Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Maaf, Sungguh Aku Tak Bermaksud Jatuh Cinta Padamu
Suka
Favorit
Bagikan
16. Kau dan Aku


43.EXT.KEBUN RANDU TEA BAR - PAGI

SUPER : SEBULAN KEMUDIAN

Kebun Randu, Tea Bar yang indah dihias untuk garden party. Daun sedang merapikan cempolnya. Lantas merapikan dasi yang dipakai Randu. Ery dan Parjono juga berpenampilan rapi, mereka memakai celana kain dengan kemeja batik.

 

RANDU
(pada Ery)
MC-nya sudah datang?
ERY
Siap, Mas.
DAUN
(pada Randu)
Yowis, Mas. Ayo kita mulai.


44.EXT.KEBUN RANDU TEA BAR -PAGI

Yoni dengan kebaya putih yang sedehana namun anggun berjalan menggandeng Anjani menuju podium akad nikah. Tamu yang datang melihat dengan wajah bahagia. Ibu Asih, Bu Rodiah, Cemara, dan Bintarti duduk di sisi kanan.

Randu, Daun, dan Ery, duduk di baris kedua sisi kiri di belakang jajaran kursi kosong yang seharusnya ditempati keluarga Yoni. Parjono bergerak di depan Yoni dan Anjani mengabadikan momen akad nikah dengan mini camera video. Wajah Suropati sumringah meski juga terlihat gugup.

Penghulu menanti dengan wajah bijaksana. Sampai di podium akad nikah Anjani berdiri di sisi Suropati, ia membawa kotak cincin. Pak Badu menjadi saksi untuk Suropati. Dan Pak Kardiman menjadi saksi untuk Yoni. Karna berdiri di samping Anjani, ia memegang mike bertugas sebagai penerjemah bahasa isyarat bagi Suropati.

Yoni dan Suropati duduk berdampingan. Raut wajah Yoni terlihat bahagia juga terharu. Bola matanya bertemu dengan tatapan melamun Bintarti yang berdandan anggun.


CUT TO :


45.INT- RUMAH YONI- MALAM

Yoni di kamar Bintarti. Memijat kaki Bintarti yang tengah lelap.


YONI
Ibu, saya minta ijin menikah dengan Aa’. Maaf saya....tidak bisa kembali bersama Mas Lingga.
YONI
Maafkan saya, Bu. Maafkan saya.


Air mata mengalir di pipi Yoni. Ia terinsak tertahan. Tiba-tiba Bintarti bangkit. Ia menatap tajam sejenak pada Yoni. Kemudian meraih wajah Yoni, mencium keningnya. Lantas Bintarti kembali tidur.


BACK TO :

44.EXT.KEBUN RANDU TEA BAR - PAGI

PENGHULU
Jadi saudari Yoni, Anda memakai wali hakim? Dan ini surat persetujuan dari ayah Anda ke wali hakim?
YONI
(sedih) Iya, Pak.


Yoni memandang nanar jajaran kursi kosong untuk keluarganya. 

CUT TO :


46.INT-RUMAH AYAH YONI- SIANG

Yumawira yang duduk di kursi roda menandatangani surat persetujuan wali hakim dengan wajah cemberut. Ia lantas menatap tajam pada Yoni dan Suropati. Raut wajahnya menyiratkan keterpaksaanya menyetujui pernikahan Yoni dan Suropati. Yasti hanya merunduk menghindari tatapan Yoni yang meminta dukungan batin. Yasmin hendak protes. Tapi Yumawira menyuruhnya diam.


BACK TO :

44.EXT.KEBUN RANDU TEA BAR - PAGI

Suropati dengan gerak tangan bahasa isyarat mengucapkan ijab kabul dengan bantuan Karna menerjemahkannya.


PENGHULU
(pada para tamu)
Sah?
PARA TAMU
(serempak bersemangat) Sah!
PENGHULU
Sekarang silahkan tanda-tangani berkas.


Suropati baru selesai menanda-tangani berkas, sementara Yoni baru akan menandatangani berkas namun terhenti. Sejumlah polisi berseragam masuk. Bisma yang memimpinnya.


BISMA
(suara kalut, bergetar menahan emosi)
Bapak Suropati, Anda ditangkap atas tuduhan penculikan Bapak Lingga.


Yoni dan semua orang tertegun. Yoni menatap Suropati tak percaya. Suropati menarik napas sejenak. Ia lalu berdiri tanpa menatap Yoni. Menyerahkan kedua tangannya untuk diborgol. Suropati pergi bersama para polisi. Yoni dan Ibu Asih pingsan. Anjani berlari berusaha menghentikan langkah Suropati. Bintarti menangis histeris.

Daun dan Randu gegas menolong Yoni. Bu Rodiah memeluk Ibu Asih yang lunglai. Airmata mengalir di pipinya. Cemara menenangkan Bintarti. Ery merengkuh Anjani yang tak mau melepaskan Suropati. Parjono yang bertugas mengabadikan acara akad nikah, mematikan camera video. Ia duduk terhenyak. Pak Badu, Pak Kardiman, Penghulu, dan Wali Hakim saling pandang tak mampu berkata-kata. Karna yang mengepalkan tangan marah. Ia menatap tajam Bisma. Bisma tegap berjalan, pandangan lurus ke depan berusaha mengabaikan tatapan tajam Karna.


FADE TO BLACK







 








Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar