Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
51.INT. RUANG PENGADILAN -SIANG
MONTAGE TAHAPAN PERSIDANGAN SUROPATI DALAM KURUN WAKTU 3 BULAN :
Sidang 1 : Dakwaan oleh Jaksa penuntut umum dan Eksepsi (nota keberatan oleh penasihat hukum)
Sidang 2 : Tanggapan atas eksepsi oleh Jaksa penuntut umum- putusan sela - pemeriksaan alat bukti dan barang bukti
Hadir FRESSIA, 17 tahun dengan rekaman videonya.
CUT TO :
52.EXT.JALAN LUAR KOTA DI KALIMANTAN - MENJELANG MAGRIB
Fressia berada di jok belakang. KARTIKA, 45 tahun, ibu Fressia menyetir, di sebelah ibunya, KASTUBA - saudara kembar Fressia. Kartika dan Kastuba fokus pandangan ke jalan sambil bersama menyanyi lagu yang mengalun dari radio. Fressia mengabadikan momen hujan turun di antara jajaran pohon-pohon. Kameranya menangkap sosok Suropati yang sedang membopong Lingga keluar dari posisi supir. Untuk sesaat alis Fressia menaut heran, ingin mengatakan sesuatu pada Kartika, tapi urung ketika melihat keasyikan Kartika bernyanyi bersama Kastuba, ia kembali bersikap tak peduli, melanjutkan merekam momen hujan turun.
BACK TO :
51.INT.RUANG PENGADILAN -SIANG
Sidang 3 : Tuntutan oleh Jaksa penuntut umum
Sidang 4 : Pledoi (nota pembelaan)
Suropati dengan gerak tangan bahasa isyarat (yang diterjemahkan petugas pengadilan) : Saya salah, Bapak Hakim yang terhormat. Saya siap menerima hukuman.
CUT TO :
53.EXT.JALAN LUAR KOTA DI KALIMANTAN - MENJELANG MAGRIB
Suropati di posisi supir, menuju kota. Lingga terbaring pingsan di jok belakang, pada keningnya nampak jejak darah mengering. Bercak darah juga ada di kemejanya. Hujan semakin rapat. Pohon besar tumbang terlihat menghadang jalan. Suropati menghentikan mobil, ia tertegun. Suropati nampak berpikir. Di sudut kanan nampak ada sedikit celah. Dengan menarik kira-kira 2 meter ujung pohon meski butuh upaya, mobil bisa punya jalan untuk lewat. Suasana lengang, sunyi, hujan rapat di antara pepohonan nan tinggi, gelap di sekitar, cahaya hanya berasal dari lampu mobil dan kilat yang menyambar beberapa kali. Suropati membutuhkan paling tidak satu orang lelaki dewasa untuk membantunya. Ia mengambil ponsel. Nampak WA Karna. Baru ia akan menekan tombol-tombol pesan, ia melihat Lingga yang terbaring lemah tak berdaya dari kaca spion. Sorot mata mata Suropati yang lembut berangsur menggelap oleh kemarahan, sakit hati, dan rasa frustasi, teringat kata-kata kasar penuh penghinaan dari Lingga. Suropati batal menghubungi Karna, sorot matanya menunjukkan kilat sebuah rencana nekad, ia balik arah menuju jalan pondoknya yang tadi terlewat.
54.INT. RUANG PENGADILAN- SIANG
Sidang 5 : Pembacaan berkas putusan oleh Hakim.
SFX : Ketukan palu hakim
Ibu Asih pingsan. Yoni, Cemara, Daun, Bu Rodiah menangis tertahan.
55.EXT. HALAMAN PENGADILAN -SIANG
Suropati yang berjalan menuju mobil tahanan.
Suropati berhenti. Suropati menelan ludah. Tercenung sejenak. Lalu melangkah tanpa menoleh pada Yoni.
Anjani berlari dari mobil Yoni. Cemara berusaha mengejarnya.
Anjani memeluk Suropati dari belakang. Suropati membalikkan badan. Bersimpuh. Suropati dengan gerak tangan bahasa isyarat : Anjani jangan nangis. Anjani kan anak hebat. Tolong jaga Mama dan Mbah Bintarti, ya. Maafkan Papa Suro bikin Anjani dan Mama sedih. Anjani mengangguk-angguk. Air mata mengalir di pipinya.
Bola mata Suropati berkaca-kaca. Suropati mencium kening Anjani. Suropati berdiri, kembali melangkah. Dua Petugas Lapas berperawakan gempal mengawal Suropati masuk mobil tahanan.
Yoni membawa Anjani dalam pelukkannya. Mereka berdua menangis sambil berpelukan. Semua yang ada di sana tak mampu menahan haru. Lingga tercenung. Dengan langkah gontai berjalan menuju parkiran mobilnya.
56.INT.RUMAH YONI - SORE
Yoni sedang menyikat lantai kamar mandi.
Yoni membalikkan tubuh melihat Anjani mengibas-ngibaskan amplop coklat ukuran 1/2 folio. Yoni mengeryitkan dahi tak bisa menebak siapa yang mengiriminya surat, tapi ia mengangguk.
57.INT. KAMAR YONI - MALAM
Anjani sedang tidur-tiduran di ranjang sambil membaca komik. Yoni mengamati amplop yang diterimanya. Nama dan alamat penerima diketik rapi, tidak ada identitas pengirim, tapi lalu Yoni tertegun. Ia melihat pada Anjani, lalu naik ke ranjang.
Anjani mengamati Yoni sejenak. Lalu ia mengangguk. Sambil membawa komiknya, Anjani melangkah ke luar kamar. Yoni meraih amplop. Membukanya. Menemukan selembar kertas putih. Yoni membaca lantas tercenung. Ia mengunci kamar. Mematikan lampu utama. Menyalakan lampu tidur. Yoni meraih ponselnya dan selembar kertas putih itu. Yoni mendengarkan lagu melo favoritnya dari ponselnya lalu tidur meringkuk, raut wajahnya duka.
SFX : Bunyi Pesan WA masuk
Yoni melihat layar ponsel. Nama pengirim : Yasmin. Yoni membaca isi pesan : Cepat urus perceraianmu. Mas Santoso maafin kamu. Dia mau kalian taaruf lagi. Yoni menghela napas. Ia kembali tidur meringkuk.
SFX : Ponsel berdering.
Nama dan wajah Yasmin di layar ponsel Yoni. Yoni memilih mode 'sedang di pesawat' pada ponselnya. Yoni membaca tulisan di lembar putih. Ia lalu kembali meringkuk semakin dalam seperti fetus di rahim ibu sambil mendengarkan lagu di ponselnya.
CUT TO :
39.EXT.HALAMAN BELAKANG RUMAH YONI -SIANG
Ketika hujan deras di balik jemuran sprei yang belum diangkat Suropati mencium kening Yoni. Lantas di telapak tangan kanan Yoni, Suropati menulis kata I Love You. Dan Yoni balas menulis di telapak tangan kanan Suropati kata Me too. Mereka tersenyum, kembali berpelukan erat.
BACK TO :
57.INT.RUMAH YONI - MALAM
Kertas surat tergelak di samping Yoni. Tulisan tangan Suropati pada lembar kertas putih : Maaf, sungguh aku tak bermaksud jatuh cinta padamu-- Suropati. Lagu dari ponsel mengalun pilu. Air mata mengalir di pipi Yoni, matanya terpejam.