Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
06.FADE IN - INT - Pukul 18.45
Cast : Serbia, Nikita, Resti (27 tahun), Eva (28 tahun) Zakaria (27 tahun), Indra (28 tahun), extras para pengunjung.
Acara reuni berlangsung di sebuah ruang aula (berisi sekitar 50 orang) yang terdapat banyak meja dan kursi. Serbia duduk bersama dua orang perempuan dan dua orang laki-laki, menikmati hidangan yang tersaji.
Sfx - percakapan ringan para pengunjung
INDRA
Asli, pudingnya enak. Cobain deh, Jek.
(Menawarkan pada Zakaria)
ZAKARIA
(mengangguk)
Iya, gampang.
INDRA
Lo kok jadi jaim sih, Jek?
RESTI
Iya, lo, Jek, jaim banget. Apa karena cinta lama bersemi kembali?
(Menggelengkan kepala ke arah Serbia)
INDRA
Oh, iyah, dulu lo naksir Ebi yah? Hahahaa...
ZAKARIA
Anjayy, jadi gue yang kena.
(Tersenyum dan mengambil puding)
ZAKARIA – CONT’D
Hmmm... suami sama anak lo gak diajak, Bi?
RESTI
Cie, Cie, hahaha.
SERBIA
(Menggeleng. Ia mengenakan jilbab hijau muda)
Suami gak mau ikut. Kalau anak gue, takutnya gak betah, nanti malahan minta pulang.
ZAKARIA
Oh, terus tadi berangkat ke sini sama siapa?
RESTI – VO
Oyy, kepo, oyy.
SERBIA
Diantar sama suami.
ZAKARIA
Oh...
(Menengok pada Resti dan berbisik)
Tukang kompor lo dari dulu.
RESTI
Dari pada lo, jadi cowok sih jaim, weee.
ZAKARIA
Dia emang ngeselin nih orangnya.
EVA
Heh, udah, ribut aja dari dulu, dah pada tua juga.
SERBIA
Eh, ngomong-ngomong yang ngadain acara ini siapa yaa?
RESTI
Iya, gue juga penasaran. Tempatnya glamor banget. Lo pada tahu gak?
INDRA
Gak tahu.
(Zakaria juga hanya menggeleng)
SFX
Tiba-tiba suara percakapan di dalam ruang aula itu perlahan mengecil. Mereka berempat menengok ke arah pintu keluar untuk mencari tahu apa yang terjadi.
Cut to - deretan meja dekat pintu masuk.
Di depan pintu masuk, Nikita bersalaman dengan beberapa orang. Ia hanya memakai slayer tipis dan tangtop, membawa tas jinjing dan bercelana hotpants.
EVA
Itu siapa yang dateng?
RESTI
Nikita... eh, itu Nikita bukan sih?
SERBIA
(Terkejut tapi tetap tenang, hanya ikut menengok ke arah kerumunan)
EVA
Ohh, iya bener, gue mau samperin, ah.
RESTI
Gak usah, Va. Dia pasti ke sini untuk nemuin kita, apalagi ada Ebi di sini.
EVA
Iya juga yaa. Dia dulu kan akrabnya sama Serbia dan Si martha.
Tak lama kemudian Nikita mendatangi meja mereka.
NIKITA
Hello.
(Kemudian cipika-cipiki dengan sesama perempuan, berakhir duduk di sebelah serbia)
NIKITA – CONT’D
How are you, Bi?
SERBIA
Hmm, Alhamdulillah, baik, Nik... kabar lo sendiri, gimana?
NIKITA
Baik.
(Tersenyum mengerikan. Tatap matanya seakan menyimpan seribu maksud yang tak bisa dijelaskan - pada beberapa scene selanjutnya, ciri khas dari Nikita adalah senyuman misterius seperti ini)
SERBIA
Alhamdulillah.
(Lalu tertawa kecil sambil menggeleng, karena melihat belahan dada Nikita yang terbuka, sementara Nikita tidak melihat)
NIKITA
(Menengok pada Resti)
Resti, si Martha mana?
RESTI
Gak tahu, kayaknya gak dateng dehh.
NIKITA
Kurang ajar tuh anak.
(Tertawa kecil)
Dia yang ngundang gue, malah dia yang gak dateng.
RESTI
Oh, jadi acara ini idenya dia?
NIKITA
May be.
EVA
Nik... pakaian lo, gila, berani banget.
NIKITA
Gak papa, biasa aja.
INDRA
Horang kaya mahh bebas.
(Nada celetuk)
NIKITA – CONT’D
Indra. Lo dulu dipanggilnya siapa yah? gila? Dia nih yang gila, bukan gue.
(Menengok pada Eva)
RESTI
Gokil. indra Gokil.
NIKITA
Oh iya, hahaha.. lo masih gokil gak?
ZAKARIA
Masih.
(Nada celetuk)
NIKITA
Hahaha. Kelihatan sih dari mukanya.
INDRA
Eh, lo dulu pindah ke mana, Nik?
(Menyender santai)
RESTI
Iya, Nikita nih, pakek acara keluar sekolah segala. Padahal sebelum lo keluar, si Jeki baru mau nembak lo tau.
NIKITA
Beneran, Jek?
ZAKARIA
Kagak... orang reseh lo dengerin.
(Mereka pun tertawa serempak)
FADE OUT
*****
07.FADE IN – INT. – RUMAH SERBIA – MALAM
Cast : Karyadi, Yuna
Detik jam dinding menunjukkan pukul 19.50. Yuna menghampiri Karyadi yang tengah bersantai di ruang tamu, sibuk dengan poselnya.
YUNA
Abi... umi mana?
KARYADI
(menengok)
Iya, nihh, uminya lama yah, De.
(Tersenyum dan mengangkat Yuna untuk duduk di sampingnya)
kARYADI – CONT’D
Dede sini dulu sama Abi yaa, kalau sepuluh menit lagi Umi belum pulang, Abi akan telpon Umi.
(ponsel di tangan ia letakkan ke meja dalam keadaan menyala)
Insert – Aplikasi MiChat dengan sederet chat, dan layar ponsel yang langsung dimatikan dengan tangannya.
FADE OUT
*****
08.FADE IN – INT. – AULA PERTEMUAN
Cast : Nikita, Serbia, Resti, Indra, Eva, Zakaria, seorang Laki-laki, Extras para pengunjung.
Serbia melihat jam tangannya beberapa kali, sikapnya mulai resah.
INDRA
Emang kapan kejadiannya, Res?
(Yang lain hanya menyimak)
RESTI
Udah setahun yang lalu. Dan ternyata bukan cuma gue doang yang kena. Anggun juga kena. Makanya, semenjak itu gue gak mau lagi urusan sama dia.
Saat sedang mendengar Resti bercerita tentang salah seorang teman sekelas mereka dahulu, Nikita melihat seorang laki-laki yang membawa kamera sedang memotret dirinya, dari tempat yang agak jauh.
NIKITA
What the fuck!
(Menyingkirkan tempat duduk dan berdiri)
NIKITA – CONT’D
Heh! Sini loh!
(Wajah geram dengan tangan memanggil)
SFX - ACT
Semua langsung terdiam. Laki-laki itu terkejut, kemudian melangkah menuju meja mereka. Melihat itu, Indra ikut berdiri (berlagak pahlawan)
NIKITA
Siapa lo? Ngapain ngambil foto gue?
(Lalu menengok pada Indra)
Tolong, lo duduk aja.
LAKI-LAKI
(Berdiri di sisi meja)
Maaf, Mbak, saya hanya pengagum Mbak Nikita. Saya tahu, siapa Embak.
(tersenyum)
NIKITA
Gue gak perlu orang lain mengagumi gue, dan gue gak butuh seorang pengagum. Awas aja lo, kalo sampe foto-foto tadi tersebar, jangan harap lo bisa lepas dari gue.
LAKI-LAKI
Iya, Mbak.
NIKITA
Keluar lo dari sini!
(Kemudian duduk kembali, laki-laki itu pun bergegas pergi)
SFX - ACT
Keadaan hening sesaat. Nikita mengatur napas, meredakan rasa kesal.
SERBIA
Nik, Res, Va, semuanya.
(Menegok pada mereka satu per satu)
Gue pamit duluan yaa.
NIKITA
Oke, Gue juga mau balik.
(Beranjak dari kursi)
INDRA
Wah, rusak nih acara.
NIKITA
(Menepuk pundak Serbia)
Bi, daripada lo naik ojol, atau suami lo jemput, mending lo gue anter balik aja. Jangan ngerepotin laki-laki terus.
SERBIA
(Agak terkejut tapi langsung tersenyum)
Hmmm, gimana yaa?
NIKITA
Yah, terserah sih. Tapi saran gue, lo cukup kasih kabar aja ke suami lo.
SERBIA
Gue justru takut ngerepotin lo, Nik
NIKITA
Oh, enggak. Tenang aja.
SERBIA
Iya, deh. Makasih yaa, Nik.
NIKITA
You're welcome.
(Tersenyum, dan berjalan menuju pintu keluar)
SERBIA
(Menengok pada teman-temannya)
Gue duluan yaa, Assalammualaikum.
RESTI, INDRA, EVA, ZAKARIA
(Memandangi kepergian mereka)
Iya, Waalaikumsalam.
Di depan Aula, Nikita dan Serbia berdiri. Serbia hanya memandangi Nikita yang tak bicara, sampai sedan Lexus berwarna abu-abu menepi, dan mereka pun masuk.
FADE TO
*****
09.INT. – SEDAN LEXUS
Cast : Serbia, Nikita, Herman (32 tahun)
Mereka saling bertukar nomor hape. Tak lama kemudian ponsel Serbia berbunyi panggilan masuk. Keduanya duduk di kursi belakang mobil.
SERBIA
Waalaikum salam. Iya, Abi, ini udah di jalan.
(Mendengar sesaat)
SERBIA – CONT’D
Iya, Assalammualaikum.
NIKITA
Suami lo?
SERBIA
Iya.
NIKITA
Anak lo udah gede yah? Berapa tahun?
SERBIA
Empat setengah tahun.
(Sikap Serbia masih canggung, masih terbawa segan. Nikita paham akan hal itu)
NIKITA
Hmmm.
(Tersenyum dan mengangguk)
NIKITA - CONT'D
Makasih yaa, dulu lo pernah nolong gue.
SERBIA
Nolong apaan?
NIKITA
Meluk gue.
SERBIA
Oh, itu bukan apa-apa kok, Nik.
NIKITA
Yah, mungkin bagi lo itu bukan apa-apa, tapi bagi gue, itu sangat berarti.
(Seraya menengok)
NIKITA – CONT’D
Di sini.
(Menunjuk pada tengah-tengah dadanya)
Cuma ada beberapa orang doang. Lo termasuk salah satunya.
SERBIA
(Terkejut, lalu berbisik)
Alhamdulillah.
NIKITA
Di sini.
(Menunjuk lagi pada tengah-tengah dadanya)
Bukan di sini.
(Menunjuk pada payudara kanan)
SERBIA
Yaa Allah. Hahaha.
(Tertawa sampai menutup mulut)
NIKITA
Seriously. Gue gak akan pernah lupakan hal itu. Jadi, kalau lo ada masalah apapun, jangan segan untuk minta bantuan sama gue yaa, Bi.
SERBIA
Iya, Nik, makasih. Lo enggak berubah, tapi, juga banyak berubah sih.
NIKITA
Hahaha. Kalau masalah itu cuma karena pemberian dari Tuhan kok.
SERBIA
Maksudnya?
NIKITA
Yang lo maksud perubahan kedua tuhh tentang harta bukan?
SERBIA
Iya.
NIKITA
Tiga tahun yang lalu, suami gue meninggal. Dia ngasih banyak warisan untuk gue.
SERBIA
(Terkejut dan berujar pelan)
Innalilahi wa innailaihi rojiuun.
NIKITA
Gak papa. Kan Allah udah mengatur semuanya.
(Serbia kian terkejut mendengar Nikita berujar demikian)
NIKITA – CONT’D
Itulah yang membedakan diri lo sama orang lain, Bi. Ketika gue cerita masalah ini sama orang lain, mereka berpikir, ‘untung banget lo dapat warisan’. Dalam hati mereka gak ada rasa iba sedikit pun sama gue. Cuma pura-pura menaruh rasa simpatik. Tapi, dari dulu lo enggak pernah berubah, Bi. Lo gak pernah berpikir negatif tentang gue.
SERBIA
Iya, Nik. Gue justru baru sadar, pas lo ngomong ‘untung besar’. Hehehe
NIKITA
Sial lo.
(ikut tersenyum)
SFX - ACT
Beberapa saat mereka menghening. Serbia merasakan hawa dingin di dalam mobil.
SERBIA
AC-nya dingin benget. Lo gak takut masuk angin, Nik?
NIKITA
Masuk angin? Kalau gue gak pakai celana dalam tuhh baru masuk angin.
(Serbia pun tertawa geli. Herman, supir Nikita juga ikut tertawa)
NIKITA – CONT’D
Heh! Siapa yang nyuruh lo ketawa?
HERMAN
(Langsung terdiam)
Maaf, Bu, gak ada.
SERBIA
Hahaha, Yaa Allah, lucu lo gak bisa hilang yaa, Nik?
NIKITA
Hahaha, gue kan cuma tanya, suruh siapa ketawa. Tertawalah, sebelum dilarang.
SERBIA DAN HERMAN
Hahahahaha.
SERBIA – CONT’D
Eh, eh, di depan situ belok kanan.
Tak lama, mobil berhenti di depan rumah serbia.
NIKITA
Ganti nomor hape awas lo yah!
SERBIA
Iya, makasih yaa.
(Membuka pintu mobil)
NIKITA
Too.
SERBIA
Assalammualaikum, selamat malam.
(Turun dari mobil)
NIKITA
Waalaikummussalam.
CU
Nikita melihat Serbia mencium kening Yuna yang sudah menunggu bersama Karyadi di teras rumah.
Insert - dissolve out
Tatap mata Nikita yang mengerikan, berikut bibirnya yang sedang tersenyum.