lo jadi malu lagi.
SERBIA
Iya, eh.
(Menunduk dengan wajah memerah)
Tapi bukan berarti dia harus main cewek lagi kan? Yaa Allah, Nik, kalau gue mau selingkuh, itu gampang banget.
NIKITA
Oh, bukan, Bi. Perkara selingkuh itu ketika dia berpaling dari hati lo. Ini dia cuma bermain api aja.
SERBIA
Iya, tapi, gue tetap gak terima, Nik. Gue sakit hati.
NIKITA
Gak bisa disalahin, Bi... Manusia, terutama cowok, itu memang cenderung mencari kesenangan. Salah satunya adalah seks. Jadi, yang bisa lo salahin itu adalah tanggung jawab dan ketidakjujuran dia aja. Hmm, emang komunikasi lo gimana sih?
SERBIA
Komunikasi gak ada masalah, kok.
NIKITA
(Mengangguk-angguk)
Berarti fix lo udah sakit hati yaa. Sekarang, apa yang mau lo lakuin?
SERBIA
Gue bingung, Nik. Gue gak bisa berbuat apa-apa.
NIKITA
Kata siapa? Lo bisa kok balas dendam.
(Mengambil ponsel)
SERBIA
Astagfirullah. Gue haram melakukan sesuatu seperti apa yang udah dia lakuin ke gue.
NIKITA
Ckkk, bukan itu maksud gue. Gue juga paham, dan gak akan menjerumuskan lo sejauh itu. Gue cuma mau kasih tau, tentang bagamana nikmatnya jadi perempuan.
(Sambil memainkan ponsel dan sesekali menengok)
SERBIA
Maksud lo apa, Nik?
NIKITA
Gue mau tanya dulu, pernah gak lo pegang uang seratus juta?
SERBIA
Gak pernah.
NIKITA
Rekening di bank?
SERBIA
Sejauh ini gak pernah ada sisa.
NIKITA
Kelihatan sih dari penampilan dan gaya hidup Lo. Eh, maaf, Bi, hahaha.
(Dan langsung memainkan ponsel)
SERBIA
Gak papa, Nik, emang gitu kenyataannya.
NIKITA
Ok, rekening lo udah keisi, cepek.
(Memegang ponsel dengan kedua tangan)
SERBIA
(Terperangah)
Yaa Allah, beneran lo, Nik?
NIKITA
Iya, cek aja.
SERBIA
(Memandang Nikita cukup lama)
Gue....
NIKITA
Lo tuh salah satu perempuan cantik natural dan baik hati yang pernah gue temuin. Lo gak layak dapat perlakuan seperti itu. Dah, sekarang lo ikut gue.
SERBIA
Kemana?
NIKITA
Ke syurga.
SERBIA
Hahaha.
NIKITA
Kita shopping, dan ke salon.
Serbia tersenyum lepas. Mereka pun beranjak dan melangkah keluar.
FADE OUT
***
30.FADE IN – MONTAGE
Cast : Serbia, Nikita, Extras para tokoh pendukung.
Adegan keakraban Nikita dan Serbia. Bernyanyi di dalam mobil, pergi ke salon, serta berbelanja di mall (Dua perempuan yang sangat berbeda busana. Serbia sudah berganti busana hijab modis, sementara Nikita memakai dress dan rok mini)
SFX – Soundtrack (Bisa diisi oleh musisi yang lagunya mau diangkat. Tapi harus enak dan berkaitan dengan adegan/tema)
DISSOLVE OUT
***
31.FADE IN – EKS/INT. – MALAM
Cast : Serbia, Nikita.
Jalanan kota pada malam hari. Sedan Mercedes tipe S yang melaju cepat. Nikita sedang menyetir, Serbia duduk di sampingnya.
SERBIA
Yaa Allah, seumur hidup, baru kali ini gue ngerasain belanja sampe banyak gini.
(Menengok ke kursi belakang mobil)
NIKITA
Hahaha. Untung aja tadi gue gak bawa Lambo.
SERBIA
Lo punya Lambo, Nik? Masya Allah.
(Nikita pun mengangguk)
NIKITA
(Mengerem mendadak karena ada motor yang memotong jalannya)
Anjing! Gue kejar, ah!
(Menginjak pedal gas)
SERBIA
Sabar, Nik, sabar.
NIKITA
Heh..., justru gue udah sabar. Kalo gue gak sabar, udah ketabrak dia.
(Memelankan laju kendaraan)
NIKITA – CONT’D
Pemotor indo tuhh kagak punya otak tau gak! Tuhh lo lihat.
(Mobil pun disalip lagi oleh dua motor yang berpacu saling mendahului. Satu motor terkena aspal tambalan/agak melompat)
SERBIA
Hahaha. Eh, awas, ada mobil parkir lo tabrak lagi.
NIKITA
Biarin, gue tanggung jawab.
(Seraya membanting setir ke kanan)
SERBIA
Oh ya, Nik. Gue baru nyadar satu hal.
NIKITA
Kenapa?
SERBIA
Dulu, waktu di sekolah, kehadiran lo itu suka enggak dianggap. Tapi kalo ada lo, acara apapun pasti jadi seru.
NIKITA
(Menengok)
Hah.
SERBIA
Iya... Lo juga pasti jadi bahan sorotan. Dan hal itu kebawa sampai jadi diri lo yang sekarang.
NIKITA
Huff... lo pernah nanya gak, Bi, sama diri lo sendiri, sempurnanya diri lo tuhh kayak gimana?
SERBIA
Hmmm, kesempurnaan itu cuma milik Allah tauk.
NIKITA
Ckkk... semua orang juga tahu.
Kesucian juga cuma milik Allah. Tapi selama ini kan lo juga mengejar kesucian. Adanya agama di dunia justru karena adanya hal itu kan?
NIKITA – CONT’D
Sama kayak kesempurnaan. Sempurna diri kita dalam batasan diri kita sendiri, Bi. Emang lo mau hidup lo datar terus kayak dada cowok?
SERBIA
Hahaha, iya sihh, dulu gue gak pernah berpikir sejauh itu.
NIKITA
Iya. Kita itu bukan air mengalir yang ngikutin arus terus. Kita punya pilihan dalam hidup. Mau kaya atau miskin, mau pintar apa bodoh, mau rajin apa malas?
SERBIA
Iya, Nik.
NIKITA
Dan yang paling gue takutin. Mau syurga atau mau neraka? Serius, dosa gue tuh banyak banget. Gue gak tahu cara untuk menebusnya.
SERBIA
Semua manusia punya kesalahan, Nik. Allah senantiasa membuka pintu tobat bagi siapapun. Allah maha pemaaf.
NIKITA
Konteksnya bukan itu, Bi. Kalo itu gue juga paham, Allah Al Ghofur, Maha Pemaaf. Tapi apakah gue cuma bertobat aja tanpa melakukan apa-apa? Enggak gitu, kan. Itulah kenapa gue memilih untuk belum beragama, karena gue gak bisa lepas dari alur hidup gue yang sekarang.
SERBIA
Maaf, gue emang kurang paham, Nik. Tapi yang bisa gue bilang, lo bisa mulai pelan-pelan.
NIKITA
Apa lo tahu, dua pintu surga gue udah ketutup?
(Menengok dengan wajah resah)
SERBIA
Maksud lo?
NIKITA
Suami dan ibu gue.
SERBIA
Ohh, iya, ibu lo apa khabarnya, Nik?
NIKITA
Udah gak ada. Gue yang membunuhnya.
SERBIA
Astaghfirullah. Serius lo?
NIKITA
Dulu dia sakit-sakitan. Tapi gue gak punya waktu untuk merawatnya. Gue terlalu sibuk.
SERBIA
Yaa Allah... Tapi pas beliau meninggal, lo sempet ketemu gak?
NIKITA
Ketemu. Orang yang bawa ke rumah sakit juga gue kok. Sebelum Mamah meninggal, gue sempat minta maaf, dan lo tahu gak apa yang dia minta sama gue?
SERBIA
Apa?
NIKITA
Gue suruh bertobat. Hahaha.
(Serbia memandang heran)
Paska gue pindah sekolah, kehidupan gue hancur berantakan, Bi.
NIKITA – CONT’D
Oh ya, lo udah punya rumah belum?
(Tampak mengalihkan pembicaraan)
SERBIA
Belum.
NIKITA
Lo masih ngontrak?
SERBIA
Iya.
NIKITA
Gue penasaran, suami lo namanya siapa sih?
SERBIA
Karyadi.
NIKITA
Hahahaha... Udah nama Karyadi, security, tukang jajan pula.
(Menengok)
Eh, maaf.
SERBIA
(Tersenyum)
Biar gimana pun, dia tetap suami gue.
NIKITA
Iya, maaf, maaf. By the way, uang yang tadi gue kirim, jangan lo kasih tahu sama laki lo yaa.
SERBIA
Insya Allah.
NIKITA
(Melirik)
Lo curiga sama gue yah?
SERBIA
Hah, enggak kok, Nik.
NIKITA
Itu sih hak lo, dan terserah lo juga mau percaya atau enggak. Gue udah berpikir negatif tentang diri gue sendiri tanpa perlu orang lain yang menilai.
SERBIA
Bukan begitu, Nik. Lo jangan salah paham.
NIKITA
Ya udah, close aja.
NIKITA – CONT’D
Lo kerja di mana, Bi?
SERBIA
Di perusahaan distribusi dan pergudangan.
NIKITA
Ohh, nama perusahaannya apa?
SERBIA
Kencana Anugerah.
NIKITA
Hmmm, terus lo masih niat kerja di sana?
SERBIA
Masih.
NIKITA
Udah, mending lo resign aja. Mau sampe kapan lo kerja di sana? Lagian, gue yakin, pesangon yang lo dapat, gak lebih dari apa yang bisa gue berikan sama lo. Kerja aja sama gue.
SERBIA
Yaa Allah, Alhamdulillah. Serius lo, Nik?
NIKITA
Iya. Pemilik perusahaan lo Ibnu Hafidz, kan?
SERBIA
Iya, bener. Lo kok tahu?
(Sangat heran)
NIKITA
Tahu... Dia salah satu crazy rich Surabaya. Tapi gue gak kenal secara personal.
NIKITA – CONT’D
Ya udah, cari waktu yang tepat untuk lo ajuin resign. Gue punya rencana yang lebih baik daripada lo kerja sama dia.
Serbia pun tersenyum sambil memandang Nikita. Berpikir betapa jauhnya kedudukan antara dirinya dengan Bapak Ibnu Hafidz.
DISSOLVE OUT – Mobil yang melaju cepat.
***
32.FADE IN – INT. – MALAM
Cast : Serbia, Karyadi, Yuna
Jam dinding menunjukan pukul 19.55.
Di atas kasur, Karyadi bersama Yuna sedang bermain ponsel di tangan masing-masing.
SERBIA
Assalammualaikum.
(Seraya membuka pintu)
ACT – Yuna langsung meletakkan ponsel, berlari ke arah depan.
SERBIA
Una, sayaaang.
(Memeluk dan menciumnya berkali-kali)
KARYADI
(Ikut keluar dan melihat plastik belanjaan)
Kamu belanja apa?
SERBIA
Baju aku sama Una.
(Menoleh pada anaknya)
Hehehe, besok Una pakai baju baru yaa. Ini udah Umi beliin.
KARYADI
Banyak amat. Dibeliin siapa? Nikita?
SERBIA
Iya, Alhamdulillah.
SERBIA – CONT’D
(Masih menghadap Yuna)
Sekarang, kita bobo yaa, sayaaang. Udah malam. Ayo, Umi mau beresin ini dulu.
FADE OUT
***