Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
14.FADE IN – INT. – SORE
Cast : Nikita, Sherly, Extras para pengunjung
Nikita sedang mencoba pijat refleksi kaki di dalam sebuah mall, sementara Sherly berdiri di dekatnya membawa belanjaan.
SFX – suara ponsel Nikita berbunyi satu pesan masuk
CU – satu pesan WA dari Serbia
(Assalammualaikum)
ACT – Nikita pun langsung menelepon.
CUT TO - INTERCUT - Nikita dan Serbia
NIKITA
Waalaikumsalam
(Bernada sangat hangat)
SERBIA
(Mengangkat ponselnya)
Nik... Maaf yaa, ganggu.
NIKITA
Gak papa, kalo lo yang ganggu mah, hehehe. Ada apa, Bi?
SERBIA
Hmmm, sebenarnya sih gue mau ngomong secara langsung.
NIKITA
Oh, fine. Lo bisa dateng ke mall Serpong gak? Gue lagi ada di sini.
SERBIA
Hmmm, gimana, yah?
NIKITA
Hahaha... Gini aja dehh, lo tunggu di rumah aja, biar nanti dijemput sama supir gue. Bawa suami dan anak lo aja, gak papa.
SERBIA
Ah, beneran gak papa, Nik?
NIKITA
Iya, bener.
SERBIA
Tapi, suami gue lagi kerja.
NIKITA
Ya udah, bawa aja anak lo.
SERBIA
Makasih banyak yaa, Nik.
NIKITA
Yah.
(Langsung mematikan ponsel)
CUT TO
Nikita memanggil Sherly
SHERLY
Iya, Bu.
NIKITA
Minta si Herman, supaya jemput temen gue yang kemarin.
SHERLY
Baik, Bu.
(Mengambil ponsel dan menghubungi Herman)
***
15.INT. – MALL – MALAM
Cast : Nikita, Serbia, Sherly, Yuna, Herman, Extras para pengunjung.
Nikita dan Sherly berbincang di restoran yang dekat dengan lokasi permainan anak-anak.
NIKITA
Sher. Jujur sama gue, lo udah pernah nungging di depan cowok lo, kan?
SHERLY
(Sangat terkejut, tapi juga sedikit tertawa)
Ibu, tolong jangan tanya hal itu.
NIKITA
Sama gue, lo masih anggap itu sebuah hal yang tabu?
SHERLY
Bukan gitu, Bu.
NIKITA
Terus kenapa, lo malu?
SHERLY
Iya, Bu.
(Sambil tertawa kecil)
NIKITA
Oke deh, gue anggap itu berarti, 'iya'.
SHERLY
Bu Nikiii...
(Menutup wajahnya sembari menggelengkan kepala dengan kedua tangannya)
CUT TO
Tak lama kemudian Herman datang bersama Serbia dan Yuna. Nikita menyambut mereka dengan berjongkok, berbicara pada Yuna. Herman dan Sherly terkejut melihat itu.
NIKITA
Hai, cantiik. Siapa nama kamu?
(Memegang kedua bahu Yuna, sementara Yuna heran karena merasa tidak kenal)
SERBIA
Una, Tante.
NIKITA
(Menengok pada Serbia)
Hmmm, maaf yaa, Tante nanya sama dede cantik ini, bukan sama ibunya.
SERBIA
Ohh.
(Tersenyum)
NIKITA
Siapa nama kamu?
(Dengan tatapnya yang khas)
YUNA
Una.
NIKITA
Una... yukk, kita makan di situ
(Menunjuk pada kursi restoran)
ACT
Mereka berlima pun makan.
NIKITA
Una, main di situ yaa, nanti diantar sama Om Herman dan Tante Sherly.
(Menunjuk pada lokasi permainan)
YUNA
Gajahh.
(Menunjuk sambil tersenyum)
SERBIA
Iya, sana gih, De. Gak papa, Umi tunggu di sini.
SHERLY
Ayu, Dek.
(Sherly dan Herman pun mengajaknya pergi)
NIKITA
Anak lo cantik, Bi, sama kayak mamanya.
SERBIA
Alhamdulillah.
NIKITA
Gimana? Apa yang mau lo omongin?
SERBIA
Sebelumnya, gue minta maaf sama lo yaa, Nik. Gue bingung harus ke mana lagi.
NIKITA
Ada masalah?
SERBIA
Hmmm. Gue mau pinjam uang, Nik
NIKITA
Ohh, gue kirain ada apaan. Cuma gitu doang?
SERBIA
Iya.
NIKITA
Nominal berapa?
SERBIA
Lima juta.
NIKITA
Oke, kirim nomor rekening lo via WhatsApp
SERBIA
Iya.
(Mengangguk dan mengambil ponsel)
NIKITA
(Memainkan ponsel)
Udah gue kirim yaa. Dan yang barusan gue kirim itu bukan hutang, tapi cuma transfer angka digital aja.
SERBIA
Maksudnya?
NIKITA
Gue ngasih lo lima juta. Lo gak perlu pinjem sama gue, Perempuan Serbia.
SERBIA
Yaa Allah, Alhamdulillah. Makasih banyak yaa, Nik.
NIKITA
Yupz, sama-sama.
NIKITA – CONT’D
Oh ya, suami lo kerja apa, Bi?
SERBIA
Hmmm, jadi sekurity
NIKITA
Tapi waktu gue lihat kemarin ganteng juga. Berarti GGS dong, ganteng-ganteng sekurity.
SERBIA
Hahaha.
NIKITA
Dari tadi lo ngelihatin dada gue terus? Lo nafsu sama gue atau lo lihat kalung ini?
(Menunjukkan bandul emas berbentuk salib di dadanya)
SERBIA
Iya, Nik. Mohon maaf yaa, gue penasaran
NIKITA
Lo mau nanya, apakah gue pindah agama, gitu?
SERBIA
(Mengangguk)
Iya, maaf.
NIKITA
Secara teknis, gue masih jadi muslimah kok, Bi. Tapi gue enggak tahu gimana Tuhan menilai diri gue. Kalung ini adalah pemberian dari mendiang suami gue sebelum meninggal.
SERBIA
Ohh, Yaa Allah.
NIKITA
Kecelakaan, bareng sama gue dan anak gue. Mungkin kalau anak gue selamat, dia udah bisa main bareng sama Una.
SERBIA
Innalilahi wa inna ilaihi rojiuun.
(Matanya memerah, hendak menangis)
NIKITA
Sepanjang hidup, gue krisis identitas, Bi. Apalagi setelah kejadian itu. Dibilang keluar dari Islam, gue juga enggak. Gue menjalani hidup seperti orang tanpa agama. Karena emang gue memilih untuk belum menjadi umat beragama.
SERBIA
Yaa Allah.
(Terkejut dan berucap pelan)
SERBIA – CONT’D
Tapi lo masih percaya adanya Tuhan, kan?
NIKITA
Masih lah. Gue bukan orang goblok yang gak punya iman, dan buta pada kesempurnaan ciptaan-Nya. Gue percaya banget, semua yang terjadi dalam hidup gue itu kehendak dan aturan Allah.
(Serbia pun memandang heran)
NIKITA – CONT’D
Udah lah, mungkin akan jadi perdebatan panjang antara gue sama lo kalau terus membahas hal ini. Yang pasti, semuanya udah terjadi dan gak akan kembali lagi. Gue juga gak mau membohongi diri sendiri! Karena banyak orang yang gak sadar kalo dirinya udah membohongi dirinya sendiri. Jadi, lebih baik kita bicara tentang keluarga lo.
NIKITA – CONT’D
(Mengatur napas)
Bokap nyokap lo gimana kabarnya, Bi? Masih pada sehat, kan?
SERBIA
Alhamdulillah.
LS – Nikita dan Serbia yang berbincang sambil mengemil.
FADE OUT – Herman dan Sherly mengajak Yuna bermain.
***