Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
27.FADE IN – INT. – RUMAH IBU PATI – PAGI
Cast : Serbia, Yuna, Ibu Pati,
Di depan pintu rumah yang terbuka, Ibu Pati berdiri menggandeng tangan Yuna. Serbia hendak berangkat kerja, menitipkan padanya.
SERBIA (sudah berpakaian seragam)
Umi berangkat yaa sayaaang. Assalammalaikum. Muach, muach.
(Mencium kening Yuna)
YUNA
Iya, Umi.
IBU PATI
Abinya Una mana? Kok enggak bareng? Bukannya lagi masuk pagi juga?
SERBIA
Hmmm, udah berangkat duluan tadi.
IBU PATI
Ohh...
(Menatap gelagat Serbia yang kikuk, seakan paham kalau Serbia sedang perang dingin dengan Karyadi)
SERBIA
Ya udah, Bu, Ebi berangkat dulu.
IBU PATI
Iya.
(Namun segera mengikuti Serbia sampai pagar depan)
Ibu minta uang, buat jajan Una.
SERBIA
(Menengok, lalu memberikan uang dua puluh ribu rupiah)
IBU PATI
Tambah sepuluh lagi.
SERBIA
Udah, Bu. Una jajannya berapa sih?
IBU PATI
Ckk, buat nambahin belanja.
SERBIA
Ebi juga buat makan, Bu.
IBU PATI
Udah sini cepetan. Ibu doain biar rejeki kamu banyak.
SERBIA
Haaaaahhh.
(Mengembuskan napas dengan raut cemberut, tapi tetap memberikan uang 10k)
Serbia berjalan – FLASH BACK
VO – WISNU
Di masa depan nanti, kita harus jadi orang kaya.
Serbia berjalan (Tatap mata dan sikapnya berubah)
Serbia berbelok jalan, menuju sebuah gang, kemudian berhenti di depan sebuah warung yang masih tutup. Ia pun mengambil ponsel dan menelpon seseorang.
***
28.FADE IN – EKS/INT. – Jalan raya dari dalam mobil – pukul 07.45
Cast : Nikita, Nikita (7 tahun yang lalu), ibu Nikita (43 tahun), seorang wanita tua, dua orang anak kecil, ekstras para pengguna jalan
Nikita sedang mengendarai mobil, menikmati pemandangan jalan.
VOICE OVER
(Nikita yang sedang berkata lantang)
Ya udah, anggaplah omongan orang itu selalu benar.
FLASH BACK – MONTAGE
Adegan Nikita berseteru dengan ibunya di pinggir jalan. Potongan adegan/Montage itu seiring dengan dialog mereka.
NIKITA – 7 TAHUN YANG LALU
Sekarang, kenapa? Mamah udah jijik sama Niki?
IBU NIKITA
Hidup kita memang susah, tapi mamah gak pernah mendidik kamu jadi pelacur!
MONTAGE Berubah menjadi ACT
NIKITA
Hahaha. Mamah selalu menuntut Niki masalah uang, tapi Mamah gak terima sama apa yang Niki lakukan untuk cari uang. Kalau Mamah mau anggap Niki bukan anak Mamah lagi, silahkan! Sekarang juga Niki akan pergi.
IBU NIKITA
(Menarik baju Nikita)
Kamu benar-benar anak kurang ajar! Bangsat kamu!
ACT
Saat berhadapan, Ibu Nikita melayangkan tangan ke wajah sang anak. Menamparnya. Tetapi Nikita langsung mengangkis.
NIKITA
Cukup, Mah! Gue udah dewasa, dan gue enggak butuh lagi sama elo!
(Berbalik badan dan berlalu)
CUT TO
Nikita sedang mengendarai mobil sambil menangis
Beberapa saat kemudian, dari dalam mobil tampak sebuah gerobak barang bekas yang terparkir di pinggir jalan, di depan sebuah gerbang besi yang tertutup. Seorang wanita tua sedang duduk di samping gerobak. Dua anaknya sedang bermain di trotoar.
NIKITA – BERBICARA SENDIRI
Allah... inilah aku kalo lagi dateng tua-nya.
(Menusap air mata)
Jika Engkau masih peduli dan sayang kepadaku, jadikanlah ini sebagai pahala bagiku.
(Kakinya menginjak pedal gas)
LS – Mobil yang melaju cepat menuju arah putar balik.
CU – Ban mobil yang berhenti di dekat gerobak
ACT – Nikita turun dari mobil. Wanita tua dan kedua anaknya merasa heran.
NIKITA
Permisi, Ibu.
WANITA TUA
Iya, Mbak, ada apa yaa?
NIKITA
Saya mau tanya, suami ibu ke mana yaa?
WANITA TUA
Ada urusan apa Mbak nanya-nanya suami saya?
NIKITA
Maaf, Bu, jangan salah paham dulu. Saya berniat baik kok.
WANITA TUA
Oh... suami saya sudah lama meninggal, Mbak.
NIKITA
Hmmm, berarti kedua anak ibu yatim yaa?
(Nikita melihat dua anak. Wanita tua mengangguk)
Jadi gini, Bu... Tolong Ibu dengarkan saya sebentar.
(Mengatur napas)
NIKITA – CONT’D
Di dalam diri saya ada dua hal yang selalu bertolak belakang. Pertama, saya senang sekali kalo melihat orang kesulitan masalah keuangan. Mereka yang mengais-ngais rejeki seperti anda ini, hahaha.
Tapi jika sudah malam, saya sering menangis kalo mengingatnya lagi, Ibu.
Saya hanya ingin mastikan, apakah saya masih pantas untuk berbuat baik?
Saya....
WANITA TUA
Itu adalah malaikat dan setan yang ada di dalam diri setiap orang, Mbak. Saya yakin Mbak ini aslinya adalah orang yang baik.
NIKITA
(Menatap wajahnya)
Hari ini saya memang berniat akan mengangkat dua orang anak yatim, dan kebetulan saya melihat Ibu. Jadi, saya putuskan untuk memberikan kebutuhan mereka sampai lulus SMA.
WANITA TUA
Allahu Akbar.
(Air matanya berlinang)
NIKITA
Bisa saya minta alamat rumah Ibu.
WANITA TUA
(Memandang takjub)
Mmm, Mbak ini siapa yaa?
NIKITA
Saya Nikita, Bu. Ibu punya nomor handphone?
WANITA TUA
(Menggeleng)
NIKITA
Oke.
(Mengeluarkan note dan pulpen dari dalam tas)
Silakan tulis tempat tinggal ibu di kertas ini. Saya akan cari waktu untuk datang.
WANITA TUA
(Menerima)
Saya enggak bisa baca tulis, Mbak.
NIKITA
Hari gini masih ada orang yang...
(Menghentikan ucapan dan menutup mulut)
VO – Dering ponsel
NIKITA
(Mengangkat panggilan Serbia)
Waalaikum salam
(Mendengar sejenak)
Hahaha, berubah pikiran kan lo.
NIKITA – CONT’D
Lagian... Emang lo mau kerja selamanya? Nanti gue doain, biar lo kerja di sana sampai umur 55 tahun. Mau gak lo?
NIKITA – CONT’D
Hahaha, ya udah, nanti gue sherlok.
ACT – Wanita tua memberikan kembali note dan pulpen.
NIKITA
Gini aja deh, Bu. Hmmm, hari terakhir di setiap bulan, ibu stay di sini seharian. Nanti saya akan datang ke sini.
WANITA TUA
Baik, Mbak.
NIKITA
Mungkin ini bisa jadi rejeki Ibu di hari ini
(Memberikan uang Rp.1.000.000)
WANITA TUA
(Terperangah dan menerima)
Terima kasih banyak, Mbak. Terima kasih.
(Seraya ingin memegang kedua tangan Nikita)
NIKITA
(Langsung melepaskan tangan)
Baik, Bu. Saya masih ada urusan lain.
WANITA TUA
Terima kasih, Mbak.
FADE OUT – Nikita bergegas naik mobil untuk menemui Serbia.
***